NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Kembali Pulang

Paginya, Zhen Liang memutuskan berpamitan dengan Xue Hua dan lainnya setelah menerima token. Karena dirinya telah menjadi murid sekte, mereka adalah seniornya mau usia mereka setara sekalipun.

"Senior sekalian saya ijin pamit, silakan kalian kembali ke sekte, saya masih ada beberapa urusan keluarga."

Saat akan berpamitan dengan Gurunya, Zhen Liang ditahan olehnya.

"Kalian bertiga pulanglah, laporkan masalah di sini kepada para tetua. Aku akan bersama muridku untuk membantu menyelesaikan beberapa urusannya."

"Guru, anda tidak perlu sampai menemani saya."

Xue Hua menggelengkan kepalanya, "Urusanmu sekarang telah menjadi urusanku."

Zhen Liang tidak tahu berkata apa. Tujuannya kembali ke kediaman sekarang adalah untuk membalaskan dendam pada beberapa orang dan meningkatkan kesejahteraan klan sebelum dirinya meninggalkan rumah.

"Aku juga perlu membagikan informasi, jika diriku sudah bergabung menjadi murid dari sekte bintang sepuluh." Pikir Zhen Liang.

Atas perintah dari Tetua mudanya, mereka bertiga tidak memiliki pilihan lain, meski Xie Chen bermaksud mengikuti keduanya secara diam-diam. Xue Hua bisa menebaknya dan meminta Wang Ying bersama Lin Sua untuk menyeretnya paksa.

"Tidak. Aku akan tetap bersama Tetua muda!" Xie Chen protes, "Kita tidak tahu apa yang direncanakan orang ini di perjalanan! Aku bisa melihatnya, kalian jangan termakan dengan tampangnya!"

"Sudah sudah, kita akan kembali sekarang Senior Xie Chen." Wang Ying memegang lengan kanannya.

"Senior Xie Chen, tidak perlu khawatir, junior imutku tidak mungkin bertingkah seperti itu."

Setelah mengedipkan matanya, Lin Sua tertawa mengikuti Wang Ying dan Xie Chen dari belakang.

"Astaga, apakah kita memang satu generasi, kenapa perbedaan mentalnya bisa sejauh ini."

Xue Hua menghela napas panjang dengan menggaruk rambutnya.

*

Dibanding bermalam di alam liar, Zhen Liang bermaksud mengajak Xue Hua agar mereka berdua bisa bermalam di sebuah penginapan.

Karena Xue Hua adalah Guru sekaligus seorang perempuan. Dia tidak mungkin mengajaknya bermalam di atas tanah yang dingin dan keras.

Tapi, Xue Hua menolaknya di sana. Di alam liar ditemani pemandangan malam dari bintang-bintang dan kehangatan perapian menurutnya sangat cocok baginya.

"Berapa lama waktu kita untuk sampai ke rumahmu?" Xue Hua penasaran.

"Kediaman Klan Zhen, cukup dekat."

Zhen Liang menjelaskan, untuk kembali ke kediaman Klan Zhen, normalnya mereka membutuhkan waktu lima hari perjalanan dari tempatnya jika berjalan kaki, tetapi bila ditempuh menggunakan kuda hanya membutuhkan waktu tiga hari.

"Begitu, memang cukup dekat. Lalu ada urusan apa kamu di sana nanti?"

"Ini bukan tanggung jawab Guru, tetapi aku akan menceritakannya."

Kondisi keuangan Klan Zhen sangat buruk dan untuk membiayai penyakit Ibunya saja, Zhen Liang telah memberikan segalanya. Dia juga berhutang dengan banyak orang dan keluarga. Semua orang bahkan beberapa anggota keluarganya sendiri telah meninggalkannya.

"Begitulah yang terjadi. Keluarga kami sedang tidak baik-baik saja. Mungkin kepergianku sekarang sudah ada beberapa orang yang bermaksud menagih hutang."

"Jika ada seseorang yang menagih hutang pasti orang itu akan membawa ahli kultivasi. Apakah keluargamu memiliki penjaga?"

Zhen Liang menggelengkan kepalanya, "Mereka semua pergi begitu saja setelah mengetahui kondisi klan kami."

Bahkan keluarga-keluarga yang dulu pernah menjalin hubungan dengan Klan Zhen sampai memutuskan hubungannya.

"Aku mengerti, sebagai Guru kau bisa memintaku untuk membereskan mereka."

Zhen Liang terdiam, Xue Hua yang telah lama memejamkan mata perlahan membuka mulutnya

"Muridku, kau tampak tenang dengan situasimu sekarang. Apakah kau memiliki sebuah rencana?"

"Guru boleh membantu jika itu yang dikatakan hatimu, tapi Guru juga bisa tenang saja dan membiarkan masalah ini murid sendiri yang membereskan."

"Kau yakin?" Xue Hua menoleh dan menemukan wajah sang pemuda sedang tersenyum.

"Serahkan saja padaku." Zhen Liang tiba-tiba berdiri, Xue Hua juga merasakan kehadiran samar-samar.

Bila Zhen Liang meminta bantuan maka dirinya akan segera bertindak, tapi muridnya terlihat memiliki kepercayaan diri.

"Mari kita cari tahu dulu seberapa kuat kemampuan muridku." Xue Hua tersenyum kecil, dia memuji Zhen Liang karena memiliki keberanian yang besar.

Ada empat orang sedang mengintai dan enam orang yang sedang berjaga di luar, total mereka semua berjumlah sepuluh orang. Jumlah yang bisa membuat para kultivasi Tahap Ahli cukup kerepotan.

"Kemungkinan mereka adalah kelompok bandit, berhati-hatilah dalam menanganinya."

Zhen Liang mengangguk dan segera menghilang dari tempatnya. Mata Xue Hua yang melihatnya melebar karena kecepatan muridnya, dia hampir tidak bisa melihat gerakan barusan.

Empat orang bandit yang sedang mengintai segera berlari melihat salah satu dari kedua orang itu menghilang.

Mereka menaruh curiga bahwa kemungkinan sejak awal, keduanya telah mengetahui bahwa mereka sudah lama mengincarnya.

Kemampuan menyembunyikan diri mereka adalah yang terbaik, sampai para kultivasi Tahap Master saja bisa dengan mudah mereka bodohi.

Dengan kemampuannya ditambah kondisi lingkungan langit yang mendukung sekarang, tidak ada seorangpun yang bisa membongkar penyamarannya.

Masalahnya bagaimana bisa kedua orang itu menyadari keberadaan kelompoknya?

"Berlari! Mundur! Jangan lupa mengatakannya pada mereka yang di luar!" Teriak salah satu dari mereka.

Ketika mereka sampai ke tempat dimana temannya menunggu di luar. Mata mereka berempat terbelalak dan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Orang itu sudah menunggu mereka bahkan mencekik dua dari rekannya.

"Lama sekali, aku sampai bosan menunggunya."

Mata dingin Zhen Liang menusuk kearah semua orang.

Empat orang bandit mengeluarkan keringat dingin, mereka yakin bahwa beberapa saat lalu pemuda ini masih bersama temannya.

"Bagaimana bisa dia lebih cepat dari kami regu pengintai?!"

"Sial, gawat sekali, orang ini bukan tandingan kita semua!"

"Lari! Tidak mungkin kita bisa menang! Laporkan semuanya pada atasan!"

Delapan orang itu berdecak kesal, mereka sangat marah tetapi apa yang bisa dilakukan bila dua orang dari mereka saja dibuat tidak berdaya.

Zhen Liang yang mencekik dua orang bandit ke udara akhirnya selesai mematahkan leher mereka, meninggalkan keduanya tidak bernafas.

"Lari?" Zhen Liang kembali menghilang, "Apakah aku menginginkan?"

Zhen Liang kembali muncul di belakang salah satu dari mereka, dia langsung memutar kepala orang itu semudah membuka penutup botol. Satu lagi orang yang tidak selamat.

Tersisa tujuh orang saja dari mereka, jika saja Zhen Liang menggunakan teknik Rhapsodes, maka semuanya akan selesai dalam satu hembusan napas.

Zhen Liang bisa merasakan meski samar tatapan Xue Hua yang memperhatikan. Bagaimana dia akan menjawab bila menggunakan teknik tersebut?

Sekali lagi tiga orang segera terjatuh di tanah setelah merasakan rasa sakit karena tidak bisa bernafas dan lehernya yang menekuk secara tidak normal. Mereka semua layaknya mainan bagi Zhen Liang, dia dengan mudah mencengkeram dan mengangkatnya yang aslinya memiliki tubuh lebih besar.

Ada saat dimana mereka melawan juga, tetapi Zhen Liang mengelak dari serangan tersebut dan mematahkan tangan musuhnya hingga bengkok.

Sembilan orang tewas menyisakan seorang saja, Zhen Liang berjalan perlahan mendekati orang tersebut.

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!