NovelToon NovelToon
Sabira

Sabira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: devi oktavia_10

Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.

Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.

Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.

Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.


Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Setelah menghabiskan makan dan mengobati lukanya, Sabira yang memang sudah sangat lelah dan ngantuk, dia lansung tertidur pulas dan gelung di dalam selimut tebalnya.

Tanpa dia tau ada seseorang masuk ke dalam kamarnya.

Cup....

Satu kecupan di daratkan di pipi memerah dan sedikit bengkak itu.

"Ini, pasti sakit sekali." liriknya.

"Kamu kenapa sih dek, selalu bikin masalah, coba kamu baik baik aja pasti nggak kaya gini kan." lirih lelaki itu yang masih menyalahkan Sabira.

"Abang sayang sama kamu." lirihnya lagi dengan mata yang berkaca kaca.

Dia tidur sambil memeluk adik bungsunya itu, hal seperti itu sering dia lakukan secara diam diam, tanpa sepengetahuan orang rumah dan juga Sahira.

"Bobo yang nyenyak ya dek, abang akan temani kamu seperti biasa." bisik Devan dan merebahkan diri di samping sang adik, dan memeluk Sabira penuh kasih sayang.

Tidur Sabira semakin nyenyak di dalam pelukan abangnya itu.

Pagi hari, seperti biasa Sabira terbangun dari tidurnya dia lansung duduk di pinggir tempat tidur dan diam sejenak, sebelum pergi ke kamar mandi.

"Kenapa di sisi ini selalu angat sih, perasaan aku tidur di sisi sana." gumam Sahira meraba tempat bekas Devan tidur.

"Ahhh... Tau lah." acuh Sabira berjalan ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, dan mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajiban yang kepada sang Pencipta.

Selesai melakukan sholat sunah dan sholat subuh, Sabira selalu menyempatkan membaca al qur'an.

Selesai tugasnya kepada sang Pencipta, Sahira seperti biasa dia akan membersihkan kamarnya telebih dahulu, baru lah sehabis itu dia mengganti bajunya dengan seragam sekolah.

Melihat masih ada beberapa waktu, dia membuka laptop menyelesaikan desainnya, lalu mengirim ke email perusahaan Kejora properti.

"Selasai...." ucap Sabira tersenyum senang, dia sudah membayangkan berapa uang yang akan masuk ke rekeningnya.

Tok...

Tok...

Tok...

"Non." panggil bi Tuti dari luar.

"Ya bi, masuk aja." sahut Sabira dari dalam kamarnya.

"Kok belum berangkat non, apa non sakit? " khawatir bi Siti memindai wajah Sabira.

Sabira tersenyum senang, di perhatikan oleh bi Tuti, hanya bibi satu satunya yang memperhatikan Sabira salama ini.

"Ini mau berangkat bi, nggak kok, aku sehat." cengir Sabira, walau ada lebam pipinya.

"Ini pasti sakit." lirih bi Tuti berkaca kaca.

"Nggak kok, aku kan sudah kebal." sela Sabira yang nggak mau bi Tuti bersedih.

"Non Bira selalu begitu, sehat terus ya non, semoga cepat selesai sekolahnya, dan pergi jauh dari sini ya." ujar bi Tuti yang tak sabar menunggu Sabira cepat lulus sekolah, sungguh dia tidak tega melihat nona kecilnya di perlakukan tidak adil di rumahnya sendiri.

Sabira hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, memandang wanita paruh baya yang selalu perhatian kepadanya.

"Gimana lombanya? pasti non dapat juara lagi." tanya bi Tuti dengan wajah penasarannya.

"Menang dong bi, Bira...." kekeh Sabira membanggakan dirinya.

"Nona Bira memang hebat." bi Tuti mengacungkan ke dua ibu jarinya ke depan Sabira.

"Oh... Iya bi, hari ini bibi gajian ya? " tanya Sabira.

"Iya, non mau apa, mau pinjam uang atau mau di belikan sesuatu? " tanya bi Tuti serius.

"Ck, nggak bibi sayang. Aku cuma mau kasih ini untuk bibi, di terima ya." Sabira memberikan amplop coklat ketangan bi Tuti.

"Ihh... Apa ini non?! " kaget bi Tuti.

"Itu, bonus dari aku buat bibi." ucap Sabira tersenyum lembut.

"Non, punya duit dari mana? duit non kan selama ini di pangkas sama non Aura." ujar bi Tuti yang tau akan itu.

"Aku ada uang bi, aku kerja, dan juga punya tabungan, bibi nggak usah khawatir, udah buru simpan, nanti di lihat nenek lampir, trus dia nuduh bibi nyolong duit dia." yang tau akan sifat Aura.

"Non."

"Ambil, nggak boleh membantah." paksa Sabira.

"Makasih non." ucap bi Tuti penuh haru.

"Sama sama bi, aku berangkat dulu ya." ucap Sabira meninggalkan bi Siti di kamarnya.

"Lama banget loe turunnya, loe pikir loe tuan putri yang mau di tungguin terus." sinis kaifan.

Sabira hanya diam, dan duduk di kursi biasa dia duduk di ruang makan itu.

"Jangan gitu bang, Bira mungkin kesiangan, sebab semalam aku liat dia pulang sudah larut malam, Bira masuk ke dalam rumah ngendap ngendap lewat dapur, Ehhh..." ucap Aura pura pura kaget, dan menutup mulutnya dengan tangan, seolah olah dia keceplosan.

Tentu saja ucapan Aura itu membuat mama dan papanya menatap nyaman ke arah Sabira.

"Apa yang di bilang kakak mu, benar Ra?! " tanya pak Johan menatap garang sang anak.

"Iya" sahut Sabira tanpa takut.

"Anak ini! kenapa kelakuan mu makin liar saja ha... Mau jadi apa kamu.! Nggak ada keluarga kita yang pulang larut, abang abang kamu saja yang laki laki sore sudah di rumah, kakak kamu kalau kemana mana juga ngomong dulu sama orang tua, kamu nggak ada berkabar dengan orang tua, gimana kami mau menyanyangi kamu ha..., beda banget kamu sama Aura yang baik diam di rumah, nggak kaya kamu jadi anak berandalan." amuk bi Karin.

Sabira hanya diam, tanpa mau membela diri, secara, percuma juga klau dia mau membela diri nggak akan ada yang akan perduli, biar saja dia seperti ini, dari pada buang buang tenaga.

"Klau di tanya itu, jawab! " bu Karin menggebrak meja makan.

Membuat semua mata menatap Sabira garang.

Sabira hanya menarik dan membuang nafas pelan, dia menatap satu persatu orang yang ada di meja makan itu satu persatu.

Sabira bisa melihat wajah Daren yang sedih campur kecewa, wajah kaifan yang menatap sinis, wajah Aura yang ada senyum licik terukir di bibirnya, walau terlihat samar, Sabira tau betul anak pungut itu sedang tertawa senang, mamanya yang menahan emosi, papanya yang dia dan mengetatkan rahangnya menahan marah.

"Apa kalau aku bilang kalian akan percaya, kemana aku pergi, dan aku sedang apa, nggak kan?"

"Selama ini yang kalian perhatikan hanya kak Aura, saat aku butuh kalian, kalian nggak ada yang bisa menolongku, kalian sibuk dengan urusan kalian masing masing, dan mama sibuk mengurus kak Aura, selama aku masuk SMA, saya tanya, mama dan papa sudah berapa kali datang kesekolah ku, selama saya SMA, apa mama dan papa tau apa saja kegiatan aku di sekolah, terjadi apa saja sama aku, aku di bully, aku di kucil kan, aku sakit, apa kalian tau itu! " sarkas Sabira.

Deg...

Semua terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan Sabira itu.

"Yang kalian tau aku pulang sore atau malam, kalian memaki maki aku, memarahi ku, tanpa bertanya alasan ku pulang malam, justru kalian menuduh ku yang bukan bukan." ucap Sabira berkaca kaca.

"Satu lagi, berhenti mengatakan aku sedang mencari perhatian kepada kalian, aku nggak akan mencari perhatian kepada kalian, perhatikan saja kak Aura, aku bukan dia yang haus perhatian, dan selalu menjelek jelekan aku." ucap Sabira.

Plak...

Satu tamparan kembali melayang ke pipi Sabira, Sabira hanya diam dan tersenyum kecut, lagi lagi abangnya melayangkan tangan ke pipinya, karena tidak terima adik kesayangannya di bawa bawa.

"Abang! " bentak Devan.

"Kai..." bentak sang papa.

"Makasih" ucap Sabira dan berlalu dari ruang makan itu, dia berjalan cepat keluar dari rumah, sambil memegang pipinya yang terasa perih.

"Non." tegur bi Tuti berkaca kaca, Sabira hanya tersenyum perih dan berbisik pelan.

"Aku nggak apa apa, jangan khawatir." melanjutkan langkahnya keluar rumah.

Devan menatap kesal ke arah Aura, Aura tau di tatap oleh Devan pura pura menunduk.

Yang penting dia sudah puas, melihat Sabira kena tampar oleh Kaifan.

"Kamu apa apaan sih, ringan bangat tanganya memukul adik mu." marah pak Johan.

"Terus saja sakiti Sabira." marah Devan ikut meninggalkan meja makan.

"Sarapan belum mulai, Devan." panggil sang mama.

"Aku sudah nggak selera makan." sahut Devan, tanpa mau melihat ke arah sang mama, dia tau sikapnya itu tidak sopan, cuma dia terlalu kesal, adiknya belum sarapan, malah sudah kena marah, parahnya lagi sudah kena tampar.

Bersambung....

Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘

1
Putri Laely
mana thor lanjutannya
Sukhana Ana lestari
Harusnya seorang ibu lebih bijak dalam menyikapi segala sesuatu tentang anak.. apa lagi ini anak bungsu.. pasti kita juga punya perasaan lebih sayang.. sekalipun sang kakak ingin lebih di perhatikan.. se pandai² orang melakukan tipu muslihat pasti suatu saat kita merasa janggal.. kok si kakak begini si adek begitu.. apa ada yg salah dngn mereka.. masa iya kita yg melahirkan sampe abai sm anak sendiri.. kecuali klw ibu depresi x ya klw masih waras sedikitnya tau akan gelagat orang² sekitar...
Sukhana Ana lestari
Darah daging x thor..# typo #
Sukhana Ana lestari
Main apa klw adik pungut udah perawan lagi..??🤔🤔 x walaupun adik angkat juga & masih kecil sih pantas kkw bilang ingin main bareng..!! laah ini..???
Bak Mis
RASAIN tuh semua penyesalan kalian, tapi gak mudah minta maaf sm Bira kan
irma hidayat
good Devan, dasar aura ular kadut coba bersyukur jadi anak angkat pasti disayang
Teh Euis Tea
usir rubah ga tau diri itu devan kumpulkan bukti kelicikan si aura
jaran goyang
ʙɢᴜs ᴅᴇᴠ.... ᴋᴀᴜ ᴍᴀɴɢ ʜʀs ᴛᴇɢᴀs... sᴍ ᴏʀᴛᴜ ʏɢ ɢᴋ ᴘɴᴛs ᴅɪ sʙᴛ ᴏʀᴛᴜ....


ᴄᴘᴛ ʟᴀʜ ᴋᴀᴜ ʙᴋᴛ ᴋɴ
Dewi @@@♥️♥️
pokoknya bawaannya emosi kalau dah si awur awuran sama Bu Karin yg masih aja tertipu sama si awur awuran
Putri Laely
lanjut Thor
Kasih Bonda
next thor semangat
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus devan kamu hrs tegas sm ke dua ortu kamu,samoai dia benar² menyesal sdh menyiksa sabira dan jangan biarkn rubah itu tertawa bahagia menang dengan lelicikan dia,ayo dev kamu bisa membuktilan kebebaran sabira
Rita Rosita
mewek aku gk berhenti"😭😭😭
Nisa Ramadani
semoga bapak ibu angkat kamu percaya ya
Putri Laely
manaa lanjutnya thor... jgn mlm2 up nya
4U2C
kan REGAN terus awasi ya,,para kuman pasti akan mencari celah teruma si sundal tuh..
Nitnot
Thor, utk devan tidur dengan adiknya itu sangat tidak pantas, mhn mmperhtikn kepatutannya, btw ceritanya asyik
jaran goyang
ᴍɪᴍᴘɪ ᴋᴀᴜ ᴊʟᴀɢ
atiyah9389
anak pungut yg GK bersyukur padahal kalau baik aja pasti bahagia tuh s uler emang susah y kalau punya hati iri daki pula 🤣🤣
Irma Minul
good 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!