NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:736
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan belas

Acara malam ini tidak terlalu padat,hanya ada acara ujuk bakat yang di sertai ali unggun yang sudah di buat sedemikian rupa si tengah lapangan.Semua orang tengah berkumpul di sekeliling api unggun sambil menonton acara unjuk bakat.

Fanya yang baru saja keluar dari tenda setelah membantu membagikan makanan dan minuman hangat pun segera menuju lapangan untuk ikut bergabung dengan yang lain.Al yang melihatnya langsung melambaikan tangan ke arahnya dan menyuruhnya untuk duduk di sebelah laki-laki itu.Al duduk di barisan paling belakang,jadi ia dengan mudah duduk di sebelah laki-laki itu.

"Udah selesai bagiin makanannya?" tanya Al.

Fanya mengangguk sebagai jawaban.

"Masih ada sisa?"

"Ada,banyak malah sisanya,"ujar Fanya memeluk kakinya sendiri.Fanya baru merasakan udara yang cukup dingin di sana,bahkan jaket yang ia kenakan malam ini seperti tidak berfungsi di tubuhnya.

"Oh."

Fanya mengangguk,ia mengalihkan perhatiannya ke arah temannya yang sedang bermain gitar di depan sana.Bertepatan dengan itu pandangannya mengarah ke perkemahan sekolah Baskara,dari kejauhan ia bisa melihat Baskara diantara kumpulan orang di sana.Fanya sebal sendiri,kenapa bisa-bisanya dia menemukan Baskara,diantara banyaknya orang di sana.Apa mungkin ia terlalu mengenal Baskara,sehingga postur tubuhnya saja bisa ia ketahui walaupun dari jarak pandang yang cukup jauh.

"Lo kedinginan?"tanya Al melihat Fanya yang sedari tadi menggosokkan kedua tangannya.

"Lumayan dingin,"ujar Fanya.

Al melepaskan jaketnya dan menyampaikan jaket itu ke pundaknya.

"Eh,gak usah.Al," ucap Fanya sambil mencoba untuk membuka jaket yang di berikan Al.Tapi Al menahan pergerakan tangannya.

"Pake aja,gue tadi abis minum yang anget-anget,jadi badan gue gak kerasa dingin.Liat nih kening gue aja sampai keringetan,"ujar Al sembari mendekatkan wajahnya ke arah Fanya dan menunjukkan keningnya.

Fanya terkekeh."Iya, percaya deh gue.Makasih ya.Nanti kalau Lo ngerasa dingin lagi bilang,biar jaketnya Lo pake,"ucap Fanya.

Al mengangguk sebagai jawabannya.Keduanya kini menatap ke arah depan dan fokus melihat penampilan teman-temannya yang sedang unjuk diri.Tak lama ia mendengar seseorang memanggil Al.

"Al, gue denger Lo bawa senter cadangan ya?" tanya seorang laki-laki yang tidak ia kenal.Mungkin itu temannya Al.

"Iya, kebetulan gue juga bawa stok lampu.Kenapa?" tanya Al.

"Gue pinjem lampu atau senter cadangan Lo ya.Kamar mandi buat cewe lampunya agak redup, jaga-jaga takut nanti lampunya mati,"ujar laki-laki itu.

"Oh,yaudah gue ambil di tenda dulu."

Al kemudian bangkit dan berjalan menuju tendanya untuk mengambil cadangan lampu dan senter.Tak lama Al kembali keluar dengan tangan kosong.

"Duh,gue lupa tas yang ada lampunya ketinggalan di truk.Gue ambil dulu deh ke sana,"ujar Al pada temannya.

"Oh yaudah,nanti kalau udah ada tolong simpen di tenda paling ujung ya. Makasih."

Orang itu pergi dengan langkah tergesa.Al menepuk bahunya dan berkata jika dia akan pergi ke truk sebentar untuk mengambil cadangan lampu dan santer di sana.

Fanya mendengar itu langsung berdiri."Gue ikut Lo ya ke sana,"ujar Fanya.

"Eh? Mau ngapain? Udah aja si sini,lagian gue cuma sebentar,"ujar Al.

"Gue gak ada temen, Kalista gak ikut kemah kan. Sekalian ngangetin badan, kalau cuma duduk gini berasa banget dinginnya,"ujar Fanya.

Akhirnya Al memperbolehkannya untuk ikut.Fanya jalan bersisian dengan Al menuju mobil truk yang di gunakan mereka menuju ke bumi perkemahan.Jarak antara tenda dan truk sekitar 200 meter dan jalanan menuju sama cukup gelap. Beruntung masing-masing dari mereka membawa senter.

Setelah Al mengambil lampu dan dan santer kami kembali berjalan menuju tenda.Tanpa ia sadari jalan menuju truk melewati area perkemahan Baskara.Saat akan melewati tenda sekolah Baskara,ia berpapasan dengan orang yang selama ini mengganggu pikirannya.Ya Baskara,tapi dia tidak sendirian,di sampingnya ada seorang gadis yang sepertinya ia pernah melihatnya.Jika tidak salah ingat dia adalah Raisa,gadis yang dulu pernah Sagita bicarakan dan mereka pernah bertemu di Festival musik.Tak sengaja ia melihat ke arah tangan gadis itu, itu kan sarung tangan Baskara.

Fanya sedikit memalingkan wajahnya, bohong jika ia tidak merasa sakit melihatnya.

Al melirik Fanya yang masih diam seribu bahasa,lalu laki-laki itu menyapa Baskara dan gadis di sampingnya.

"Eh, Baskara. Lo kemah di sini juga?"tanya Al.

Fanya kembali melirik ke arah Baskara dan ia melihat laki-laki itu sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Iya kak."

Bukan Baskara yang menjawab melainkan gadis di sampingnya.

Al tersenyum tipis."Kalian mau pada kemana?" tanya Al lagi.

"Ke toilet,kak,"jawab gadis itu lagi.

Fanya menoleh ke arah Raisa. Toilet?buat apa mereka ke toilet berdua?

"Kenapa ke toilet sama Baskara? Kamu kan bisa minta anterin ke temen perempuan kamu,"ujar Al.

"Teman-teman aku gada yang berani kak,makanya aku minta antar Baskara,"ujar gadis itu.

Fanya mendelik ke arah gadis itu. Cih,alasan!! Pikirnya.

Al mengangguk sambil tersenyum ke arah Baskara dan Raisa, kemudian ia menarik tangannya untuk kembali berjalan menuju tenda.

____

Fanya termenung sendiri,ia tidak bisa membohongi dirinya jika ia merindukan Baskara.Rasanya begitu menyiksa,ketika kita rindu pada seseorang dan orang itu berada di sekitar kita.Namun sayangnya rasa rindu itu tidak bisa diungkapkan langsung pada orangnya.

Sejak bertemu dengan Baskara semalam,ia selalu memperhatikan ke arah tenda laki-laki itu,ia selalu saja melihat Raisa dekat-dekat dengan Baskara.Dimana ada Baskara,di sana ada Raisa.

Sejak bertemu dengan Baskara juga ia jadi sulit untuk berkonsentrasi.Beberapa kali ia terkena tegur karena melakukan sesuatu tidak suai instruksi.Al yang memang selalu bersama berkali-kali bertanya,apakah dia baik-baik saja.Dia selalu menjawab dengan anggukan, walaupun pada kenyataannya ia tidak baik-baik saja.Lebih tepatnya hatinya yang tidak baik-baik saja.

Malam ini lagi-lagi ia tidak berkonsentrasi karena tak sengaja melihat Baskara berduaan dengan Raisa lagi.Akibatnya ia terjatuh karena terperosok ke lubang yang berada di dekat toilet.Rasanya kali ya sakit dan dirinya juga malu,saat itu juga semua perhatian tertuju padanya dan beberapa orang berlari ke arahnya untuk membantunya ke tenda petugas kesehatan untuk diobati.

Setelah di periksa oleh petugas kesehatan,kakinya terlilit dan ada beberapa memar di sekitar kakinya.Selaim itu telapak tangannya juga tergores akibat menahan tubuhnya yang terjatuh.

Ketika ia sedang diobati,tenda terbuka dan tampaklah Al dengan wajah yang terlihat khawatir.

"Gue dengar dari Panca kalau Lo jatuh.Lo gak apa-apa kan?"tanya Al sambil masuk ke dalam tenda.

"Gak apa-apa,Al.Kaki gue cuma kekilir, tadi gue jatuh karena ceroboh.Gue gak merhatiin kalau ada jalan yang berlubang,"ujar Fanya sembari memamerkan deretan giginya.

"Duh! Makanya hati-hati,"ujar Al sembari menyentil pelan dahinya.

"Gak ada luka yang lain kan?" tanya Al lagi.

Fanya menunjukkan telapak tangannya yang sudah di bersihkan."Cuma kegores doang,"ujar Fanya lagi-lagi menunjukkan deretan giginya.

Al menghela napasnya. Al sedikit meringis kemudian ia mengambil tangan Kayla yang tergores itu lalu meniupnya seakan memberi mantra agar cepat sembuh.

"Tenang aja Al,selain ini sih gak ada luka lagi. Cuma ini kakinya yang ke kilir harus langsung diurut,karena kalau di biarin takutnya jadi bengkak,"ujar Nayla, pengurus kesehatan.

Al berpikir sebentar lalu wajahnya berbinar seperti menemukan sesuatu yang menarik.

"Lo tunggu di sini sebentar ya,"ujar laki-laki itu lalu keluar dari tenda.

Fanya menatap bingung ke arah Al.Ia meringis ketika merasakan telapak tangannya terasa begitu perih,ia memalingkan wajahnya, ternyata Nayla sedang mengoleskan salep di lukanya.Fanya mengigit bibirnya seraya menahan perih sampai akhirnya Nayla membungkus lukanya dengan perban.

Tak lama,Al kembali dengan seorang laki-laki yang semalam meminjam lampu dan senter pada Al.

"Fanya,ini Fajar.Dia bisa bantu ngurut kaki Lo,"ucap Al sembari menunjuk laki-laki di sampingnya.

Fanya menatap tak percaya ke arah Fajar.

Menyadari tatapan Fanya, Al kemudian berkata lagi."Tenang,Nya.Gue serius kalau Fajar bisa urut kaki Lo.Kebetulan dia satu tim futsal sama gue.Waktu itu temen gue ada yang kekilir juga,gak lama setelah diurut sama dia kakinya langsung sembuh,"ujar Al sembari menepuk punggung Fajar.

"Wah,kalau gitu gue minta tolong ya,"ucap Fanya pada laki-laki bernama Fajar itu.

"Sip,"jawab Fajar.

Fajar berjongkok di depannya,kemudian dia melipat celana panjang yang ia kenakan sampai sebetis.Dia lalu mulai memeriksa kakinya.

"Ini mah gak parah,paling lama tiga hari juga udah sembuh.Cuma pas gue urut pasti akan sedikit sakit,Lo gak apa-apa?"tanya Fajar padanya.

"Yaudah,gak apa-apa yang penting kaki gue sembuh."

Fajar mengangguk lalu menyuruhnya untuk duduk dibawah dan bersandar di kursi yang sedang la gunakan sekarang. Al Ikut duduk di sebelahnya dan memegang tangannya yg tidak terluka. Fajar memberi aba-aba jika dia akan mulai mengurut. Fanya meremas tangan Al untuk menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan ketika Fajar mengurutnya. Fanya menjerit tertahan ketika Fajar kembali mengurut kakinya.

Fanya menghela napas lega ketika Fajar mengatakan jika telah selesai. Fajar lalu meminta bebat pada Nayla guna mempertahan kakinya agar kembali seperti semula.

Meskipun la masih bisa bejalan perlahan. Tapi Fajar berkata jika dirinya tidak boleh terlalu banyak menggerakkan kakinya supaya mempercepat proses penyembuhan. Setelah Fanya mengucapkan terimakasih, Fajar keluar meninggalkan tenda.

Tak lama Haris masuk ke tenda dan memberitahu mereka jika mereka harus berkumpul di lapangan. Kemudian mereka semua keluar tenda. Harus langsung mengambil kursi dan meletakkannya di samping lapangan.

Dengan sigap Al membimbingnya menuju kursi yang sudah di siapkan oleh Haris. Fanya menatap ke arah perkumpulan teman-temannya yang sedang melangsungkan acara, disampingnya Al berdiri sembari memantau acara yang sedang berlangsung.

Dari posisinya sekarang lagi-lagi Fanya melihat Baskara, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain agar la tidak melihat baskara lagi. Jika mengikuti kata hatinya la ingin segera berlari menghampiri Baskara dan memeluk tubuh laki-laki itu. Tapi la tak bisa, urusannya dan Sagita belum selesai. Fanya tidak mau menambah masalah sedangkan masalah ini juga masih belum selesai.

"lo gak apa-apa?" tanya Al padanya.

"Mau bilang gak apa-apa juga, Pada kenyataannya gue gak baik-baik aja,"ucap Fanya lirih.

Al menoleh ke arahnya dan menatapnya. Tangan Al terulur untuk mengusap bahunya.

"Karena Baskara?" tanya Al.

Fanya mengangguk, ia tidak mau membohongi dirinya sendiri."Gue kira beberapa hari gak ketemu Baskara akan buat gue ngerasa baik-baik aja saat bertemu dia lagi. Kenyataannya sama aja" ucap Fanya.

"Kalau kangen samperin lah. Mumpung dia ada di sini dan sagita juga gak akan liat lihat."

Fanya mendelik ke arah Al. Ide yang bagus, tapi rasanya ia tidak bisa melakukannya karena la pasti merasa bersalah.

"Lo kan tahu gak semudah Itu,"ucap Fanya.

"Sagita?"

Fanya mengangguk. "Masalah gue dan Sagita belum selesai. Sagita Itu sahabat gue dari kecil dan gue gak bisa liat dia marah terlalu lama sama gue."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!