NovelToon NovelToon
Splash

Splash

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa safitri

Rasa bersalah yang menjerumuskan Evelin, atlet renang kecil untuk mengakhiri hidupnya sendiri, karena sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa seluruh keluarganya. Kesepian, kosong dan buntu. Dia tidak mengerti kenapa hanya dia yang di selamatkan oleh tuhan saat kecelakaan itu.


Namun, sebuah cahaya kehidupan kembali terlihat, saat sosok pria dewasa meraih kerah bajunya dan menyadarkan dia bahwa mengakhiri hidup bukanlah jalan untuk sebuah masalah.


"Kau harus memperlihatkan pada keluargamu, bahwa kau bisa sukses dengan usahamu sendiri. Dengan begitu, mereka tidak akan menyesal menyelamatkanmu dari kematian." Reinhard Gunner.


Semenjak munculnya Gunner, Evelin terus menggali jati dirinya sebagai seorang perenang. Dia tidak pernah putus asa untuk mencari Gunner, sampai dirinya tumbuh dewasa dan mereka kembali di pertemukan. Namun, apa pertemuan itu mengharukan seperti sebuah reuni, atau sangat mengejutkan karena kebenaran bahwa Gunner ternyata tidak sebaik itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memotret

Saat Gunner menyela, Evelin terdiam tanpa membuat tanggapan. Dia tidak menyangka pria itu akan meminta maaf. Sebagai balasan atas tanggapan suam-suam, gadis itu memberinya senyuman.

"Aku makan sandwich."

Melihat senyuman mengembang di wajah gadis cantik itu, Gunner membeku di tempat. Dari arah manapun seseorang menatap, mereka hanya akan terpesona pada satu titik dimana gadis itu menarik bibirnya ke samping. Sesaat setelah itu, Gunner memalingkan wajahnya ke depan.

"Begitu ya.."

Dia tampak menyembunyikan sebuah ekspresi yang tersimpan di wajahnya dengan mulut yang bertumpu pada tangan. Melihat Gunner yang sudah mengalihkan pandangan, Evelin segera duduk di sampingnya.

Dia sebenarnya ingin menanyakan tentang alasan Gunner ada di kelas ini. Bukankah dia seorang senior? Namun, karena Gunner tampak tidak tertarik untuk mengobrol lebih banyak, Evelin menghapus rasa penasaran itu.

*

*

*

Setelah kelas berakhir, Evelin harus segera berlatih untuk lomba yang akan di adakan dua minggu lagi. Dia tampak terburu-buru untuk berganti pakaian dan masuk ke ruang renang.

Sementara itu, Gunner tampak sibuk dengan rencananya dalam pemotretan. Dia seorang mahasiswa dengan nilai akademik yang buruk, namun memiliki keahlian dalam bidang fotografer.

Oleh karena itu, dia mengulang kelas untuk mendapat nilai yang lebih bagus dan bisa lulus tahun depan.

Saat dia masuk ke studio, dia melihat Luke yang malah bersantai sambil bermain komputer. Beberapa sampah bekas permen tersimpan di beberapa sudut ruangan. Melihat kekacauan tersebut, Gunner mendekat dan memukul kepala pria itu sekali.

Plak

"Ow.. Bro, apa yang terjadi?"

Luke bangkit dengan cepat. Dia mengerutkan alisnya seolah benar-benar tidak mengerti tentang alasan Gunner yang tiba-tiba memukul kepalanya.

"Kau bermain-main dengan komputerku lagi."

Gunner menatap dengan tajam. Saat dia melirik ke arah komputernya, dia terkejut setelahnya. Komputer yang dia pakai untuk mengedit foto dan menerima beberapa pekerjaan, kini di gunakan untuk menonton sesuatu yang gila dan tidak senonoh.

"Luke.. Kau mau mati, ha?!"

Dia dengan cepat mematikan komputer itu, dan menghilangkan semua gambaran kotor tersebut. Sementara itu, Luke hanya memasang wajah bosan. Saat pria itu berniat membaringkan tubuhnya di sofa, Gunner menendang pinggulnya dengan kuat.

"Enyah dari sini, sialan."

"Gahh.. Gunner, kau bajingan. Sakit sekali."

Gunner mengabaikannya. Dia lalu duduk di kursi yang mengarah pada komputernya, lalu mulai mengedit beberapa foto yang dia ambil beberapa hari lalu.

Melihat Gunner yang tampak sibuk, Luke tiba-tiba berdiri dan berniat untuk segera pergi. Dia menguap sekali lalu melambai tanpa menoleh ke belakang.

"Ha.. Lebih baik melihat para gadis berenang."

Mendengar gumaman Luke yang terdengar cukup pelan, Gunner tampak menyadari sesuatu. Jari jemari yang dia gunakan untuk bermain komputer kini berhenti bergerak. Matanya yang menyorot fokus ke layar, kini tampak membola.

Dia lalu mematikan kembali komputernya dan bangkit dari kursi. Dia mengambil kamera, memakai kembali jaket tebal miliknya dan pergi dari studio.

Dari depan, punggung Luke masih terlihat. Meskipun pria itu tampak malas berjalan sebelumnya, namun kali ini dia bergerak dengan lugas. Sementara itu, Gunner mengikutinya dari belakang.

Saat Luke memasuki ruang renang, dia duduk di kursi yang berada di tengah-tengah. Dia melambai ke arah Fanny sekali, lalu mulai memotret sang pacar dengan ponselnya.

"Hei, Fanny. Juru kameramu sudah datang~"

Para perenang lain mulai bersorak. Sementara itu, Fanny hanya membalasnya dengan senyuman. Dia lalu mulai meregangkan otot-otot di tubuhnya sebelum mulai berenang.

Beberapa menit setelah kemunculan Luke, sosok Gunner tiba-tiba menyusul. Saat pria kedua itu muncul, semua mata langsung mengarah kepadanya. Bagaimana tidak, sang Casanova itu tidak biasanya berada di ruang renang apalagi dengan sebuah kamera.

Sadar semua mata tertuju padanya, dia melambai dengan santai. Tidak terlihat sedikitpun rasa gugup di wajahnya, meskipun dia sedang jadi pusat perhatian.

Sementara itu, Evelin yang masih sibuk mempersiapkan diri untuk renang gaya bebas, ikut terkejut melihat kemunculan Gunner yang tiba-tiba. Lalu, mata mereka kembali bertemu dalam jarak.

"Wah.. Senior Gunner! Apa kamu datang kemari untuk memotretku?"

"Hei, tentu saja dia datang untuk mengambil gambaranku."

"Kalian terlalu percaya diri. Dia tentu saja datang untukku. Kita pernah menghabiskan satu malam bersama!"

Beberapa perenang lain kembali bersorak. Mereka mempertanyakan kedatangan Gunner yang tidak biasa, dan mengklaim bahwa pria terpopuler itu datang untuk mengambil gambarannya.

Sementara itu, Gunner duduk di kursi paling depan untuk mempermudahnya saat mengambil foto. Saat dia mulai mempersiapkan kamera, Luke menyusul duduk di kursi dengan jajaran yang sama.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah sebelumnya kau mengusirku? Kenapa sekarang kau malah mengikutiku?"

Sebelum menjawab, Gunner kembali membalas lambaian tangan para perenang wanita itu. Dia juga menambahkan sedikit senyuman yang membuat mereka semakin bersemangat untuk menunjukkan kemapuan berenangnya.

"... Aku hanya ingin mencoba memotret para perenang sebelum lomba."

Gunner akhirnya menyahut. Namun, Luke tampak mengerutkan dahinya seolah tidak percaya. Dia jelas sangat mengenal Gunner dari dalam maupun luar. Pria casanova itu tidak pernah tertarik untuk memotret para atlet selain para gadis penari balet.

Meskipun para perenang lebih terlihat seksi dengan baju mereka, Gunner sama sekali tidak tertarik untuk menonton apalagi mengambil gambar mereka. Karena menurutnya, keindahan tubuh para perenang selalu tertutup oleh air.

Berbeda dengan para penari balet yang memang menari dengan lincah di hadapan semua orang. Mereka tampak sangat indah dengan kemampuan menggerakkan tubuh dengan lentur.

"Bro, kau sangat mencurigakan."

Saat Luke kembali menyahut, Gunner mengabaikannya. Dia kembali berfokus pada para perenang dengan kamera di tangan.

Pertama, para perenang gaya dada yang terjun ke dalam air, lalu di susul gaya kupu-kupu dan gaya punggung. Setelah Gunner mengambil beberapa gambaran mereka, akhirnya kini bagian Evelin yang ahli dalam gaya bebas bersiap terjun ke dalam air.

Pria itu beranjak dari kursi lalu mulai menyimpan tangan dengan kamera ke atas pembatas besi. Dia bersiap untuk mengambil gambar berikutnya.

Saat semua perenang gaya bebas turun, dia terpaku pada satu pemain. Evelin tampak sangat indah meski keindahan tubuhnya terkubur dalam air. Cara dia menggerakkan tangan ke depan dan belakang tampak sangat luar biasa.

Tanpa sadar Gunner memotretnya terus menerus. Dia memang tidak pernah mengabaikan pemandangan yang membuat dia terpukau. Dia berpikir, apa yang dia rasakan hanya rasa kagum biasa, seperti saat dia melihat sebuah pemandangan yang memanjakan mata.

Karena sebenarnya Gunner tidak pernah merasakan sebuah perasaan yang benar-benar murni karena cinta. Dia memang seorang bajingan yang setiap harinya menghabiskan waktu untuk menggoda para wanita. Namun, dengan semua keburukan yang dia lakukan, sebenarnya dia hanya seorang pria yang menyedihkan dari dalam.

1
yoruuu
saya akan lebih sering update mulai sekarang. Jadi maafkan saya atas keterlambatan yang terus berkelanjutan, haha..
yoruuu
semangat
Eci Rahmayati
jangan pisahkan mereka LG Thor
Lusie
cerita othor ini memang selalu bikin aku gemes
Lusie
malah sedih jadi mereka bakal pisah lagi nih Thor?
Lusie
bagus drew para pembaca udh kesel banget nih sama si Gunner
yoruuu
maaf ya, kesehatan othor sering menurun/Frown/
Lusie
Thor kirain ga bkl up lagi novel ini/Sob/ makasih thorr udh up kembali semangat thorr
Eci Rahmayati
bagus Evelyn kamu harus tegas
Eci Rahmayati
sangat menarik untuk di baca
Eci Rahmayati
up lagi Thor hihihi semangat
Lusie
jdi s Gunner ini sbnrnya cmn lakuin cinta satu MLM doang ya thor
Lusie
bagus Thor ceritanya anak muda banget aku suka
Lusie
namanya bgus mukanya bgus kelakuannya yg ga bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!