Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.Sogokan Brengsek!
Bohong kalau Cantika tidak merasa terkejut mendengar siapa orang tua Saka.
Dia terkejut dan lebih ke syok, begitu mengetahui kalau ayah pria yang sudah dia ajak bermain di Cappadocia waktu itu. Lalu dia tinggalkan begitu saja ternyata benar benar bukan pria sembarangan.
Kalau pria muda itu hanya seorang selebritis, Cantika tidak akan bereaksi seperti sekarang.
Tapi karena ayah Saka ternyata adalah seorang duta besar Turki, dengan sederet prestasi yang membanggakan pemerintah Indonesia.
Cantika jadi takut, apa yang sudah dia dan Saka lakukan bisa membuat masalah untuk keluarga pria itu dimasa depan, kalau sampai ada pihak media yang tau.
Jadi, dia yang semula tidak ingin menemui Saka, berubah buru buru ingin bertemu dengan pria muda itu untuk menyelesaikan masalah mereka ini.
" E .Bu Laura, saya permisi pulang dulu."
Lalu sebelum rekannya itu mengatakan apa apa, Cantika sudah berdiri dan berjalan keluar kafe dengan langkah sedikit tergesa.
Bu Laura hanya mengeryit kan dahinya melihat tingkah laku Cantika saat itu.
" Buru buru banget Bu Cantika kaya mau boker."Celetuk Bu Laura, lalu fokus pada makanan yang baru saja diantar kan pelayan ke meja itu.
Tapi baru saja dia siap perempuan berusia 30 tahun itu memasukkan Pasya kedalam mulutnya tiba tiba seseorang menegur dia .
" Bu Laura, ini anda kan?"
sontak Bu Laura mendongak kearah orang yang baru saja menegur dirinya. Dan lagi lagi dahinya mengeryit, saat melihat siapa orang yang baru saja menyapa dia.
" Iya, anda...."
" Oh, ibu nggak lupa kan sama saya. Saya Arga , teman baik Cantika." Pria berperawakan sedang itu memberikan senyum ramah kearah Bu Laura, seolah dengan begitu perempuan didepannya tersebut akan langsung bertekuk lutut, meski tentu saja tidak begitu.
Dan bukannya merasa terpesona dengan senyuman yang diberikan Arga, Bu Laura malah merasa sebaliknya.
Dia sampai menggumam dalam hati,merasa heran juga tidak habis pikir karena Bu Cantika yang merupakan salah satu dosen dengan kriteria jempol dikampus nya, ternyata bisa ditipu oleh pria standar menengah kebawah begini.
'Pasti selama mereka pacaran Tuhan sedang membuat mata Bu Cantika buta waktu itu.
Tapi kalau Bu Cantika buta, lalu apa sebutan yang cocok untuk istri pria didepannya ini sekarang yang dia dengar merupakan atasan pria itu dikantor? Pasti bola matanya tidak ada,batin perempuan itu.
" Bu Laura."
" Eh! Ya?"
Bu Laura tersadar dari pikiran anehnya barusan dan terpaksa tersenyum kikuk, untuk menutupi pikiran konyolnya barusan dari Arga.
" Saya tadi dari Kampus, mencari Cantika untuk memberikan ini padanya."
Arga mengangkat paperbag yang dia bawa keatas meja, tepat dihadapan Bu Laura.
Seolah dia sengaja melakukan hal itu, agar perempuan tersebut bisa melihat barang apa yang dia bawa saat itu.
Sontak ekspresi wajah Bu Laura berubah berbinar waktu membaca tulisan yang ada di paperbag itu, karena itu lebih ke benda yang dia idamkan tapi tidak bisa beli sebab sedang viral jadi stoknya selalu sold out sebelum dia berhasil membelinya dan sekarang pria itu membawanya.
" Apa ini pak Arga? Apa coklat Dubai yang Viral itu?"
Arga mengangguk,mengiyakan.
" Iya, ini coklat itu. Beberapa waktu lalu Cantika menelpon saya dan bilang kalau dia ingin makan coklat ini, tapi kesulitan membelinya karena sering sold out bu."
Ah sial! Beruntung sekali Cantika, rekannya itu.Sebab mantan tunangannya mau berusaha payah membelikan pesanan yang dia inginkan. Mungkin sikap perhatian nya ini lagi yang merupakan plus pria itu ,batin Bu Laura mulai merubah sudut pandang penilaian nya pada sosok Arga.
" Tapi sekarang Bu Cantika sudah pulang,pak Arga."
Itu tujuan Arga bicara basa basi tidak jelas dengan Perempuan didepannya tersebut.Mencari informasi keberadaan Cantika yang tadi sempat dikatakan sedang berada di Kafe oleh orang yang dia tanyain dan kebetulan tau.
Tapi ketika dia pergi ke kafe itu, ternyata Cantika nya sudah tidak ada. Meski Arga tidak putus asa karena begitu berjalan masuk dia melihat sosok rekan kerja Cantika yang dulu sering dia lihat bersama perempuan itu, saat dia masih bertunangan dengan perempuan itu.
" Pulang? Kemana Bu Laura? Apa kerumahnya ?"
" Iya, kesana pak Arga. Lalu kemana lagi."
Pertanyaan konyol, batin Bu Laura tidak habis pikir waktu mendengar nya.
Karena dia tadi mengatakan sudah pulang yang berarti tentu saja itu kerumah. Memangnya ada konotasi kata pulang selain rumah, gerutu Bu Laura dalam hati.
Arga tersenyum lagi, senyum yang sama sekali tidak menambah nilai plus sosok pria itu dimata Bu Laura.
" Oh, anda benar Bu Laura. Pulang kan pasti kerumah, nggak mungkin ke...." Arga menggantung ucapannya sambil meringis kearah Bu Laura yang langsung mengeryitkan dahinya, sebab merasa heran dengan isi kepala pria didepannya ini yang punya cara bercanda sangat garing.
" Kalau Bapak mau bertemu Bu Cantika hubungi saja langsung nomor telponnya. Buat janji sebelum datang, pasti tidak terselisih seperti sekarang."
Saran yang sangat benar dan sudah seharusnya dilakukan, tapi malah membuat ekspresi pria itu yang sejak tadi berusaha ramah langsung berubah 180 derajat. Sebab sebenarnya dia tidak tau nomor telpon Cantika yang sekarang.Karena sudah diganti dengan yang baru.
Dulu dia pernah menanyakan nomor telpon milik perempuan itu ke Kampus ini dan diberi. Tapi waktu dia berusaha menghubunginya, ternyata nomor tersebut tidak aktif.Entah itu nomor palsu yang sengaja diberikan pihak Kampus padanya atau Cantika sengaja mengganti nomornya lagi begitu tau dia meminta nomornya ke Kampus.
Jadi sekarang dibanding sibuk mencari nomor perempuan itu, dia lebih memilih menemuinya langsung seperti ini.Karena lebih akurat dengan sedikit sogokan, untuk orang yang sudah memberi tau dia mengenai keberadaan perempuan itu.
" Kalau janjian itu namanya bukan kejutan Bu Laura. Karena Cantika sangat suka diberi kejutan, jadi aku sering kesini tiba tiba begini."
" Oh!" Entah itu benar atau tidak Bu Laura tidak perduli, karena perhatian perempuan itu sebenarnya sejak tadi hanya fokus pada paperbag coklat didepannya itu.
Arga bukan tidak melihat itu, dia hanya sengaja menunggu memberikannya setelah dapat informasi yang dia mau soal Cantika.
" Oh iya, karena hari ini nggak bisa bertemu Cantika disini. Padahal aku sudah sengaja menyisihkan waktu luang ku yang sempit. Jadi, coklat ini buat ibu aja."
" Apa! Ini serius pak Arga?!" Bu Laura tidak pura pura tidak mau diberi barang yang memang sedang dia inginkan. Karena jual mahal tidak ada dalam kamusnya.
" Iya, bu Laura. Arga mendorong paperbag itu lebih dekat kearah Bu Laura, agar perempuan itu semakin percaya.
" Tapi ini bukannya buat Bu Cantika ya pak Arga. Kalau Bapak berniat menitipkannya nanti saya sampaikan."
" Tidak perlu Bu Laura, biar ini buat ibu saja. Cantika nanti bisa aku belikan lagi, anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih karena sudah memberitahu soal Cantika."