Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
1 bulan berlalu, tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Selama zea berada di indonesia, dia tidak terlalu sering bepergian keluar rumah. Dia selalu menyibukkan dirinya dengan bekerja dari rumah.
Sedari kecil zea sangat suka menggambar. Sejak ia beranjak remaja dan mulai mengenal fashion, zea sudah bercita-cita untuk menjadi seorang designer.
Dan sekarang cita-citanya sudah terwujud, dia telah memulai meniti karirnya di london. Dia membuka butiknya sendiri dengan nama QUEEN BOUTIQUE.
Pagi ini zea telah bersiap-siap untuk kembali ke london. Dia tidak bisa terlalu lama meninggalkan pekerjaannya disana.
"Penerbangan kamu jam berapa ze?" tanya papa
"Jam 10 pagi ini pa"
"Apa gak sebaiknya kamu membuka butik disini saja? sudah terlalu lama kamu pergi. Mau berapa lama lagi?" ucap mama lisa berharap putrinya dapat mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Mam, kita udah bahas ini sebelumnya. Aku masih ingin mengembangkan bakat ku disana. Nanti kalau sudah waktunya aku pasti pulang. ya?" sahut zea penuh harap.
"Sudah jangan berdebat" papa tama menengahi keduanya
"Ayo kita sarapan" ajaknya merangkul bahu mama lisa beranjak menuju ruang makan.
Zea menatap sedih orang tuanya, dia menghela nafas pelan.
"Udah ayo sarapan dulu" ajak shanum pada zea
Mereka memulai sarapannya. Hening, tidak seperti biasanya
"Pagi semua" teriak seorang pria yang baru tiba langsung duduk di samping mama lisa.
"Al jangan teriak" omel mama lisa pada anak lelakinya
"Pagi-pagi jangan marah-marah mam nanti cantiknya hilang" goda alvin menaik turunkan alisnya dengan senyum tengilnya.
"aawww" pekik alvin mengibaskan tangannya yang baru saja kena cubitan mamanya
"Nih makan, jangan ngoceh terus" ucapnya memberikan sarapan untuk alvin.
Alvin melemaskan tubuhnya, mau semarah apapun mamanya tetap memperhatikan dirinya. "Thank mam" ucapnya kemudian mengecup pipi mama lisa.
"Bay the way, itu di depan udah ada koper mau kemana? " tanya alvin penasaran melihat ke semua orang disana
"Kakak kamu mau pergi lagi" sahut mama lisa lesu.
Alvin menatap pada kakaknya "betah banget di negara orang, ada pacarnya ya disana" goda alvin dengan raut wajah meledek
Zea hanya menatap sini pada adiknya itu. Shanum yang melihat itu akhirnya terkekeh pelan.
.
.
Orang tua zea hanya mengantar ke teras depan karena zea menolak saat mereka akan mengantar ke bandara
"Ma, pa, aku pamit ya"
"Iya hati-hati. Nanti kalau sudah tiba disana langsung kabarin mama ze, jangan lupa" titahnya
"Iya ma"
"Kalau ada apa-apa segera hubungi papa ya. Jaga diri baik-baik disana" nasihat papa tama di angguki oleh zea.
"Yaudah, aku berangkat sekarang. bye ma,pa" Zea menaiki mobil yang akan mengantarkannya ke bandara
"Bye sayang" Mama papa melambaikan tangannya.
.
.
.
Di kantor, varro sedang melakukan rapat bersama para petinggi perusahaan mertuanya.
Selang 30 menit kemudian rapat selesai. Varro beranjak meninggalkan ruang rapat, dan kembali ke ruangannya yang berada dilantai yang sama.
Setibanya disana, jimmy mendapatkan panggilan dari orang suruhannya untuk mengawasi zea selama ini. Dia mendapat kabar kalau zea akan melakukan penerbangan ke london jam 10 pagi ini.
Mendengar itu jimmy langsung memberitahukan hal tersebut pada varro. Varro yang mendengar itu sangat terkejut, dia melihat jam di handphone nya, masih ada waktu 15 menit lagi.
"Aku pergi dulu, tolong urus semuanya" pintanya pada jimmy, kemudian dia bergegas pergi dari sana. Dia mengemudikan mobilnya sendiri.
Jarak waktu dari sana ke bandara sekitar 35 menit. Varro mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Namun dia terjebak lampu merah, kalau pun di terobos bukan mempermudah namun akan memperpanjang urusan.
Varro mengetuk setir mobil dengan tidak sabar. Jantungnya berdetak kencang. Lampu hijau akhirnya varro kembali membelah jalanan.
Sesampainya disana, dia turun langsung berlari masuk ke bandara. Matanya berkeliaran mencari ke sana kemari namun tidak terlihat keberadaan zea disana.
Varro bertanya pada petugas disana "Mbak apa penerbangan ke london sudah take off?"
"Iya baru saja take off" Varro lemas mendengar itu.
Kedua kalinya zea pergi tanpa pamit padanya. Dadanya terasa sesak. 2 minggu dia tidak melihat zea, dia disibukkan dengan pekerjaannya. Dan sekarang dia kembali ditinggalkan.
Varro kembali melangkahkan kakinya keluar menuju mobilnya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan stabil. Pikirannya melayang jauh, air matanya jatuh, dia sangat merindukan zea.
"Ya tuhan takdir macam apa ini"
.
.
.
Sesampainya di kantor dia memasuki ruangannya di ikuti jimmy.
"Bagaimana, ketemu?" tanya nya penasaran
Varro hanya menggelengkan kepalanya pelan
Jimmy menghela nafas, dia cukup kasihan melihat sahabatnya itu. Bertahun tahun memendam rindu.
Jimmy berbalik mengunci pintu agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"Sekarang fokuskan dulu pada masalah disini, kita selesaikan secepatnya. K.A group sudah lebih tinggi dari perusahaan ini, sudah saatnya kita buka kebusukan mereka. Tidak ada yang perlu kamu takutkan sekarang" Terang jimmy menyadarkan sahabatnya
"Ya kau benar. Secepatnya" Pandangan mata varro terlihat semakin tajam melihat keluar sana
Tok tok tok
Mendengar itu jimmy membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
"Tuan" sapa jimmy
Varro mengalihkan pandangannya melihat ke arah mertuanya, handoko.
"Pa. Ada apa tumben papa kesini?" tanya varro heran. Biasanya mertuanya hanya datang kalau ada rapat penting saja, dan itu pun tidak mendatangi ruangannya.
"Tidak. Papa hanya berkunjung sebentar" sahutnya
"Bagaimana proyek kali ini, apa berjalan lancar?" tanya nya kembali
"Sudah hampir rampung" sahut varro singkat
"Baguslah. Kamu menjalankan perusahaan papa dengan baik" ungkapnya
Varro hanya menanggapinya dengan senyum tipis
"Baiklah, papa pulang dulu" pamitnya kemudian beranjak pergi dari sana
Varro menatap kepergian mertuanya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Jim apa saja jadwalku hari ini?" varro beranjak, duduk di kursi kerjanya. Menyandarkan tubuhnya disana dia memejamkan matanya sejenak.
"Tidak ada, hanya meeting diluar nanti setelah jam makan siang"
Varro membuka matanya, melihat jam ditangannya
"Hampir jam 12 siang, aku ke cafe dulu. Nanti langsung pergi ke restoran saja nanti aku menyusul" Ucapnya kemudian beranjak pergi disusul jimmy.
.
.
Sesampainya di cafe, yang varro tuju buka ruangannya. Tetapi meja dipojok yang menjadi tempat favorit nya.
Langkahnya terhenti saat melihat meja itu sudah terisi oleh sepasang kekasih yang terlihat sangat bahagia.
Dia jadi teringat, dulu dia bersama zea juga duduk bercanda tawa berdua disana.
Kini zea nya telah pergi kembali. Entah dia bisa mendapatkannya kembali atau tidak.
Akhirnya dia memilih masuk ke ruangannya.
.
.
Di pesawat, zea mengalami mual dan muntah. Tidak terlalu parah namun shanum terlihat sangat khawatir pada kesehatan sahabatnya.
Namun zea meyakinkannya kalau dia baik-baik saja.
"Udah, aku gak papa. Ini hal wajar kan dialami wanita hamil" terangnya meyakinkan shanum
"Ya tetap saja aku takut kamu kenapa-kenapa zea" sahut shanum dengan wajah khawatirnya
"Dokter juga bilang wajar shan, nanti aku minum obat pereda mual nya jangan khawatir"
"Yaudah ayo kamu tidur aja istirahat, perjalanannya masih lama"ucapnya kemudian di angguki zea
Mereka kembali ke kursi mereka. Zea duduk di kursi paling dekat dengan jendela. Dia melihat hamparan awan diluar sana. Pikirannya melayang, mengingat kembali pertemuannya dengan varro saat itu.
Jujur saja, dari lubuk hatinya paling dalam, dia sangat merindukan mantan kekasihnya itu. Namun dia sadar hal itu sudah tidak layak lagi. Dia menyadari bahwa lelaki itu bukan lagi miliknya.
Zea menghela nafasnya pelan. Kemudian memejamkan matanya, berusaha untuk tidak mengingatnya lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hallooo, jangan lupa tinggalin jejak kalian disini ya🤗 like, komen yukk😙