Lanjutan If I Met You First...
- Jessica adalah seorang sarjana sejarah dan harus bekerja di museum New York di bulan Desember dimana semua orang antusias dengan natal. Kedatangan Nick yang seorang pemilik restauran halal untuk menumpang di museum karena lebatnya salju, membuat keduanya menghabiskan malam itu sambil melihat-lihat museum. Hingga Jessica harus mencari artifak yang hilang dan Nick membantunya. Lama-lama keduanya pun jatuh cinta.
- Joy bekerja sebagai konsultan finance ketika hendak ke Washington DC, terjebak dengan salju dan terpaksa tinggal di kota kecil bernama Crystal Valley. Disana joy bertemu dengan Ben, seorang pemilik rumah sakit kecil dan juga toko roti di kota itu. Joy yang tidak bisa kemana-mana, mau tidak mau membantu Ben membuat cookies untuk Natal. Ben pun semakin tertarik dengan Joy tapi saat gadis itu harus kembali ke Washington DC, Ben bisa melihat bahwa dirinya tidak pantas dengan gadis kota yang kaya raya seperti Joy.
7th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bintang Di Tempat Berbeda
National Historic Museum Manhattan New York, 23 Desember
Nick kembali ke dalam museum sambil mengibaskan salju yang mengenai dirinya sementara Maurice mulai membuat kopi panas untuk mereka bertiga. Nick sendiri sudah menghubungi anak buahnya untuk libur hingga tanggal 27 Desember karena salju dan mereka akan merayakan natal. Rumah makan dan food truck Nick memang jarang libur hingga sudah waktunya dirinya untuk memberikan liburan kepada pegawainya.
"Saljunya masih parah, Nick?" tanya Maurice saat melihat Nick masuk.
"Lumayan parah ... Mungkin sampai malam natal akan semakin deras," jawab Nick. "Dimana Jess?"
"Menuju gudang. Dia mencari bintang Bethlehem milik Miranda Cogsworth."
"Dimana gudangnya?" tanya Nick.
"Kamu lurus sampai bertemu lift khusus karyawan sebelah kanan lalu kamu masuk ke dalam lift dan pencet lantai G," jawab Maurice. "Oh, pakai id cardku karena lift itu memang khusus karyawan. Kamu tahu sendiri kan gudang itu isinya apa?"
"Thanks Mau." Nick menerima id card Maurice lalu berjalan menuju lift dan memencet tombol G. Lift itu pun terbuka dan Nick bisa melihat sebuah gudang cukup luas dan penuh dengan kotak-kotak kayu, lemari besar-besar dengan berbagai barang disana.
"Jess !" panggil Nick.
"Sebelah sini !" jawab Jessica. "Dekat lemari keempat !"
Nick menghitung lemari yang dimaksud dan melihat Jessica sedang membuka kardus - kardus disana. Nick salut dengan keberanian Jessica berada di dalam gudang yang menurutnya... Agak horor!
"Kamu cari apa? Bintang Bethlehem?" tanya Nick.
"Iya. Kalau memang ada disini, seharusnya ada disini kan?" jawab Jessica dengan wajah serius.
"Apakah semua barang-barang disini terinventaris dengan baik?" Nick melihat sekelilingnya.
"Selama aku bekerja disini, so far memang iya ... Tapi sekarang aku sendiri tidak yakin." Mata coklat Jessica menatap mata biru Nick. "Apa menurutmu ada pegawai yang mengambil bintang itu?"
"Bagaimana dengan dua Minggu lalu. Apakah kamu kerja disini?" tanya Nick.
"Dua Minggu lalu ...." Jessica mengambil ponselnya dan mulai memeriksa jadwalnya. "Aku pas libur."
"Kita cek daftar pegawai yang masuk saat itu dan kita periksa CCTV. Bagaimana?" usul Nick. "Toh, museum kan tutup juga karena saljunya semakin lebat. Jadi kita nganggur disini."
Jessica menatap Nick. "Kamu sengaja mendamparkan diri disini Nick?"
"Well, salju begini, mobilku beku, siapa juga yang mau beli makanan di food truck aku? Jadi kita berubah menjadi detektif?" senyum Nick. "Sherlock Holmes dan Dokter Watson? Rick Hunter dan Dee Dee McCall?"
Jessica tertawa. "Seriously, Nick ! Itu film jadul!"
"Yang diputar ulang lagi di channel classic tv series. Lagipula, cerita mereka juga bagus," jawab Nick dengan nada tidak bersalah.
"Kamu umur berapa Nick?" tanya Jessica.
"29 tahun."
"Selain kamu punya usaha food truck dan ada keturunan Indonesia seperti diriku, apa pekerjaan kamu sebelumnya?" tanya Jessica sambil berusaha mencari bahan pembicaraan.
"Aku mantan tentara seperti ayahku."
Mata coklat Jessica terbelalak. "Benarkah?"
Nick mengangguk. "Hingga aku berusia 25 tahun. Aku memutuskan mundur dari dunia militer, padahal aku adalah sniper."
"Kenapa kamu berhenti?" tanya Jessica.
"Karena aku menembak wanita saat ditugaskan ke daerah konflik. Aku sebenarnya ...." Nick menghela nafas panjang. "Aku tidak mau membunuh seorang wanita tapi memang harus aku lakukan karena dia hendak melakukan b*m bunuh diri di kedutaan Amerika."
Jessica menatap sedih ke arah Nick yang mengusap wajahnya. "I'm so sorry, Nick."
"Itu sudah empat tahun lalu tapi rasanya baru kemarin."
Jessica berjalan dan memegang tangan Nick. "Kamu melakukan apa yang harus kamu lakukan."
"Aku tahu tapi tetap saja ...."
Jessica mengangguk pelan. "Lalu kamu pindah ke sekolah culinary?"
"Yes. Memasak itu seperti healing bagiku. Aku bisa mencurahkan semua perasaanku dan gara-gara itu juga aku menjadi mualaf." Nick tersenyum ke arah Jessica.
"Bagaimana bisa?"
"Well, panjang ceritanya."
Jessica melepaskan pegangan tangannya. "Kita punya banyak waktu sambil mencari bintang Bethlehem, kamu bercerita."
***
Crystal Valley
Joy manyun karena dia harus menguleni adonan kue yang sudah mengembang. Dirinya bisa memasak tapi tidak membuat kue atau roti! Gadis itu lebih suka disuruh membuat masakan Italia ataupun British sekalipun dibandingkan membuat roti !
"Jangan cemberut kalau menguleni adonan. Apa kamu tahu, semua perasaan kita akan tersalurkan dalam adonan dan masakan kita. Tahu kan kenapa masakan ibu kita selalu terasa enak? Ya karena para ibu selalu membuatnya penuh cinta untuk anak-anaknya," ucap Ben yang tahu wajah kesal Joy dan entah mengapa pria itu merasa gadis kaya ini tampak menggemaskan.
"Aku tidak suka membuat roti !"
"Aku tahu."
"Kalau sudah tahu, harusnya kamu menolak dong Ben !" sungut Joy sembari mengambil cetakan bintang untuk membuat kue-kue bentuk bintang.
"Kamu mau melawan emak-emak? FYI, emak-emak itu selalu benar. Kalau kamu melawan dengan adu argumentasi, kamu akan kalah perbendaharaan kata, Joy."
Joy menyipitkan matanya, kesal karena Ben selalu punya jawaban.
"Nih, kue bintang-bintang kamu !" Joy memberikan nampan berisikan kue berbentuk bintang ke Ben untuk dipanggang ke oven.
"Terima kasih Joy," senyum Ben manis.
"Aku buat apa lagi? Please, jangan buat adonan roti !" pinta Joy.
Ben hanya nyengir. "Sayangnya, Joy, kamu harus membuat adonan roti untuk lomba," ucapnya sambil memasukkan nampan ke oven.
Joy mengambil whisk dan mulai memasangnya di mixer.
Joy O'Grady
"Kamu hutang banyak, Ben Andrews!" omel Joy.
"Akan aku bayar usai acara Natal," jawab Ben takzim.
***
Joy melihat kue bintang yang sudah matang dan tinggal dihias. Harumnya menyeruak di dapur toko kue milik Ben.
"Tampaknya enak...."
"Makan saja Joy. Nanti kamu akan tahu betapa membuat kue itu menyenangkan," senyum Ben.
Joy menghias kue dengan icing bewarna yang sudah dimasukkan ke plastik bentuk segitiga yang ujungnya digunting dan diberikan berbagai model hiasan. Icing merupakan bahan untuk menutup kue yang berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi. Icing dapat digunakan sebagai hiasan pada kue kering maupun pada tart. Icing yang digunakan dapat juga berfungsi sebagai permen yang dapat diberi berbagai bahan rasa dan aroma.
Ben memperhatikan bagaimana Joy tampak serius menghias kuenya dan sangat persisi. Pria itu tidak heran karena tahu Joy di bagian keuangan yang sudah pasti sangat teliti.
"Tidak jelek," senyum Joy saat melihat hasilnya.
"Lumayan buat seorang pemula yang tidak suka membuat kue dan roti," senyum Ben. "Bagaimana? Seru kan?"
Joy menatap Ben judes. "Ini juga karena terpaksa, Ben !"
Ben tertawa kecil. "Yakin deh, kamu akan suka membuat roti dan kue nanti."
"Aku rasa tidak, Ben Andrews."
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️
tinggal Ben nih yang belum dites....
harusnya yang ngetes om eagle ato fesya ya
warisan budaya Indonesia yang sarat makna dan filosofi hanya senjata
monggo persiapkan dan tunjukan kemampuan tembak menembak nya....