Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7. RASA KERAGUAN YANG MENYELIMUTI
"Yah... walaupun nyawa kita taruhan. Tapi aku yakin kita akan baik baik saja. Selama kita bersama sama kita pasti akan baik baik saja. " jawap maxim.
“Leo…” bisik Alexa, suaranya lemah tapi jelas. “Aku tahu kamu takut. Aku juga. Tapi kalau kita tidak pergi untuk menutup gerbang itu. siapa yang akan menutup gerbang itu? "ucap Alexa memberi semangat.
"Apa yang terjadi kalau kita gagal menutup nya?? Dan roh roh itu akan keluar ke dunia luar?” tanya Leo dengan takut.
Leo memalingkan wajahnya, menatap pemandangan desa yang masih terlihat asri itu. Ia menggeleng perlahan, tampak tersiksa oleh pikirannya sendiri.
“Alexa, aku bukan pengecut. Aku gak mau menyerah. Tapi kita gak tahu apa yang kita hadapi. Bagaimana kalau… bagaimana kalau kita gak bisa menang? Bagaimana kalau kita malah terjebak di sana untuk selamanya?”aarrkk... jawap Leo sambil memegang Kepala nya yang terasa bingung.
Maxim, yang sejak tadi berdiri yang memperhatikan ketakutan Leo. Akhirnya bersuara juga
“Kamu betul Leo. Ini situasi yang tidak pasti. Aku tak bisa jamin kita akan keluar dari sana dengan kemenangan. Tapi aku tahu satu hal… aku tidak akan membiarkan kalian menghadapi ini sendirian. Kalau kita pergi, kita pergi bersama. Kalau kita bertahan, kita bertahan bersama.”
Leo menatap Alexa, dan Maxim. memang hati nya masih dihantui perasaan keraguan. Dia takut kalau mereka kali ini akan betul-betul mati dan tidak bisa keluar dari sana bagaimana. Tapi tangan lexa saat memegangnya seakan telah memberi nya semangat dan keberanian untuk nya.
Ingatannya kembali keperjalanan mereka, bagaimana mereka saling melindungi saling menguatkan satu sama lain. Perasaan takut memang menyelimuti nya tapi ada sesuatu yang lebih kuat didalam dirinya keinginan untuk tidak kehilangan sahabat sahabat sejatinya.
"Kalian benar... " ucapnya akhirnya dengan suara yang nyaris berbisik dan penuh keraguan itu.
"Kita sudah sejauh ini. Aku hanya... aku hanya tidak mau kehilangan kalian berdua. "ucap nya dengan yakin.
Maxim dan Alexa tersenyum. sebuah senyuman seorang sahabat sejati.
"Tenaaang... kita tidak akan kehilangan siapa pun. kita akan terus berusaha dan bersama sama menghadapi apa pun yang bakalan datang nantinya. kita akan tetap sama sama. "jawap maxim.
Dan mereka bertiga pun berpelukan erat. Pelukan seorang sahabat sejati. Sahabat yang tak akan meninggalkan satu sama lain. Sahabat yang selalu bersama apa pun yang terjadi. Sahabat yang pantang menyerah.
Keheningan menyelimuti sore hari itu. tetapi bukan keheningan kerena perasaan takut lagi. melainkan keheningan yang muncul untuk menjadi pemberani.
keberanian yang muncul kerena mereka memiliki satu sama lain. Apapun yang terjadi mereka akan menghadapi semua nya bersama.
Mereka harus menunggu malam yang tepat untuk menutup gerbang itu. seperti yang dikatakan pak Adward. Untuk menunggu waktu itu, mereka sering mendengar suara suara aneh. Kadang suara itu sampai membuat mereka tidak bisa tidur karena terganggu suara suara itu. Bahkan kadang seperti bayangan Hiltja yang selalu mengikuti mereka.
Tapi mereka yakin selama mereka masih bersama sama dan bertekad untuk memusnahkan Hiltja mereka tidak akan pernah takut lagi. Karena mereka yakin dengan keyakinan yang mereka miliki mereka pasti bisa memusnahkan Hiltja dan mereka pasti bisa menutup gerbang dunia lain gerbang dunia tempat roh roh bersemayam.
Bukan tak jarang perasaan takut selalu membuat mereka untuk berbalik arah untuk tidak datang kerumah tua itu lagi. Tapi pak Adward selalu memberikan mereka nasihat. Mereka pun tau keselamatan penduduk ada ditangan mereka. Kalau bukan mereka yang menyelamatkan warga penduduk siapa lagi. Mereka yang mengundang dan memulai kemunculan roh Hiltja datang jadi mereka juga yang harus mengakhiri nya.
Pagi itu... cuaca di pedesaan sangat lah asri. Seperti biasa maxim selalu menyempatkan untuk berjoging joging di padang. Dengan berlari lari kecil. Maxim adalah pemuda yang ramah suka menegur warga penduduk desa setempat jika dia berpapasan dengan mereka. Tapi pagi itu sangat aneh... Dia merasakan suasana dingin dipagi hari tidak seperti biasa. Dingin nya sangat mencekam membuat bulu kuduk nya berdiri. Tapi dia tidak memperdulikan semua itu. Dia terus jogging dan berjalan jalan didesa.
Dan pagi itu dia melihat Leo Dan Alexa sedang jogging juga. Seperti biasa jika mereka bertemu pasti mereka bercerita, saling bergurau senda dan saling tertawa bersama.
"Pagi ini aku merasakan yang sangat aneh. Padahal udara pagi ini tidak terlalu sejuk. Tapi entah kenapa bulu kuduk ku berdiri dan aku sangat merasakan kedinginan sambil menggigil tidak seperti biasanya. " ucap maxim
"Aku juga merasa kan hal yang sama padahal pagi ini matahari sudah mulai naik. Sebelum aku bertemu kalian aku juga merasa kan hal yang sama. Bahkan aku mendengar suara suara orang berbisik di telinga ku. " jawap Leo.
"Yah... betul. Aku juga sama merasa kan seperti yang kalian rasakan. Tapi aku berfikir mungkin itu hal yang biasa karena sudah lama tidak jogging jadi perasaan galau menghantui. " jawap lexa yang merasakan hal sama seperti Leo dan Maxim.
"Perasaan perasaan itu yang kadang membuat aku takut untuk melangkah lebih jauh lagi. Aku takut untuk kembali kerumah tua itu lagi. "ucap Leo.
"Kita kan sudah berjanji apa pun yang terjadi kita akan tetap bersama sama. Kita tidak pantang menyerah. Kita harus bangkit Leo. Kita pasti bisa melewati ini semua. " jawap Maxim.
"Aku tau max. Aku hanya takut kita tidak bisa kembali Kekehidupan normal kita lagi. Aku takut setelah kita lewati ini semua. Kehidupan kita tidak bisa seperti dulu lagi. Saling bermain tanpa harus memiliki perasaan takut atau mendengar suara suara aneh lagi. " ucap Leo.
"Aku takut kehidupan kita setelah ini akan selalu dihantui dan dibayang bayangin dengan roh Hiltja. " ucap nya lagi.
"Aku tidak mau seperti itu max. aku tidak mau. "ucap nya lagi dengan penuh kecemasan.
"Mungkin setelah kita musnah kan Hiltja dan tutup gerbang dunia roh itu aku yakin hidup kita akan normal kembali. " jawap Maxim memberi semangat.
"Yah betul.. kata Maxim. Kalau kita berhasil menutup gerbang itu dan mengalahkan Hiltja hidup kita pasti akan kembali normal. "jawap Alexa menambah.
" Ehhmmm... aku berharap kita tak akan goyah lagi. aku berharap aku bisa menghilang kan rasa takut ini. Aku berharap kita akan dapat melakukan yang terbaik untuk desa kita ini. "ucap Leo.
Maxim dan Alexa pun mengangguk menandakan yah kita harus berhasil dan melakukan yang terbaik.
Banyak rintangan yang sudah mereka lalui bersama sama. Mereka sangat khawatir jika gerbang itu tidak bisa mereka tutup. Mereka sangat takut kalau kalau roh Hiltja selalu menghantui mereka. Kerena kali ini pertarungan mereka tidak seperti biasa nya pasti ini akan jauh lebih mengerikan lagi. Pertarungan yang membawa mereka kedunia kegelapan dunia lain dunia roh roh bersemayam. dunia antara kehidupan dan kematian.
(Apakah mereka mampu melawan semuanya???)
BERSAMBUNG...