NovelToon NovelToon
Sistem, Berikan Aku Segalanya...

Sistem, Berikan Aku Segalanya...

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Slice of Life
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bayu Aji Saputra

Yang baik hati boleh follow akun ig di bawah.

ig: by.uas

Tag: comedy, slice of life, sistem, Kaya raya, semi-harem.

Jadwal Update: Random—kalo mau upload aja.

Sypnosis:

Remy Baskara, pemuda sebatang kara tanpa pekerjaan, sudah lelah dengan hidupnya yang hampa. Saat hampir mengakhiri hidupnya, tiba-tiba sebuah suara menggema di kepalanya.

[Sistem "All In One" telah terikat kepada Host...]

Dengan kekuatan misterius yang bisa mengabulkan segala permintaannya, Remy bertekad mengubah nasibnya—membalas semua yang menindasnya dan menikmati hidup yang selama ini hanya ada dalam angannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bayu Aji Saputra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 — Panci Merah

Malam telah tiba, bulan berada di langit dengan kemiringan seolah menunjuk ke arah barat laut. Jika diibaratkan sebagai jam, sisi kiri Bulan, tepat di garis horizontal yang sejajar dengan pusatnya.

Gak paham? Intinya jam 21—9 malam—lebih beberapa menit.

Remy turun perlahan dari motor beat karbu milik seorang pria muda—driver ojek online.

Kemudian ia merogoh saku nya untuk membayar.

Remy mengeluarkan uang 100ribu rupiah, lalu memberikannya kepada driver online tersebut.

Pria itu langsung berjalan menuju gerbang kost, meninggalkan driver ojek dengan langkahnya yang santai.

"Eh, bang!" panggil driver ojek. "Uangnya kebanyakan ini."

Remy berhenti sejenak, menoleh ke belakang sambil berkata. "Ambil aja bang, saya lagi buru-buru."

Pria muda itu kebingungan, "Beneran bang? Makasih loh." dia mengangguk seraya tersenyum, sebelum akhirnya melesat pergi.

Remy tersenyum tipis melihat kepergiannya, kemudian mengarahkan kembali pandangannya ke depan.

"Setan!" teriaknya, terkejut karena Alfan yang tiba-tiba sudah berada di depan mukanya.

Alfan tertawa melihat ekspresi Remy. "Buru-buru banget nih Tuwan Ci e o?" tanyanya. Lebih ke sarkas inimah bukan pertanyaan.

Remy melangkah melewati Alfan, menghindarinya seperti belut.

"Gausah lebay Fan, lagi males gua." katanya, males ngeladenin Alfan yang lagi kayak gini.

Alfan berjalan di samping Remy, mengangguk beberapa kali. "Iyaaa maaf deehhh yaa.. Tuan Ci e o..."

Dia tertawa kecil sebelum pergi meninggalkan Remy untuk mengambil asbak di kamar Yudha, sedangkan Remy mengambil stop kontak listrik dari kamarnya.

Mereka berdua duduk di depan kamar Yudha, bengong sebentar.

Setelah keheningan itu, Alfan memulai pembicaraan namun segera di hentikan dengan Remy yang mengeluarkan rokok L.A Ice satu slop.

Mata Remy bersinar, menatap Alfan sangat tajam. "Mau ngomong sesuatu, Fan?" tuturnya dengan suara lembut namun menghanyutkan. Nahan napas dia, biar kerasa ngeri karena hening.

"Iya," jawab Alfan, membalikan tekanan Remy dengan senyuman ramahnya.

Remy mengeluarkan napas panjang, mengambil rokok sebatang lalu menaruhnya di mulut.

Telapak tangannya mengambil korek cricket yang tiba-tiba muncul di saku-nya, lalu membakar rokok di mulutnya.

"mwau nanywa apwa?" tanya Remy, suaranya sedikit tidak jelas karena ada rokok di mulutnya.

Alfan menoleh ke arah gerbang, "Tadi lo di jemput pake mobil kan?" tanyanya. "Kok pulang pake gojek."

"Fyuhhh~" Remy mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Oh itu," dia mengangguk, mulai mengingat kejadian sebelumnya.

................

Di depan gedung pusat PT. Trinova, Sebelum Remy pulang.....

Driver gojek online datang dengan motor beat kabur nya yang WOW BANGET.

"Anda yakin tidak ingin saya antar saja, Tuan?" tanya Agesta, tatapan matanya jelas khawatir.

"Gue gak terlalu suka naik mobil Gest," balas Remy seraya berjalan menuju si driver ojek.

"Bang Remy Baskara ya?" tanya si Driver.

Remy mengangguk, "Iya." jawabnya ramah. Langsung naik ke motornya.

"See youu..." ujarnya, sebelum akhirnya motor beat kabur milik driver di gas.

......................

"Gitu doang?" ucap Alfan, sambil berpura-pura menguap.

Melihat reaksi temannya, Remy tersenyum. Tapi giginya yang mengeras terlihat jelas woi.

Dia mengarahkan ujung batang rokoknya ke arah lengan kiri Alfan. Sampe kena jir.

"Anjing panas!" teriak Alfan, lompat karena terkejut.

"HWHAHAHAHHAHA!!!" Remy tertawa lepas melihat Alfan yang mengelus-elus lengan kirinya karena kepanasan.

"Ketawa lo bangsat," umpat Alfan kepada kawannya.

Ctaang!

Sebuah panci memukul belakang kepala Remy dengan kuat, menimbulkan kebisingan.

"Argh!" jerit Remy kesakitan, memegang belakang kepalanya. Dia menoleh ke belakang, "Siapa yang mukul kepala gue..?!!" serunya.

"Ane, kenape?" suara wanita tua yang sangat mengintimidasi, dengan panci merah di telapak tangannya.

"Bu Sari...??" gumam Remy lirih, hampir tak terdengar.

Sangking mengintimidasinya, rasa panas di lengan kiri Alfan pun hilang, dia seketika menjadi bisu karena kedatangan Bu Sari.

"Lo pada kira ini jam berapa?" tanya Bu Sari kesal.

"Se-sembilan..?" jawab Remy terbata-bata.

"Terus kenapa berisik?!" tanya Bu Remy lagi, kemarahannya udah di puncak.

Laila keluar dari kamar. Rambutnya sedikit acak-acakan, namun malah terlihat menggoda di wajahnya yang cantik.

Intimidasi Bu Remy yang mematikan segera tergantikan dengan pesona sang dewi kecantikan Laila. Dramatis bener.

Perhatian duo sejoli itu segera teralihkan kepada Laila yang mengenakan piyama lucunya. Bu Sari juga teralihkan btw.

"CANTIK BANGET COK?!?" batin dua pria itu, hingga tak sadar mulut mereka terbuka perlahan.

"Woiii!!!" teriak Yudha dari luar kost, "Tolong bukain gerbang dong!"

Remy dan Alfan saling menatap satu sama lain, kemudian melirik Bu Sari yang kini tengah teralihkan teriakan Yudha.

Mereka berdua mengangguk. Dan tanpa banyak basa basi, mereka melesat secepat mungkin menuju gerbang kost.

"Eh, mau kemane lu pada!" ujar Bu Sari, segera berlari mengejar mereka berdua.

Laila tertawa kecil melihat kejadian tersebut, dia menganggapnya lucu. Padahal mah gak ada lucu-lucunya.

Remy dan Alfan tiba di gerbang kost sambil terengah-engah.

"Fan, buka gerbang cepetan!" Remy berbisik dengan nada mendesak.

"Lu kira gampang? Kuncinya nyangkut, Rem!" balas Alfan, tangannya gemetaran mencoba memutar kunci gerbang yang tampaknya lebih tua dari hubungan mereka dengan Bu Sari.

"Woi! keburu kita mati digoreng Bu Sari!" Remy hampir kehilangan kesabaran, melirik ke belakang hanya untuk melihat Bu Sari mengangkat pancinya tinggi-tinggi, seperti gladiator siap bertarung.

"Awas, sini gue!" Remy mendorong Alfan ke samping dan mengambil alih kunci.

Dengan satu tarikan penuh tekanan, akhirnya gerbang terbuka dengan suara kreet yang keras.

Di luar, Yudha berdiri dengan tangan penuh membawa sekantong besar martabak.

"Apa-apaan lu pada, buru-buru amat," ucap Yudha, bingung melihat keduanya tampak seperti dikejar anjing liar.

"Martabak, Bang?" Alfan menatap kantong di tangan Yudha, matanya langsung berbinar.

"Udah jelas, Fan. Masa kantong ginian isinya berlian?" balas Yudha sarkas, menyerahkan martabak itu ke Alfan.

Remy yang masih ngos-ngosan menoleh ke arah Bu Sari yang mulai mendekat.

Matanya melebar, lalu tanpa berpikir panjang, dia menarik lengan Yudha dan berbisik, "Bu Sari bawa panci merah, bro."

Yudha langsung bereaksi, "Bjir, serius lo?"

"Serius lah" kata Remy, sambil mendorong Yudha ke dalam kost sambil membawa martabak itu.

Namun, langkah mereka tertahan saat Bu Sari tiba tepat di belakang mereka, napasnya terengah-engah. Panci merahnya masih tergenggam erat.

"Apaan tuh?!" bentak Bu Sari, yang kini sudah berdiri di dekat mereka. Tatapan matanya setajam pisau dapur.

"Kami beli ini buat ibu!" kata Alfan cepat-cepat, dengan senyuman palsu selebar mungkin.

Dia memberikan sekantong besar martabak tersebut pada Bu Sari.

Bu Sari memandang mereka bertiga curiga, "Hmmm, kali ini saya maafin." ucapnya sambil menerima martabak tersebut. "Tapi jangan berisik lagi, ya!"

"Lo pada hati-hati napa lain kali," ujar Yudha. "Gue gak mau kena pentung panci."

"Lo nggak tau, kan?" Remy menepuk bahu Yudha dengan ekspresi serius. "Panci merah Bu Sari itu warisan. Katanya bisa ngeluarin aura intimidasi."

"Bohong lo," sahut Yudha skeptis.

Tapi Alfan mengangguk dramatis. "Percaya, bro. Gue udah lihat Remy tadi hampir mati gara-gara kena panci itu."

"Lebay abis," kata Yudha sambil berjalan masuk ke kost mereka.

Alfan dan Remy tertawa, kemudian ikut berjalan di sisi Yudha.

1
Aisyah Suyuti
seru
Äï
kasian kemempuan mc langsung di nerf habis²an atau mungkin kemempuan yg di kasih system langsung hilang
Igris: itu si remy nahan diri krena lawannya itu temennya dlu
total 1 replies
Mahendra
up nya kelamaan
Igris: males
total 1 replies
Ryan Hidayat
lanjutkan bos ku
Äï
crazy up lah thor
dennisad
👍👍👍
dennisad
Lanjuttt
RidhoNaruto RidhoNaruto
up
Aisyah Suyuti
bagus juga nih
Äï
emang panigale V4 bisa buat boncengan? perasaan gk bisa deh 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!