NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Setelah seharian penuh bermain di taman, Julian meminta Kenzo dan Kinanti untuk bersiap kembali ke rumah. Kenzo, yang tampak puas dan gembira, mengangguk patuh. Kinanti segera mengemasi perlengkapan piknik mereka, memastikan tidak ada yang tertinggal. Julian membantu dengan mengawasi Kenzo, memastikan anak itu tidak kelelahan setelah seharian beraktivitas.

Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil terasa hangat. Kenzo, yang duduk di antara Julian dan Kinanti, berceloteh dengan penuh semangat. "Daddy, aku sangat senang hari ini! Aku suka bermain di taman bersama Daddy dan Mama Kinanti!"

Julian tersenyum lembut mendengar celoteh anaknya. Ia mengelus kepala Kenzo dengan penuh kasih sayang. "Daddy juga senang, Kenzo. Asalkan kamu bahagia, Daddy juga bahagia."

Kinanti yang duduk di samping mereka, tersenyum melihat interaksi hangat antara ayah dan anak itu. Ia merasakan kebahagiaan yang sederhana namun mendalam, hanya dengan melihat Kenzo yang begitu ceria. "Aku senang kamu menikmati harimu, Sayang." Ujar Kinanti dengan lembut.

Setibanya di rumah keluarga Julian, Bi Inah menyambut mereka di pintu. "Selamat datang kembali. Apakah Tuan muda Kenzo lapar?" Tanya Bi Inah dengan senyum ramah.

Kenzo yang memang sudah merasa lapar, dengan cepat menjawab, "Iya, aku sangat lapar Bibi! Aku ingin makan!"

Tidak lama kemudian, Marta dan Adam keluar dari ruang keluarga, tertarik mendengar suara riang cucu mereka. Kenzo segera berlari ke arah mereka, menceritakan semua keseruan yang dialaminya di taman. "Nenek, Kakek, tadi di taman aku bermain dengan banyak anak-anak! Aku juga bertemu dengan seorang teman baru!" Ceritanya dengan antusias.

Marta tersenyum bahagia melihat cucunya yang begitu gembira. Ia merasakan kehangatan di hatinya, melihat betapa cerianya Kenzo. Namun, pandangannya tertuju pada Kinanti yang berdiri di dekat mereka dengan kepala tertunduk. Ada sesuatu dalam tatapan Kinanti yang sulit diartikan, seolah ada beban yang tengah ia pikul.

Julian, yang menyadari hal itu, segera mengambil alih perhatian. "Kinanti, tolong mandikan Kenzo. Dia pasti lelah dan perlu beristirahat setelah ini."

Kinanti mengangguk patuh. "Baik, Tuan Julian." Ia menggandeng tangan Kenzo, membawanya ke kamar mandi. Di sana, ia dengan sabar memandikan Kenzo, memastikan anak itu merasa nyaman dan bersih sebelum makan malam.

Sementara itu, Bi Inah menuju dapur untuk menyiapkan makanan bagi mereka. Ia ingin memastikan Kenzo mendapat makanan yang bergizi setelah seharian bermain.

Ketika Julian hendak beranjak ke kamarnya, Marta tiba-tiba menghentikannya. "Julian, tunggu sebentar. Aku ingin bicara."

Julian berhenti dan menoleh ke arah ibunya. "Ada apa, Ma?"

Marta mendekat, suaranya lembut namun penuh harap. "Julian, kapan kamu berencana untuk menikah lagi? Kenzo masih membutuhkan sosok ibu dalam hidupnya. Aku hanya ingin melihatmu bahagia dan memiliki keluarga yang lengkap."

Julian mendengar pertanyaan itu dengan tenang. Ia mengangguk perlahan. "Tenang saja, Mama. Aku sudah memiliki calonnya."

Adam, yang mendengar percakapan itu, merasa penasaran. "Siapa dia, Julian? Apakah kami sudah mengenalnya?"

Julian menatap ayahnya sejenak, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Nanti Papa dan Mama juga akan mengetahuinya. Aku akan memberi tahu kalian pada waktunya."

Setelah mengatakan itu, Julian berpamitan dan melangkah menuju kamarnya. Marta dan Adam saling memandang dengan rasa penasaran yang belum terjawab. Mereka bertanya-tanya siapa calon istri yang dimaksud oleh putra mereka, namun memilih untuk tidak mendesaknya lebih jauh.

Di dalam kamarnya, Julian merebahkan diri di tempat tidur. Ia merenungkan percakapan singkat tadi dengan kedua orang tuanya. Ia tahu bahwa waktunya akan tiba untuk mengungkapkan perasaannya kepada Kinanti, dan ia berharap keluarganya dapat menerima keputusannya dengan lapang dada.

Sementara itu, di kamar Kenzo, Kinanti sedang membantu anak itu mengenakan piyama. Kenzo tampak ceria dan tidak sabar untuk makan malam. "Mama Kinanti, aku senang sekali hari ini. Aku ingin kita piknik lagi nanti!"

Kinanti tersenyum lembut. "Tentu, Kenzo. Kita bisa piknik lagi kapan saja."

Setelah memastikan Kenzo siap untuk makan malam, Kinanti membawanya ke ruang makan. Mereka berkumpul bersama, menikmati makan malam dalam suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.

Marta yang duduk di ujung meja, sesekali melirik ke arah Kinanti. Ia masih mencoba memahami perasaan yang bergejolak di dalam dirinya tentang hubungan Julian dan Kinanti. Meskipun ia masih memiliki keraguan, ia tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa kebahagiaan Julian dan Kenzo adalah yang terpenting.

Adam, yang duduk di samping Marta, merasakan kekhawatiran istrinya. Ia menggenggam tangan Marta, memberi isyarat bahwa ia ada di sana untuk mendukung apapun keputusan yang mereka buat bersama.

Malam itu, setelah makan malam selesai, Julian membawa Kenzo ke kamarnya. Ia membacakan cerita sebelum tidur, membuat Kenzo merasa tenang dan nyaman. Setelah Kenzo tertidur lelap, Julian keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu.

Di sana, ia menemukan Marta dan Adam masih duduk berbincang. Ia bergabung dengan mereka sejenak, berbicara tentang hal-hal ringan sebelum akhirnya pamit untuk beristirahat.

Marta memandangi Julian dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia ingin melihat putranya bahagia dengan pasangan yang ia pilih, tetapi di sisi lain, ia masih memikirkan status sosial dan masa depan keluarga mereka.

Adam menepuk bahu Marta dengan lembut. "Apa pun yang terjadi, Marta, kita harus mendukung Julian. Kebahagiaannya adalah yang terpenting."

Marta mengangguk, meskipun hatinya masih bimbang. "Aku hanya ingin yang terbaik untuknya, Adam."

"Dan kita akan memastikan itu terjadi." Jawab Adam dengan penuh keyakinan.

Malam pun semakin larut, dan keluarga itu beristirahat dengan harapan bahwa hari esok akan membawa kebahagiaan dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di hati mereka.

**

Hari ini, Julian tengah bersiap untuk pergi ke kantor setelah menyelesaikan sarapannya. Ia mengenakan setelan rapi, siap untuk menghadapi hari yang sibuk. Sementara itu, Kinanti juga bersiap untuk mengantar Kenzo ke sekolah. Setelah memastikan Kenzo membawa semua perlengkapannya, mereka berdua pun berangkat.

Setelah mengantar Kenzo ke sekolah, Kinanti berencana untuk kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitasnya. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering.

Julian menelepon dan meminta Kinanti untuk membawakan makan siang ke kantornya. "Kinanti, tolong antarkan makan siang ke kantorku." Katanya di seberang sana.

"Baiklah, Julian. Aku akan mengantarkannya sekarang." Tanpa ragu, Kinanti setuju dan segera menyiapkan makanan untuk Julian setelah pria itu menutup teleponnya. Ia meminta sopir keluarga untuk mengantarnya ke kantor.

Sesampainya di kantor, Kinanti masuk ke lobi dan menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruangan Julian. Namun, sebelum sempat bertanya, David, asisten Julian, menghampirinya.

"Mari saya antar ke ruangan Tuan Julian, Nona Kinanti." Dengan senyuman ramah, David menawarkan diri untuk mengantarkannya ke ruangan Julian.

Kinanti pun mengangguk, "Terima kasih, Pak David." Mereka berdua melangkah menuju ruangan Julian.

Setelah sampai di depan pintu ruangan Julian, David berpamitan dan meninggalkan Kinanti. Kinanti mengetuk pintu dengan sopan sebelum masuk. Di dalam, ia melihat Julian tengah sibuk dengan berkas-berkas di meja kerjanya. Dengan suara lembut, Kinanti memanggil namanya.

Julian menoleh dan tersenyum melihat Kinanti. Ia memintanya untuk duduk di sofa. Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, Julian mendekati Kinanti dan duduk di sebelahnya. Kinanti menyerahkan bungkusan makan siang yang ia bawa. "Ini makan siangnya, Julian." Ucapnya sopan.

Julian tersenyum lebar dan berterima kasih. "Terima kasih, Kinanti. Aku sangat senang kamu bisa datang."

Kinanti tersenyum kembali. Namun, rasa penasaran membuatnya bertanya, "Apakah kamu memanggilku ke sini hanya untuk membawakan makan siang?"

Julian menatapnya dengan lembut. "Bukan hanya itu." Katanya, "Aku juga merindukanmu."

Kinanti tertawa kecil, mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Tapi kita kan selalu bertemu." Jawabnya.

Julian mendekatkan dirinya, menatap Kinanti dengan mata yang penuh perasaan. "Tapi aku tidak ingin berpisah darimu, bahkan sedetik pun." Bisiknya.

Kinanti merasa jantungnya berdebar mendengar kata-kata Julian yang penuh emosi. Ia memukul lengan Julian dengan pelan. "Kamu terlalu dramatis." Ujarnya sambil tersenyum.

Julian tidak mengindahkan lelucon itu. Ia mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Dengan suara rendah, ia berkata, "Aku tidak akan pernah cukup mencium bibirmu hanya sekali."

Setelah mengatakan itu, Julian mencondongkan tubuhnya dan mencium Kinanti. Awalnya, Kinanti terkejut dan merasakan detak jantungnya semakin cepat. Namun, perlahan ia memejamkan matanya dan menikmati momen itu. Sentuhan Julian selalu membuatnya merasa istimewa.

Di tempat lain, David sedang membawa beberapa laporan untuk ditandatangani Julian. Ia berjalan menuju ruangan bosnya, mengetuk pintu dengan pelan, namun tidak ada jawaban. Merasa yakin pintu tidak terkunci, David membuka pintu dan masuk ke dalam.

Pemandangan yang ia lihat membuatnya terkejut. Julian sedang mencium leher Kinanti dengan mesra. Karena kaget, ia menjatuhkan berkas yang ia bawa. Suara berkas yang jatuh membuat Julian dan Kinanti segera tersadar dan menjauh satu sama lain. Wajah mereka merah padam karena malu.

David segera menutup matanya dengan tangan dan berkata, "Maaf, saya tidak melihat apa-apa."

Julian segera memanggil David untuk mendekat. "David, tolong berikan laporan itu." Kata Julian, mencoba mengendalikan situasi.

David memberikan laporan yang ia bawa. Setelah Julian menandatangani laporan tersebut, ia menatap David dengan serius. "Apa yang kamu lihat tadi, kamu harus menutup mulut. Keluargaku tidak boleh tahu tentang ini."

David mengangguk cepat, berjanji tidak akan memberitahu siapa pun. Setelah itu, ia segera meninggalkan ruangan dengan wajah yang masih menunjukkan rasa canggung.

Kinanti, yang merasa sangat malu, menundukkan kepalanya. Ini bukan pertama kalinya ia merasa terpergok. Sebelumnya, Bi Inah juga pernah melihat mereka bermesraan. Kini, David juga melihatnya. Perasaan malu itu begitu kuat, membuatnya ingin segera pergi.

Julian, yang melihat Kinanti merasa tidak nyaman, mengelus kepalanya dengan lembut. "Tidak apa-apa, David tidak akan mengatakan apa-apa kepada siapa pun."

Kinanti mengangguk pelan, mencoba menenangkan diri. "Aku akan pulang sekarang, Julian. Setelah itu, aku akan menjemput Kenzo."

Julian mengangguk, memberikan izin. Sebelum Kinanti pergi, Julian mencium kepalanya dengan lembut. "Hati-hati di jalan."

Kinanti tersenyum tipis, lalu beranjak pergi. Meskipun rasa malu masih menyelimuti dirinya, ia merasa tenang karena Julian ada di sisinya, selalu memberinya ketenangan dan perlindungan.

1
Kurniawan
Buruk
Ds Phone
sombong pandang harta makan harta tu
Ds Phone
dia pandai pujuk anak anak
Ds Phone
hasad tak sampai
Ds Phone
seronok nya dia
Anna55
marta emang bener", udh tau anaknya gamau malah dijodohin trs😠
valencia
Aaaaaa bgus banget ceritanya thorrrrr
valencia
semoga hubungan kinanti dan julian ga rusak gara" ambisi marta 😑
정민지
Lanjut thorrr
정민지
Lanjutttt thorrrr gak sabar bab selanjutnya...😅
Anna55
Lanjut thor kalo bisa triple up...😄😄
Uncu Karim
harus updtae terus u bc nya..
Anna55
Lanjut thor
Anna55
Ceritanya menarik torrr..
정민지
Ceritanya bagus👍👍👍
Ddek Aish
mampir thor
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!