NovelToon NovelToon
Bawa Aku Pulang

Bawa Aku Pulang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Slice of Life
Popularitas:285.7k
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

Hidup Nicho Javariel benar-benar berubah dalam sekejap. Ketenaran dan kekayaan yang dia dapatkan selama berkarir lenyap seketika akibat kecanduan obat-obatan terlarang. Satu per satu orang terdekatnya langsung berpaling darinya. Bukannya bertobat selepas dari rehabilitas, dia malah kecanduan berjudi hingga uangnya habis tak tersisa. Dia yang dulunya tinggal Apartemen mewah, kini terpaksa pindah ke rumah susun lengkap dengan segala problematika bertetangga. Di rumah susun itu juga, ia mencoba menarik perhatian dari seorang perempuan tanpa garis senyum yang pernah menjadi pelayan pribadinya. Dapatkah ia menemukan tempat pulang yang tepat?

"Naklukin kamu itu bangganya kek abis jinakin bom."

Novel dengan alur santai, minim konflik penuh komedi sehari-hari yang bakal bikin ketawa-ketawa gak jelas tapi tetap ada butterfly effect.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Nicho segera mengambil kotak P3K, lalu mulai mengobati kaki Sera yang terluka. Jari jemari perempuan itu menekuk kuat saat ia mulai mengoleskan obat.

Untuk sesaat, arah tatapan Sera tertuju pada Nicho yang fokus membalut kakinya. Ternyata pria itu bisa terlihat serius seperti saat ini. Ya, wajar saja, dia adalah aktor yang bisa menampilkan banyak ekspresi, kan?

Namun, satu hal yang tidak diketahui Sera, untuk ukuran aktor besar seperti diri Nicho, berjongkok di hadapan seorang pekerja seperti ini adalah yang pertama kali dia lakukan. Dengan citra yang melekat sebagai aktor songong, bukankah ini sebuah hal yang akan dianggap mustahil di mata publik?

"Ntar malam gua bakal ke acara. Bantu gua persiapkan diri!" pinta Nicho sambil kembali memasangkan sepatu Sera di kakinya yang sudah terlilit perban.

"Baik."

Waktu pun beranjak ke malam hari. Seperti yang sudah diperintahkan, Sera datang ke kamar Nicho untuk membantunya ke sebuah acara pesta pernikahan. Mengetuk pintu, Sera melangkah masuk ketika pria itu mempersilahkannya.

Di dalam kamar yang berdesain ala Eropa itu, Nicho berdiri dengan gagah dalam balutan celana panjang maroon dan kemeja putih yang dipadu bersama rompi berwarna senada dengan bawahannya. Gaya rambutnya yang ditata berbeda dari biasanya, tampak sangat serasi dengan garis-garis muka yang tegas dan kulit putihnya yang terawat. Aroma maskulin yang menguar kuat dari tubuh Nicho, langsung menerobos masuk ke indra penciumannya.

"Bantuin pasangin ikat pinggang!" perintah pria itu sambil mengedikkan dagu ke arah meja rias.

"Baik."

Sera mengambil ikat pinggang bermerek dari bahan kulit klasik yang masih tersimpan dalam kotak persegi. Tangannya melingkar di pinggang Nicho, membuatnya terlihat seperti tengah memeluk pria itu.

"Bantu pasangin dasi juga!"

Sera mengambil dasi kupu-kupu yang juga terletak di atas meja rias kemudian mulai memakaikannya ke leher Nicho. Karena badan pria itu yang tinggi tegap, Sera harus berjinjit untuk memasang dasi itu.

"Kaki lo dah baikan?" tanya Nicho seraya memandang ke bawah.

Pertanyaan itu hanya dibalas dengan sebuah anggukan karena perempuan itu terlalu fokus merapikan kerah kemejanya. Tangan Sera yang melingkar di leher Nicho, membuat tubuh mereka hampir menempel. Keheningan pun mengisi ruangan besar itu.

Pada jarak yang sangat dekat ini, napas mereka saling bertabrakan satu sama lain. Bahkan Nicho bisa melihat barisan bulu mata lentik milik Sera yang berhiaskan polesan tipis eyeliner hitam. Keduanya sempat saling bersitatap, sebelum mata mereka serempak memandang ke sembarang arah.

Selesai memasang dasi, Sera langsung mengambil tuksedo dan membantu memakaikan di badan pria itu.

"Thank you," ucap Nicho setelah Sera selesai membantunya.

Sebaliknya, Sera merapatkan bibirnya erat-erat, tak berkata apa pun. Ia mundur menjauh dari Nicho yang telah bersiap-siap pergi.

"Lo boleh istirahat!" ucap pria itu sambil memasang arloji di pergelangan tangan kirinya.

Sedetik setelah Nicho berkata, Sera segera melangkahkan kaki meninggalkan kamarnya. Anehnya, Nicho masih terus mengawal punggung Sera yang berangsur-angsur menghilang dari tatapannya.

Nicho lantas bercermin sambil memandang wajahnya secara utuh, "Apa dia sama sekali gak terpesona lihat kegantengan gua?"

***

Sepulangnya dari acara itu, Nicho meminta Sera segera ke ruangannya. Tak perlu menunggu lama, perempuan itu langsung datang ke sana siap untuk melayaninya.

"Mau ini gak? Kebetulan ada fans yang ngasih pas ketemu di acara! Gue ... gak suka koleksi bunga. Jadi itu untuk lo aja," ucap Nicho sembari menunjuk ke arah buket bunga mawar merah berukuran besar yang terpampang indah di atas meja.

"Maaf, tapi semua itu bukan hak saya untuk mengambilnya," tolak Sera.

"Gak usah sungkan. Ambil aja." Nicho mengambil buket bunga itu dan menyerahkannya langsung pada Sera.

"Seharusnya Anda menghargai pemberian fans Anda dan tidak memberikannya pada orang lain." Sera meletakkan kembali buket bunga itu ke tempat semula.

"Justru ini cara gua menghargai pemberian fans. Daripada gua buang tuh bunga, mending gua kasih elo. Biar Lo aja yang jaga dan rawat tuh bunga," cetusnya sedikit kesal sembari meletakkan gagang buket tersebut di telapak tangan Sera. Ketika perempuan itu hendak berucap sesuatu dari mulutnya, Nicho langsung kembali berkata, "Eits, ini bagian dari perintah!"

"Baik. Saya akan simpan bunga ini di tempat yang tidak mudah rusak," ucap Sera sambil memeluk buket bunga seharga satu jutaan.

"Ya, udah, lo boleh pergi!" ketusnya.

Baru saja Sera memutar badannya, Nicho kembali berkata, "Tunggu, gua request morning call buat besok!"

Sera lantas kembali menoleh ke arahnya. "Baik. Jam berapa Anda ingin dibangunkan?"

"Hmm ...." Nicho tampak berpikir sesaat sebelum menjawab, "jam tujuh."

"Baik. Akan saya beritahu operator layanan morning call."

"Gue mau elo yang bangunin. Bukan orang lain!"

Pria itu cepat-cepat memalingkan badannya. Saat berbalik, senyum Nicho terurai secara spontan disertai helaan napas lega, seolah-olah dia baru saja melepaskan kegugupannya. Sebenarnya, rangkaian bunga yang terdiri dari 99 tangkai mawar itu, dia beli khusus untuk Sera saat dalam perjalanan pulang ke hotel. Entah mengapa, ia mendadak ingin memberikannya sebagai tanda permintaan maaf atas kejadian siang tadi. Hanya saja, ia terlalu gengsi untuk mengatakannya secara langsung.

***

Tak terasa, matahari mulai bertengger di langit Jakarta. Di kamar hotel dengan fasilitas lengkap ini, Nicho masih terbelenggu dalam selimutnya. Tepat saat jarum pendek jam menunjuk di angka tujuh pagi, telepon pun berdering. Masih menutup mata, Nicho merambatkan tangannya untuk meraih gagang telepon. Saking mengantuknya, ia menempelkan benda pipih itu ke telinganya dalam posisi terbalik.

"Selamat pagi. Ini adalah layanan morning call. Bangunlah, setiap pagi adalah waktu yang tepat untuk membuat daftar tujuan dalam hidup." Suara lembut Sera mengalun di pendengarannya.

"Hum ...." Lelaki itu hanya berdeham malas dengan mata yang masih tertutup.

"Agar sel otak Anda tetap bangun, izinkan saya memberi teka-teki. Kapan air mengantuk?"

Lelaki itu mencoba membuka matanya seraya berpikir. "Gak tahu!"

"Jawabannya adalah saat air direbus."

"Hah? Gimana? Gimana?" Nicho langsung memiringkan badannya dengan sebelah tangan yang menopang kepalanya.

"Iya, karena pas direbus air akan menguap," jelas Sera.

Kekehan kecil lantas menyembul keluar dari mulut pria itu. "Kalo gitu sekarang giliranku yang ngasih teka-teki. Gajah ... gajah apa yang baik?" tanyanya dengan penuh semangat.

"Hhmmm apa, ya?" Pikir Sera.

"Jawabannya adalah ... Gajahat," ucap Nicho dengan tawa gelitik.

"Anda kurang memberi waktu saya berpikir," protes Sera lewat saluran telepon.

"Ah, gue masih punya teka-teki. Kuda ... kuda apa yang bikin senang?"

"Apa, ya?" pikir Sera lagi.

"Jawabannya adalah ... kudapatkan hatimu!"

Setelah memberikan jawaban itu, Nicho malah terdiam seolah dia baru saja mengucapkan kata-kata yang seharusnya tak diungkapkan.

"Karena suara Anda sudah terdengar segar dan bersemangat, maka saya akan menutup teleponnya."

"Tu ...." Ucapan Nicho tak berlanjut karena telepon lebih dulu terputus.

Nicho menatap gagang telepon dengan bibir yang merajut seutas senyum. Ia pun langsung bangun sembari merenggangkan otot-otot leher dan tangannya. Tampaknya, suasana hatinya hari ini sangat baik.

"Kata orang kita mesti bangun pagi-pagi biar rejeki gak dipatuk ayam," gumamnya dengan senyum semringah sambil membuka aplikasi trading yang baru diunduhnya kemarin.

Senyumnya semakin merekah, begitu melihat total profit yang telah dia dapatkan dalam waktu sehari. Hal itu membuatnya tergerak untuk kembali menebak harga jenis aset. Sesaat setelah ia memilih, matanya mendadak melebar.

.

.

.

Like dan komeng

1
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
mang gada koneksi lain apa Cho
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
ngepet Sono
𝗥ɏน🐉
Wkwkwk Ngedadak brisik notif ya cup 😂🤣
🙃😉
wahhh éncér juga ya otak Ucup...


baru kepikiran... kalo usia udah ga memadai buat kerja sama orang, jadi lebih baik usaha sendiri z...
misalnya jualan...ya walaupun harus merintis... dari pada nganggur kn.. walaupun butuh modal,min sekarang kn jd reseller produk asal ada kemauan yg keras z.
sekarang ini banyak orang yang nganggur... kepentok umur sama skill yang kurang,cian juga 😢
𝗥ɏน🐉
Nahh mending terus terang sama Ben .. sapatau dikasih pencerahan buat kedepannya
🌻nof🌻
wah Nicho tanpa izin ucup kasih ngeshare no hp di IG🤣
𝗥ɏน🐉
Rasa kecewa yg besar akan cinta masalalu bikin Sera seakan mati rasa ... butuh perjuangan yang enggak mudah untuk meruntuhkan dinding yg sudah terbangun begitu kokoh...
🐥Yay
yaudah buka wig dan kumismu balik lagi jd artist.. atau bisa nyanyi ga?? nah jd penyanyi aja
🌻nof🌻
Ini yang membuat Nicho masih dihargai rekannya.
Nicho sadar etika kerja.
Dia masih sadar aturan dan tidak seenaknya melanggar peraturan karena faktor kebutuhan.
Good Nicho👍
🌻nof🌻
jiwa aktornya muncul😄
Me mbaca
ucup naik pangkat nih, jadi manager Nicho....
Wulan Ndari
semangat bang Nico. Semoga sukses
Faridah
nah gitu nic, smoga sukses
sakura🇵🇸
😭😭😭 terharu....sejauh ini ben memang baik,tapi ucup dulu pernah ngurusin kamu ya nic...bahkan saat sekarang kamu terpuruk dia yg nampung kamu
lets goooooo wellcome to the new chapter nicho....ucup n nicho againts the world🤭
sakura🇵🇸
yessss bener banget....sera berwajah dingin bukan tanpa alasan
mungkin dulu dia ceria atau bisa jadi dia seorang introvert,tp perceraiannya pasti meninggalkan luka dalam
dan seorang perempuan yg sudah terluka biasanya memilih hidup sendiri atau kalau mau nakal ya nakal sekalian,intinya cinta itu sesuatu yg basi buatnya
bahkan bertahan hidup mungkin hanya untuk anaknya🫶
qurro thul
Ucup selamat ya
Atiqa Fa
ayo Nic tunjukin kalo kamu bisa lebih dr Agus, saatnya berjuang dan bangkit
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
semangat terus. kang galon
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
wkwkwk sokor wajah sangar hati selembut bidadari 🤣🤣
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
kasihan banget loh Nic gagal mulu mana sampah yang di jambret 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!