Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terusir dari rumah
Plak !!
Tamparan beberapa kali di layangkan di wajah Arsy yang sudah memucat bagaikan mayat hidup, Rita sang Ibu tiri melayangkan tamparan beberapa kali setelah mendengar kabar yang di sampaikan Rangga.
Tanpa memberi kesempatan pada Arsy untuk membela diri, Ibu tirinya itu langsung menghakimi nya dan parahnya lagi Pak Lukman tidak berusaha menahan perbuatan istrinya. Padahal Arsy adalah anak kandung nya sendiri.
" Bisa- bisanya kamu membuat orang tua mu yang sudah tua ini malu. Mau di letakkan dimana muka kita kalau sampai orang kampung tau. Salah satu anak Pak Lukman di ceraikan suaminya karena sudah tidak perawan, dimana kamu letakkan otak mu Arsy. Kenapa kamu lakukan ini, kamu membuat ku malu, apakah ini balasan nya atas semua jasa ku merawat mu sejak kamu kecil. "
Arsy menangis sesegukan, tamparan di pipinya benar-benar kuat. Kepalanya sampai berdenyut, pandangan nya sempat berubah gelap saking kuatnya tamparan yang Ia terima.
Arsy melirik Ayahnya yang nampak tak bereaksi, berharap Pria itu akan punya sedikit rasa iba terhadapnya, namun itu tidak terjadi.
Disaat Arsy tengah terpuruk, Gita justru tersenyum sinis. Ia mendapatkan ide yang menurut nya cukup brilian.
" Ma, bagaimana ini. Semua orang akan memandang rendah keluarga kita, bagaimana nasib ku kedepannya. Apa masih ada laki-laki yang mau padaku, mereka pasti mengira kalau aku pun sama dengan Kakak. Kakak sudah membawa kesialan untuk ku. "
Gita bergelayut manja di lengan Ibunya tidak lupa dengan drama tangisan nya, dan sialnya Rita justru membenarkan ocehan putri kesayangan nya.
" Bagaimana ini Pa, Gita ada benarnya juga. Dia juga anak mu Pa, apa Papa akan diam saja dan tutup mata melihat Gita harus menanggung resiko yang di timbulkan oleh anak mu itu. "
Lukman terdiam, nampak berpikir keras sedangkan Gita dan Rita hanya saling pandang.
Tidak lama keduanya memilih masuk kamar.
"Arsy, kenapa kamu lakukan ini pada Ayah. Kamu sudah mengecewakan Ayah dan mencoreng nama baik keluarga kita di kampung ini. Bukankah kamu sangat mencintai Rangga, lalu kenapa hal ini sampai terjadi. "
Arsy semakin menunduk, rasa penyesalan nya semakin mendalam. Apa yang Ayahnya katakan adalah benar, Ia yang salah karena tidak bisa menjaga diri, bahkan dengan mudahnya mempercayai orang lain.
" A.. " Arsy ingin menjelaskan duduk perkaranya namun suaranya terhenti ketika mendengar bunyi pintu di tutup dengan keras. Keduanya sontak menoleh ke asal suara.
" Mama, Gita. Kenapa kalian mengeluarkan tas kalian seperti ini. " Tanya Lukman heran, Pria itu sampai berdiri menghampiri sang istri.
" Maaf Pa, aku malu tetap berada disini. Aku juga memikirkan masa depan Gita, kalau kami tetap disini itu tidak akan baik untuk anak ku, jadi aku akan membawa nya pergi. Papa tidak perlu menemui kami lagi, Papa urus saja anak Papa ini. Bukankah dia sudah tidur dengan seorang Pria, jangan sampai dia hamil sedangkan Papa sendiri tidak tau siapa orang nya yang sudah menanamkan benih padanya. "
Tentu saja Lukman terkejut, Ia tidak mungkin mengijinkan anak dan istrinya pergi meninggalkan nya. Akhirnya terjadilah drama yang berakhir pada keputusan Lukman sebagai seorang kepala keluarga.
Dengan berat hati Lukman pun menyetujui syarat yang di inginkan oleh anak dan istrinya.
Arsy menangis dalam diam, tidak menyangka Ayah kandung nya akan begitu tega padanya. Mengusir anak kandungnya sendiri tanpa belas kasih.
" Berhubung aku baik dan masih punya belas kasih pada Kakak ku jadi aku mengijinkan mu tinggal semalaman di rumah ini, besok pagi baru kamu pergi. "
Lagi- lagi Gita tersenyum penuh kemenangan, akhirnya Ia punya cara untuk menyingkirkan saudara tirinya itu. Selama ini Ia merasa kasih sayang Lukman terbagi, padahal nyatanya selama ini Gita lah yang sudah menguasai semuanya.
Arsy harus bekerja keras bukan untuk dirinya saja tapi untuk keluarga itu, separuh dari hasil kerjanya Ia berikan pada Ibu tirinya dengan alasan yang sama, imbalan jasa yang sudah di lakukan Rita selama ini.
***
Pintu kamar Arsy tiba-tiba terbuka dan Gita menyelonong begitu saja, Ia melempar sebuah berkas yang Ia bawa tepat di tangan Arsy.
" A- apa ini Gita. " Tanya Arsy.
" Buka saja sendiri. "
" Gugatan cerai. " Gumam Arsy.
" Buruan, apa kamu tidak bisa baca. Tadi Bang Rangga kesini menitipkan ini padaku, Bang Rangga juga meminta ku untuk meminta mu tanda tangan. "
" T- tapi, "
" Sudahlah, nggak ada tapi- tapi. Besok pagi Bang Rangga akan mengambil surat ini, buruan tanda tangani, aku ingin istirahat. "
Arsy masih berat hati membubuhkan tanda tangannya seperti yang di perintahkan oleh Gita, karena Ia masih mencintai suaminya itu. Meskipun secara agama mereka sudah bercerai karena Rangga sudah menjatuhi talak padanya.
Arsy masih berharap ini hanyalah mimpi dan semua yang terjadi bisa membaik, sehingga Ia bisa bersama lagi dengan Pria yang masih sangat di cintainya itu.
Melihat Arsy diam saja Gita mengepalkan tangannya dengan kuat, ingin rasanya memukul kepala saudara nya itu agar masalah nya cepat selesai.
***
Arsy sengaja menunda waktu untuk pergi meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan masa kecilnya itu. Selain berat meninggalkan Ayahnya, Ia juga ingin melihat wajah Rangga memastikan apakah Pria itu benar tidak bisa memaafkan nya dan apakah benar Ia ingin mengakhiri semuanya. Namun sampai pukul sembilan pagi Rangga tak menampakkan batang hidungnya, hati Arsy semakin sakit ketika mengetahui ternyata Rangga justru meminta Gita menemuinya untuk menyerahkan surat cerai yang sudah Ia tanda tangani.
Arsy ingin berpamitan pada Ayahnya sekali lagi namun Lukman memilih masuk dan lagi- lagi hal itu kembali menorehkan luka di hati Arsy.
Akhirnya Arsy memilih pergi, Ia menyeret kopernya menuju pangkalan ojek yang berada di ujung kampung.
Langkah kaki Arsy tertahan ketika mendengar suara seseorang memanggil namanya, nampak seorang wanita berlari kearahnya dengan raut wajah khawatir.
" Nak, kamu mau kemana, ini kenapa bawa- bawa koper segala. "
Arsy menoleh ke sekeliling, ada beberapa warga yang melihat mereka tentu dengan pandangan tak suka mereka.
" Liana, mau- maunya Ia menghampiri wanita seperti itu. Apa Ia tidak takut anaknya akan terkena sial. " Terdengar beberapa warga mulai mencemooh nya bahkan ada yang berani melempar batu ke arah keduanya.
" Mama, pulanglah. Aku tidak mau Mama kenapa- kenapa, para warga akan ikut- ikutan membenci Mama. "
Liana menggeleng pelan, matanya mulai berkaca- kaca. Sungguh Ia tak tega melihat kondisi Arsy saat ini, semua orang mencemooh nya, bahkan Ayah kandung nya sendiri tega mengusir nya.
Liana sudah mencoba berbicara langsung pada Lukman namun sayang tidak ada tanggapan baik dari Pria itu.
" Mama jangan sedih, Arsy baik- baik saja. Arsy bisa jaga diri, Mama baik- baik disini ya. Oh ya, ini aku titip ini untuk Ayah. Tolong bantu Ayah kalau beliau sedang dalam kesusahan, tapi jangan sampai Bu Rita dan anaknya tau. Mama bisa kan bantuin aku. "
Arsy mengeluarkan dua puluh lembar uang kertas yang sudah Ia siapkan tadi malam, namun bingung harus menitipkan nya dimana. Tidak ada orang yang bisa Ia percayai, Arsy juga tidak tega meninggalkan sang Ayah yang akhir- akhir ini kesehatan nya menurun.
Setelah saling berpelukan Arsy pun melanjutkan langkahnya, air mata Liana meluruh tak tertahan lagi. Ia menatap lembaran kertas berwarna merah di tangannya.
" Bahkan kamu masih sangat peduli pada Ayah mu setelah apa yang sudah Ia perbuat padamu Nak. Ya Allah, lindungilah kedua anak ku dimana pun berada, pertemukan lah mereka pada orang yang baik yang mampu melindungi mereka dan semoga mereka bahagia suatu saat nanti. "
Dari jauh Liana bisa melihat Arsy menaiki sebuah ojek yang perlahan membawanya menjauh hingga tak terlihat di pandangan matanya.
***
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke