NovelToon NovelToon
Setitik Pelita Di Kegelapan

Setitik Pelita Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Askara Senja

Di usia yang seharusnya dipenuhi mimpi dan tawa, Nayla justru memikul beban yang berat. Mahasiswi semester akhir ini harus membagi waktunya antara tugas kuliah, pekerjaan sampingan, dan merawat kedua orang tuanya yang sakit. Sang ibu terbaring lemah karena stroke, sementara sang ayah tak lagi mampu bekerja.

Nayla hanya memiliki seorang adik laki-laki, Raka, yang berusia 16 tahun. Demi mendukung kakaknya menyelesaikan kuliah, Raka rela berhenti sekolah dan mengambil alih tanggung jawab merawat kedua orang tua mereka. Namun, beban finansial tetap berada di pundak Nayla, sementara kedua kakak laki-lakinya memilih untuk lepas tangan.

Di tengah gelapnya ujian hidup, Nayla dan Raka berusaha menjadi pelita bagi satu sama lain. Akankah mereka mampu bertahan dan menemukan secercah cahaya di ujung jalan yang penuh cobaan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askara Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ukuran Tangan dari Sahabat

Keesokan paginya, meski tubuh Nayla terasa sangat lelah, ia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kampus. Di tengah beban pikiran yang menghimpit, ia tahu bahwa pendidikan adalah jalan yang tak boleh ia tinggalkan. Di kampus, Nayla terlihat sibuk dengan tugas kuliahnya, namun matanya yang sembab dan sikapnya yang murung tak luput dari perhatian Olivia, sahabatnya yang berasal dari kabupaten berbeda.

Saat jam istirahat, Olivia mendekat dan duduk di sebelah Nayla di taman kampus. "Nay, kamu kenapa sih akhir-akhir ini? Kok kelihatan beda banget? Cerita dong, aku temen kamu, lho," katanya dengan nada penuh perhatian.

Awalnya Nayla hanya menggeleng, mencoba menutupi apa yang sedang ia alami. Tapi, Olivia tak menyerah. "Aku tahu kamu nggak baik-baik aja. Tolong jangan simpan semua sendiri. Aku nggak mungkin diam kalau kamu butuh bantuan."

Mendengar ketulusan Olivia, Nayla akhirnya tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Ia mulai bercerita tentang perjuangannya merawat ibu yang sakit, menjaga ayah yang sudah tidak kuat bekerja, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan membiayai pendidikan adiknya, Raka.

Olivia mendengarkan dengan seksama. Setelah Nayla selesai bercerita, Olivia memegang tangan Nayla dengan erat. "Nay, aku nggak bisa bayangin beratnya apa yang kamu lalui. Tapi tolong jangan pernah ragu buat minta bantuan ke aku, ya."

Hari itu berlalu dengan perasaan yang sedikit lebih ringan bagi Nayla. Ia merasa lega setelah berbagi cerita dengan Olivia, meski tak pernah sekalipun ia meminta bantuan secara langsung.

Namun, dua hari kemudian, saat Nayla sedang bekerja di kedai kopi seperti biasa, Olivia datang dengan membawa sebuah tas kecil. Ia menghampiri Nayla yang sedang melayani pelanggan dan berkata, "Nay, bisa ngobrol sebentar?"

Setelah selesai melayani, Nayla duduk di pojok kedai bersama Olivia. Dengan wajah serius namun penuh perhatian, Olivia menyerahkan tas kecil itu kepada Nayla.

"Ini untuk kamu, Nay," kata Olivia sambil tersenyum hangat. "Aku tahu mungkin ini nggak cukup untuk semua kebutuhanmu, tapi aku harap ini bisa membantu sedikit."

Nayla menatap tas itu dengan ragu. "Olivia, apa ini? Kamu nggak perlu lakukan ini. Aku... aku nggak enak."

Olivia tertawa kecil, lalu menjawab, "Dengar, aku ini temen kamu, dan aku nggak akan diem aja kalau lihat kamu kesusahan. Aku memang nggak bisa bantu banyak, tapi aku mau kamu tahu kalau kamu nggak sendirian."

Ketika Nayla membuka tas itu, ia menemukan uang tunai dan beberapa barang keperluan sehari-hari seperti pampers dan obat-obatan. Olivia juga menyelipkan surat kecil di dalamnya: “Nayla, jangan menyerah. Aku selalu percaya kamu bisa melewati ini. Kamu kuat, dan kamu punya aku di sini. - Olivia”

Air mata Nayla kembali mengalir. Kali ini, bukan karena kesedihan, tapi karena rasa syukur yang mendalam. "Olivia, aku nggak tahu gimana caranya aku bisa balas kebaikan kamu. Tapi terima kasih... terima kasih banget," ujar Nayla dengan suara bergetar.

Olivia tersenyum dan memeluk Nayla. "Kamu nggak perlu balas apa-apa, Nay. Yang penting kamu tetap semangat. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku, ya."

Malam itu, Nayla pulang ke rumah dengan hati yang lebih ringan. Bantuan dari Olivia adalah secercah cahaya di tengah gelapnya perjalanan yang ia lalui. Ia menyadari bahwa meskipun ia sering merasa sendiri, selalu ada orang-orang baik yang peduli dan ingin melihatnya berhasil.

Kehidupan Nayla masih penuh tantangan, tapi ia kini punya semangat baru. Ia tahu bahwa dengan dukungan orang-orang seperti Olivia, ia bisa terus berjuang untuk keluarganya. Tekadnya semakin kuat untuk menyelesaikan pendidikan dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka semua.

1
Linda Ruiz Owo
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Asseret Miralrio
Mantap nih cerita, semoga author terus semangat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!