Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Di dalam gedung putih saat ini keluarga Yusuf begitu geram mendengar penolakan dari Ayana, padahal mereka sudah berusaha untuk membuka jalur damai, tapi apa perempuan itu tetap saja ngotot ingin melanjutkan masalah ini ke pihak berwajib.
"Sebenarnya mau dia itu apa? Sombong banget jadi orang, kaya enggak! Tapi kelakuannya udah ngalahin orang kaya!" geram Dewi.
"Ya sudah Bu, kita lanjutkan saja kasus ini ke polisi, bukti juga sudah ada di depan mata," ucap Yusuf, yang merasa dirinya korban, namun tanpa dia sadari kalau seseorang sudah mengambil bukti kejadian malam itu.
"Baiklah kalau begitu, toh kamu sudah melakukan visum, dan bukti sudah kita serahkan ke polisi, tunggu mendapatkan surat panggilan saja itu anak," ungkap Dewi.
Mereka pun mulai melakukan sesuatu yang menurut mereka benar tanpa tahu kalau sesuatu tersebut bisa saja menjerumuskan mereka ke dalam lubang yang sudah mereka gali sendiri.
******
Gista sedang asyik bermain, saat kejadian kemarin anak itu sedikit ada kemajuan, hari-harinya terasa lebih menyenangkan meskipun saat ini tak ada pengasuh yang mendampinginya.
"Non, minum susunya dulu," ucap Jumi. ART di rumah ini.
"Baik, Bi," sahut Gista, sambil meminum susu tersebut.
"Non, sudah siang, ayo tidur," ajak Jumi.
"Bentaran ya Bi, nanti Gista tidur sendiri kalau sudah ngantuk," tolak anak itu dengan halus.
"Ya sudah kalau begitu, oh ya Non Gista sedang main apa?" tanya Bi Jum, yang merasa bahagia melihat Gista hari ini kembali ceria.
"Aku sedang main boneka Bi, ini aku Daddy dan juga mommy, do'akan ya Bi, agar Daddy ku segera memberiku Mommy baru," terang anak itu tiba-tiba.
"Hah! Non Gista, pingin punya mommy baru?" tanya Jumi kembali.
"Iya, aku pingin Mommy, soalnya teman-teman ku di sekolah semuanya di antar oleh Mommy, bukan pengasuh seperti aku, eh tapi juga ada yang di antar sama pengasuhnya si, hanya saja pengasuhnya baik," adu anak tersebut yang membuat Jum, menjadi iba.
Tanpa sengaja percakapan mereka di dengar oleh Andre melalui kamera CCTV yang sudah terhubung di handphonenya, semenjak kejadian itu Andre melakukan pengawasan yang begitu ketat terhadap Gista.
"Setelah ini Daddy akan membawakan Mommy untukmu Sayang," sahut Andre sambil menatap ke layar handphonenya.
******
Ayana masih bergulat dengan hatinya, dirinya sudah tidak tahu lagi, harus berbuat apa! Sedang saat ibunya masih marah, karena syok mendengar kalau putrinya akan menikah dengan pria yang dulu sudah meninggalkan begitu saja.
"Aku tahu Bu, hati ibu sangat sakit, tapi bagaimana lagi, Aya menerima tawaran ini, untuk membuktikan kepada keluarga Yusuf, kalau Aya tidak lemah dan juga tidak ingin di injak-injak oleh mereka," gumam Ayana.
Di saat dirinya sedang menyelami pemikirannya, tiba-tiba saja pintu di ketuk dengan pelan oleh ibunya. "Nak ayo keluar, kamu mendapatkan surat panggilan dari kepolisian," ucap ibunya dengan pelan, meskipun sedang marah dengan anaknya namun Anjar tidak ingin mendiamkan anaknya begitu saja.
"Iya Bu," sahut Aya.
Saat ini Ayana sedang membuka surat panggilan tersebut, dan setelah di baca, ia pun langsung menghubungi seseorang siapa lagi kalau bukan Andreas.
"Halo Mas, kamu ada di mana?" tanya Aya.
"Sedang di jalan menuju pulang," sahut Andre.
"Bisa ke sini gak sebentar saja," pinta Ayana.
"Baiklah kalau begitu aku akan ke sana," sahut Andre secepatnya.
Andre pun segera memutar arah ke alamat Ayana, tidak butuh waktu lama mobil pun sudah terhenti di depan rumahnya.
"Itu seperti mobil Mas Andre," gumam Aya.
"Kau yakin, dia bisa membantumu?" telisik Anjar.
"Insya Allah Bu," sahut Ayana.
"Awas saja kalau tidak berhasil," kecam Anjar, yang memang tidak pernah tahu asal-usul Andre dari mana, karena sang anak yang tidak pernah bercerita mengenai status Andre yang sesungguhnya.
"Tok ... Tok ... Tok." suara pintu di ketuk.
"Krieeet." Aya pun membukakan pintu, dengan senyum yang mengambang.
"Mas Andre ayo silahkan masuk," ajak Aya.
"Ayo Mas duduk," kata Aya mempersilahkan.
"Terima kasih Ay," sahut Andre sambil menjatuhkan bobotnya di kursi.
"Akhirnya kau datang ke sini lagi," ketus suara Anjar.
"Iya Bu," sahut Andre dengan tenang.
"Kenapa kau memaksa anakku untuk menikah denganmu, apa kau sudah tidak ada perempuan lain sehingga kau mengejar terus anak ibu hah!" geram Anjar yang sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
""Ibu, jangan marah ya," tegur Aya.
"Maaf Bu, aku memaksakan kehendak, terhadap putri Ibu, tapi ketahuilah aku ingin menikahi anak Ibu, atas dasar dan tujuan yang baik," sahut Andreas.
"Tujuan baik seperti apa yang kau maksud," desak Anjar.
"Heeemb." Andre mulai menghempaskan nafasnya.
"Aku ingin menikahi putri Ibu dengan tujuan yang baik, karena dengan menikah aku bisa melindungi dirinya, dari orang-orang yang ingin menjahatinya, mungkin dulu aku pernah meninggalkan dia, tapi sekarang aku tidak akan melepasnya begitu saja, apa lagi dengan kejadian kemarin, sudah cukup membuka hatiku untuk menebus semua kesalahanku yang dulu," akui Andre dengan hati yang sepenuhnya untuk Ayana.
Seketika suasana hening, Anjar begitu melihat keteguhan hati pria yang ingin menikahi putrinya itu.
"Baiklah kalau memang itu mau mu Nak, tapi ingat jika suatu saat pria mu ini tidak bisa membahagiakanmu, pulanglah pintu ibu terbuka lebar untukmu," ucap Anjar kepada putrinya.
"Insyaallah itu tidak akan pernah terjadi, karena aku bukan tipikal pria yang menyakiti hati wanita," timpal Andre.
"Aku pegang kata-katamu itu," sahut Anjar dengan nada ketusnya.
"Ibu sudah ya, dengar aku dulu, Mas Andre akan membantu urusan kita ke pengadilan nanti, karena sekarang pihak dari Yusuf sudah melayangkan surat panggilan terhadap putri Ibu," ucap Ayana.
"Apa! Mereka sudah melayangkan surat panggilan?" tanya Andre dengan nada yang begitu terkejut.
"Iya Mas,"
"Penuhi saja panggilannya, kamu sudah mengantongi bukti-bukti, biar nanti kuasa hukum ku saja yang mendampingi mu," jelas Andre, yang membuat Anjar terperangah.
"Apa! Kuasa hukum memangnya kau punya banyak uang? Memang sih dari segi penampilan kau selalu rapih, tetapi kan itu tidak menjamin," sahut Anjar yang meragukan status sosial Andre.
"Bu, jaga ucapan Ibu," tegur Ayana harap-harap cemas.
"Sudah Ay, biarkan saja," sahut Andre.
"Ya sudah Bu, kalau begitu aku pamit dulu, siap-siap saja Minggu depan aku dan Ibuku akan datang ke sini lagi untuk meminta anak Ibu," ucap Andre yang membuat Anjar langsung terperangah.
"Apa harus secepat itu," ungkap Anjar.
"Bukannya lebih cepat lebih baik Bu," sahut Andre, sedangkan Aya hanya menyimak dua orang yang sedang berdebat itu.
"Hah, terserah kalian saja deh puyeng aku mikirin kalian berdua," cerocos Anjar, sambil berlalu meninggalkan tempat.
Setelah kepergian Anjar, mereka berdua saling adu pandang bahkan Andre sampai tidak berkedip menatap wajah mantan yang sebentar lagi mau menjadi calon istrinya itu.
"Kau harus siap ya, Minggu depan," ucap Andre memecah keheningan.
"Eeemb ... Baiklah, tapi kau urus segera kasus ini," sahut Ayana.
"Kau meragukan aku Ay," telisik Andre dengan tatapan tajamnya.
Catatan penulis :
Alhamdulillah pagi-pagi sudah bisa update, semoga setiap hari selalu seperti ini.
Selamat membaca kakak-kakak, semoga selalu suka dengan kelanjutan kisah ini 🥰🥰🥰🙏🙏🙏
siapa ya yg coba memeras Bu Retno