NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ibu Tiri Kejam

Suami Pilihan Ibu Tiri Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis jelita bernama Alea, yang kehilangan kebahagiaan semenjak kepergian ibundanya

Hingga ayahnya memutuskan untuk menikahi seorang janda dengan harapan mengembalikan semangat hidup putri tersayangnya

Namun alih-alih mendapat kebahagiaan dan kasih sayang seorang ibu, hidup Alea semakin rumit karena dia dipaksa oleh ibu tirinya menikahi seorang pria dingin di umurnya yang masih belia

Akankah Alea bisa menemukan kebahagiaannya bersama suami pilihan ibu tirinya yang kejam?

Yuk... Simak terus cerita hidup Alea...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Sudah hampir 2 minggu Mahesa tidak pulang kerumah. Dia sedang melakukan perjalanan dinas ke luar pulau sekaligus melihat-lihat perkebunan kopi yang baru dia beli di Sumatera Selatan.

Kaki Alea sudah sepenuhnya sembuh, dia sudah bisa berjalan ataupu turun tangga tanpa harus dipapah. Pagi ini, usai sarapan seperti biasa dia pergi ke halaman belakang untuk membaca novel favoritnya.

Para pembantu sedang sibuk membersihkan rumah, mereka tidak lagi khawatir jika Alea tiba-tiba kabur, karena diluar pagar selalu ada penjaga yang berjaga secara bergantian.

Alea membaca lembar demi lembar novel bertemakan cinta yang ada di tangannya, suasana sejuk dan begitu syahdu membuat Alea tenggelam seakan menjelma menjadi tokoh utama di dalam novel.

Tiba-tiba dia dikejutkan oleh dering ponselnya yang berbunyi, membuyarkan suasana tenang yang baru saja ia rasakan. Alea melirik kesal ponsel yang berada disampingnya, terlihat deretan angka baru di layarnya, panggilan dari nomor tak dikenal.

"Hallo, Lea..."

DEG!!!

Suara dari seberang sana begitu familiar di telinga Alea, suara yang begitu dia rindukan, suara yang telah lama sekali tidak dia dengar. Air mata mulai terlihat menggenang di pelupuk matanya.

"Dimas..." Suara Alea tercekat, lidahnya kelu tak mampu meneruskan kata-katanya.

"Bagaimana kabarmu disana Lea?" Suara Dimas terdengar lirih namun jelas.

"Aku... Baik Dim" Suara Alea mulai bergetar, dadanya bergemuruh hebat, seakan kerinduan yang dia rasakan selama ini sudah terbayarkan.

"Syukurlah..." Dimas menghela nafas lega "Lea... Aku rindu sekali padamu" Dimas melanjutkan kata-katanya,suaranya terdengar sedikit gemetar.

Sontak Alea tak mampu lagi membendung air matanya. Dia sama sekali tidak menyangka bisa mendengar suara orang yang sangat dia cintai itu. Andai Dimas tahu jika Alea juga merasakan rindu yang begitu hebat.

"Aku juga sangat merindukanmu Dim" Balas Alea sambil berurai air mata.

"Jika aku merasa kesepian, bolehkah aku menghubungimu lagi?" Alea bertanya ragu, berharap Dimas masih bersedia menjadi teman yang selalu ada untuknya.

"Tentu boleh Lea, telfon aku jika kau sedang sendirian. Bahkan jika kamu mau aku bisa menjemputmu sekarang juga"

"Terimakasih.... ” Alea tidak mampu meneruskan kata-katanya, dia merasa sangat beruntung memiliki Dimas. Meski hubungan mereka sekarang sudah tidak sama seperti dulu, namun perasaan mereka masih sama besarnya.

Mereka berdua berbincang hangat, melepaskan rindu yang sudah membludak di hati masing-masing. Cukup lama mereka berbincang melalui smartphone. Meski tak bertemu secara langsung setidaknya rindu yang mereka rasakan bisa sedikit terobati.

Dari telfon itu pula Alea tahu, bahwa Dimas sudah lulus, namun dia memilih untuk tidak kuliah. Dia lebih memilih untun bekerja di salah satu perusahaan yang pemiliknya adalah teman baik pamannya Dimas.

.

Sejak saat itu, diam-diam Alea semakin sering menelfon dan menghubungi Dimas via Chat. Apalagi jika Mahesa sedang bekerja, mereka bebas ngobrol seperti dulu tanpa harus merasa was-was akan ketahuan oleh suaminya.

Perasaan mereka kembali seperti dulu, saat mereka masih menjadi sepasang kekasih. Saling bertukar kabar dan saling berkeluh kesah.

Namun. Disisi lain, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka melalui cctv. Sepasang mata elang milik Mahesa, dia sengaja membiarkan istrinya berbincang mesra dengan mantan kekasihnya itu.

"Biarkan saja mereka bersenang-senang dulu. Nanti saat waktunya tiba, mereka akan tahu, siapa yang sedang mereka permainkan" Ucap Mahesa geram. Rahangnya seketika mengeras, tangannya mengepal hebat, mata elangnya tajam menatap ke layar cctv.

.

Tok!

Tok!

Tok!

Alea yang sedari tadi mengendon dikamarnya tiba-tiba dikejutkan oleh suara ketukan pintu.

Seperti biasa, sejak pagi tadi seusai sarapan Alea langsung kembali masuk ke kamarnya untuk menelfon Dimas. Namun dia lupa jika hari ini jadwalnya Mahesa pulang dari perjalanan dinasnya.

"Mbak Lea..." terdengar kembali suara ketukan di iringi panggilan dari arah pintu kamarnya.

Alea buru-buru mematikan telfonnya, kemudian berlari membukakan pintu. Betapa terkejutnya dia setelah melihat Bik Mar berdiri didepan pintu bersama Mahesa.

"Dengan siapa kau berbicara didalam sana?" Tanya Mahesa dingin. Sorot matanya tajam kearah Alea.

"Ti-tidak ada... A-aku tidak bicara dengan siapa-siapa" jawab Alea ketakutan melihat tatapan Mahesa.

Mahesa menggerakkan tanggannya, mengisyaratkan Bik Mar untuk turun, dan tanpa babibu dia langsung menyeret tangan Alea untuk masuk ke dalam kamar kemudian mengunci pintunya dari dalam.

"Apa yang kau lakukan?" Alea berteriak hendak berlari ke arah pintu.

Mahesa cekatan menarik tangan Alea, kemudian membopongnya dan menjatuhkan Alea di atas ranjang.

Mahesa menahan kedua tangan Alea hanya dengan satu genggaman tangannya. Sedangkan tangan yang satunya sibuk melepas kancing jas yang masih dia kenakan.

Alea menendang-nendangkan kakinya, namun sama sekali tidak membuahkan hasil. Dressnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya, memamerkan kaki jenjang nan mulus miliknya.

"Lepas... Lepaskan aku!!!" Alea berteriak sekuat tenaga. Peluh sudah membanjiri tubuhnya.

"Dengan siapa kamu berbicara?" Tanya Mahesa sekali lagi.

"Bukan urusanmu!!" Alea berteriak sambil meludah ke arah Mahesa.

Mahesa yang sudah terlanjur naik pitam langsung membekap mulut Alea dengan mulutnya, dia menggigit bibir bawah Alea memaksa bibirnya agar terbuka.

Alea tidak mampu bersuara, dia sudah cukup kelelahan dengan perlawanannya yang tidak membuahkan hasil. Tubuh mungilnya di tindih oleh tubuh kekar Mahesa.

Alea hanya bisa pasrah sambil menangis sesengukan. Bibir Mahesa sudah menjelajahi leher jenjang Alea, mengecup dan menggigit kecil memberikan banyak bekas tanda kepemilikan di sana.

Mahesa dengan mudah merobek dress dan juga Bra yang di kenakan Alea. Tubuh mulus Alea terexpose dengan sempurna, hanya tersisa celana dalamnya saja yang menutupi bagian paling sensitif miliknya. Hal itu membuat gairah syahwat yang sudah memuncak di kepala Mahesa tak mampu dibendung lagi.

Mahesa kemudian mengikat tangan Alea dengan dasi miliknya. Nafasnya tersengal-sengal, menikmati dan mengecup setiap lekuk tubuh Alea dengan bebasnya.Alea hanya bisa menangis sesengukan tanpa mampu untuk melawan.

Namun, semakin lama Alea mulai terbuai dengan permainan Mahesa di area dadanya. Lidah Mahesa bermain-main di area puting Alea yang mulai mengeras menandakan jika Alea mulai terangsang dengan permainan Mahesa. Bibir Mahesa mengulum dan menggigit kecil daerah sensitif itu, membuat Alea menggelinjang merasakan geli sekaligus sakit memberikan sensasi yang aneh.

Mahesa berhenti sejenak hendak melepaskan kemeja yang masih menutupi tubuhnya. Namun sayangnya hal itu membuat Alea tersadar dan kembali melakukan perlawanan dengan berteriak dan menendang-nendangkan kakinya.

"Meskipun kamu berhasil mendapatkan tubuhku, namun jangan harap kau akan memndapatkan hatiku. Kau hanya pria jahat yang akan hidup sebatang kara selamanya!!!" Alea berkata lirih, menyumpahi perbuatan Mahesa.

Mahesa tertegun sesaat, ingin rasanya dia menampar mulut Alea saat itu juga. Dia benar-benar marah atas kata-kata yang baru saja di ucapkan Alea.

"Apa kau sudah berpikir sebelum kau mengucapkan hal itu, hah?" Mahesa bertanya getir. Suaranya serak menahan amarah dan Sorot matanya berubah sayu.

"Jangan terlalu naif tuan putri. Bahkan pangeran yang sedang kau kagumi bisa saja membunuhmu"

Mahesa mengancingkan kembali kemejanya, mengurungkan niatnya untuk merenggut mahkota keperawanan Alea.

Dengan langkah gontai, dia berlalu begitu saja tak menghiraukan erangan Alea yang telanjang dengan kedua tangan masih terikat.

.

.

1
Aini~
lanjuut thoorrr, update banyakan dikit dong 🤭
eilha rahmah
bagus
Ikramina Taufik
Luar biasa
Aini~
Gak nyangka Dimas masih setia berharap sama Alea, gak kebayang gimana sakitnya di tinggal pacar kawin...
Aini~
wadaw... CLBK
Aini~
akhirnya ira pergi juga, jangan pernah ada tempat untuk orang ke 3 😅😅
Aini~
akhirnya up lagi setelah sekian purnama 🤭🤭
Gracia Grace
Luar biasa
Aini~
Mahesaa kereen bangettt... awalnya sempet kecewa, tapi syukurlah dia tetap setia pada Alea...
Jihan Hwang
hai aku mampir thor... mampir juga dinovelku yuk/Smile//Good/
eilha rahmah: siaap kak😘
total 1 replies
Aini~
bener bener nih si Hesa
Aini~
eh...eh... sapee nih??
Aini~
Ya ampun... parah nih si Hesa /Facepalm//Facepalm/
eilha rahmah
jangan syok ya kak
Aini~
buju busyeeetttt /Gosh//Gosh//Gosh/
Aini~
ya ampun... dibungkus om om berduit🤣🤣
tapi gapapalah, kan suami sendiri 🤭🤭
Musha
ceritanya jadi to the point, gak bertele2 seperti kemarin...
joss banget ceritanya /Drool//Drool/
Aini~
kalau kamu cinta kenapa Alea sampe kamu jambak2 segala? cintamu terlalu memaksa Hesa
Aini~
cemburu sma pak muji...Astagahhhhhh
eilha rahmah: /Facepalm/ dari dulu kemana aja si Lea ini
total 1 replies
Aini~
ah alesaannn... bilang aja kangen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!