NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Tuan Mafia

Gadis Cantik Milik Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nouna Vianny

Jeniffer seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit desa, harus menghadapi ujian yang cukup besar dalam hidupnya. Ayah nya memiliki hutang besar kepada seorang lintah darat bernama Baron, pada suatu ketika anak buah yang bernama Tomi mengunjungi rumah Demian (Ayah dari Jeniffer). mereka menagih hutang yang di pinjam oleh Demian, makian dan ancaman terus dilayangkan oleh pria berbadan tersebut. Hingga Demian berkata akan membayar hutang nya minggu depan, saat Tomi berniat untuk melecehkan dua anak gadisnya Jeniffer dan Jessica. Kemudian di siang hari nya ada dua mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Jessica, yang tak lain adalah milik Glenn dan klien nya. Dan itulah awal dari pertemuan Jeniffer dengan Glenn, namun pertemuan itu terjadi karena perdebatan sang adik dengan John anak buah dari Glenn.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Vianny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Menyesal.

"Uhuk.. Uhuk.."

Batuk yang dirasakan Amara membuatnya terbangun. Ia meringis sakit sambil memegangi bahu nya yang terkena luka tembak. Telapak tangan nya dipenuhi oleh noda merah, karena terus memegang bagian yang sakit itu.

Kedua kelopak matanya terbuka, ia melihat langit-langit rumah yang di selimuti asap. Amara mengerjap, sebuah api yang tengah merembet masuk ke dalam. Ia mencoba untuk bangun namun rasa sakit di bahu nya semakin menusuk.

"Sial!!"

Tak ingin menyerah, dan terpanggang di dalam Amara kembali mencoba bangun dan berjalan dengan langkahnya yang tertatih-tatih. Mencari jalan keluar lewat pintu belakang. Amara mengumpat ketika pintu itu terkunci dengan kuat. Sedangkan kunci nya ada bersama Kevin yang telah tewas.

Api semakin menjalar dan melahap kayu-kayu rumah tersebut. Amara semakin panik dan ketakutan, ia tidak ada jalan lain selain harus naik ke atas lalu lompat ke bawah.

Sebelum api mulai melahap ke arahnya, Amara berlari menaiki anak tangga, untuk sampai ke balkon. Tak di duga api juga sudah naik ke atas lewat kabel-kabel listrik yang tersambung.

"Aaaaaaa" Teriakan Amara menggelegar ketika sebuah potongan kayu yang terbakar, hampir menimpa tubuhnya. Kini rasa sakitnya semakin bertambah dengan luka bakar pada kedua tangan, yang melindungi wajah dan kepala nya.

Amara kembali berlari untuk segera menuju pintu. Namun beberapa kayu yang terbakar mulai berjatuhan dari atap. Rintangan yang sulit hingga membuat langkah nya terhenti, belum lagi asap di dalam ruangan tersebut yang masuk ke rongga pernapasan nya. Pandangan nya kabur, rasa sesak mulai memenuhi dada nya. Wanita bertubuh ringkih itu kembali jatuh dan telungkup.

"Tolong aku!!!" kata terakhir yang Amara ucapkan, sebelum akhirnya rumah tersebut benar-benar habis di lahap si jago merah.

Glenn, Daniel dan Jhon telah sampai di depan rumah sakit Britania. Mereka masuk secara bersamaan untuk mencari tempat Jen dan Faye dirawat.

"Ruangan nya ada dibalik tembok ini, lurus lalu belok kanan". Terang seorang perawat, sambil menggerakkan tangan nya sebagai petunjuk arah

"Terimakasih" ucap Daniel.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, menelusuri lorong rumah sakit. Saat akan belok ke kanan, langkah Glenn terhenti karena melihat seseorang yang ia kenali dari jauh.

"Ada apa Tuan, apa ada musuh?" tanya Daniel heran ketika Glenn tiba-tiba saja berhenti.

Glenn menggeleng, lalu menempelkan jari telunjuk nya ke bibir agar Daniel tak bersuara. Ia memutuskan untuk balik kanan, dan berjalan ke arah luar. Daniel dan Jhon beradu pandang, lalu saling bertanya dengan bahasa tubuh mereka.

Glenn masuk kembali ke mobilnya, ia membuka tas yang berisikan peralatan untuk menyamar.

"Daniel, tolong dandani aku" Titah Glenn sambil menyodorkan beberapa perlengkapan kosmetik.

"Baik Tuan" . Tanpa bertanya lebih dulu Daniel mematuhi perintah Glenn.

"Sebenarnya ada apa Tuan, kenapa anda harus menyamar?"tanya Jhon yang sedari tadi sudah tidak tahan untuk menanyakan hal itu.

Hanya butuh waktu 5 menit untuk mengerjakan nya, dan dan sekarang Glenn sudah terlihat berbeda dengan penampilan barunya.

Glenn belum menjawab pertanyaan Jhon tadi, setelah selesai di rias. Ia turun dari mobil dan kembali masuk ke dalam.

Jhon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa aneh dengan tingkah boss nya saat ini.

Glenn kini telah sampai di depan pintu ruang rawat inap Jen dan Faye, dengan Daniel dan Jhon yang berjaga di luar. Kaki nya segera masuk untuk melangkah ke dalam, kemudian terhenti saat melihat wanitanya terbaring lemah di ranjang pesakitan.

Tubuh yang di penuhi dengan luka memar, wajah nya yang bengkak akibat pukulan keras yang menghantam nya berkali-kali. Glenn berjalan mendekat ke arah tempat tidur,ia raih dan ia kecup punggung tangan wanita nya.

"Maafkan aku Sayang, aku terlambat menyelamatkan mu". Lirih Glenn sambil memandangi wajah wanita nya yang tertidur.

Ada rasa penyesalan dalam hati nya, karena membiarkan Jen keluar tanpa pengawasan dari orang-orang suruhan nya. Ia terlalu menuruti permintaan Jen yang tidak ingin di awasi oleh anak buah nya.

Resiko, itulah yang harus Jen terima sekarang. Ketika ia menjalin hubungan dengan seorang mafia, maka ia juga harus menjadi incaran para musuh.

Suara dehaman wanita terdengar, Glenn menoleh dan meliriknya ke samping.

"Anda siapa?" tanya Chen.

Glenn terdiam, ia tundukkan sedikit wajahnya.

Chen menjalan mendekat ke arah Glenn, memandang lekat penampilan pria di depan nya dari atas hingga bawah.

Pintu terbuka, terlihat seorang dokter dan perawat masuk untuk memeriksa keadaan pasien. Suasana yang tadi nya tegang pun seketika mencair.

"Selamat siang". seorang Dokter menyapa ketika masuk ke dalam.

Glenn terkesiap, ia hapal betul pria yang memakai sneli putih di depan nya itu. "Dokter Benny?" gumam nya dalam hati.

"Selamat Siang dok". Chen membalas sambutan dokter tampan itu.

Benny segera menempelkan bagian dari alat stetoskop ke telinga nya, untuk memeriksa tubuh Jen. Kesempatan! Mumpung pandangan dan posisi Chen sedang teralihkan, Glenn segera keluar dari ruangan tersebut.

Daniel dan Jhon yang melihat itu segera bangun dan mengikuti Glenn dari belakang.

Setelah memeriksa Jen, kini giliran Faye. Namun kondisi kedua nya sama-sama belum stabil. Benny melepas alat nya dari telinga, lalu ia kalungkan ke leher nya.

"Detak jantung nya masih lemah, salah satu penyebabnya karena pasien mengalami trauma hebat" Jelas Benny yang disimak dengan baik oleh Chen. "Maaf, dimana anda menemukan mereka?" lanjut Benny.

"Maksud Anda?"

"Oh iya aku lupa memberi tahu, kalau mereka berdua adalah perawat di rumah sakit tempat ku bertugas".

Chen terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Benny. Tapi ia juga sedikit lega karena ada yang mengenali dua wanita itu. Setidaknya setelah ini pihak keluarga mereka tahu akan kondisinya.

"Mereka di pukuli oleh orang tidak di kenal, kebetulan saat kejadian tersebut aku melihatnya, lalu aku membantu mereka dan membawa nya kesini".

"Lalu pasien yang bernama Nona Camila? Bagaimana ceritanya beliau bisa mengalami luka tembak? Apakah anda komplotan--"

Kata-kata Benny terputus saat Chen menatap nya tajam. "Jalankan saja tugas Anda sebagai dokter, dan jangan banyak bertanya".

"Maaf! Jika aku sudah lancang bertanya demikian, kalau begitu aku permisi".

Tidak ingin di cap sebagai orang yang terlalu ikut campur, maka Benny pun mengalah lalu segera keluar dari ruangan. Mungkin ia bisa tanyakan hal ini kepada dua wanita itu ketika telah siuman.

Sementara Anna dan Maurer baru saja tiba dirumah sakit setelah mengetahui keadaan Camila dari Chen. Namun Chen tidak mengatakan yang sebenarnya. Ia hanya bilang kepada dua orang tua Camila, jika ia terjatuh saat sedang latihan.

"Sayang". Anna terisak saat melihat putri semata wayang nya terbaring di atas ranjang pesakitan. Chen yang baru tiba dari kamar sebelah, menundukkan kepala saat melihat siapa yang datang.

"Chen bagaimana ini bisa terjadi?"tatapan Anna terlihat marah.

"Maafkan saya Nyonya, saya yang tidak mencegah Nona Camila untuk berlatih terlalu keras".

"Berlatih? Maksud mu?" Maurer ikut menimpali.

Chen berkata jika Camila jatuh karena kehilangan keseimbangan tubuh saat sedang menunggangi seekor kuda. Chen juga mengatakan jika sebelumnya ia sempat melarang Camila untuk menaiki hewan, yang dalam keadaan kurang baik itu, namun Camila tidak mau mendengarkan perkataannya.

"Anak ini, kenapa senang sekali membahayakan diri nya sendiri". Geram Anna. Maurer mengusap bahu belakang sang istri supaya tetap tenang.

Chen merasa lega karena cerita karangan nya tersebut membuat Anna dan Maurer percaya. Ia terpaksa berbohong demi melindungi Camila agar kejadian dulu tidak terulang kembali. Dimana wanita berambut keriting itu dibawa oleh seorang petugas untuk digiring ke sebuah asrama khusus wanita. Saat Camila ketahuan menghabisi kelompok jalanan, yang sering mengganggu teman-temannya.

Kehidupan Camila yang bertolak belakang dengan status nya sebagai anak dari pengusaha kaya raya sangatlah pelik. Ia ingin seperti mereka yang bisa hidup bebas tanpa di setir oleh aturan orang tua nya. Namun Camila sendiri juga tidak bisa menghindari semua itu, ia dipaksa untuk terus belajar menjadi pebisnis hebat untuk menggantikan orang tuanya saat tiada kelak.

Daniel mendapat kabar dari anggota the wolves yang lain jika tempat yang digunakan untuk menyiksa Jen dan Faye tadi, telah hangus terbakar oleh si jago merah. Begitu pula dengan dua pria di dalam nya yang ikut menjadi arang.

Mendengar kabar ini Daniel seger memberi tahu Glenn yang sekarang sedang termenung di sebuah ruangan.

"Semuanya sudah Aman Tuan". ucap Daniel.

Glenn hanya terdiam. Melihat boss nya yang sedang tidak baik-baik saja Daniel lekas menghampiri.

"Apa ada yang perlu aku dikerjakan lagi Tuan?"

Glenn mengangkat kepala nya menatap Daniel. "Bagaimana kabar Jen?"

"Mata-mata kita yang menyamar sebagai suster mengatakan jika Nona Jen dan teman nya masih belum sadar. Dokter yang memeriksa nya bilang jika kondisi jantung nya masih lemah".

Glenn mengusap wajah nya dengan kasar, ia mengacak-acak rambutnya. Merasa kesal dengan dirinya sendiri karena yang tidak bisa mencegah kejadian ini.

"Ini bukan salah Anda Tuan". Daniel mengerti jika pria di depan nya ini merasa bersalah karena membiarkan wanita nya keluar rumah tanpa pengawasan.

Glenn juga menceritakan jika perempuan yang ia lihat tadi adalah pengawal dari Camila yang bernama Chen. Keduanya bertemu saat usai acara makan malam. Pada saat itu kaki Camila lecet karena terlalu lama memakai heels dan segera menghubungi Chen untuk membawakan nya alas kaki lain.

"Bagaimana Camila juga berada di rumah sakit yang sama?"

"Menurut mata-mata, jika Nona Camila terkena timah panas di bagian lengan atas. namun untung nya dokter berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di dalam nya".

"Apa? Camila terkena tembakan?"

"Benar Tuan. Seperti yang dikatakan oleh anggota kita sebelumnya, jika ada seorang wanita berambut keriting yang menyelamatkan Nona Jen dan teman nya". pungkas Daniel.

Di ruangan yang luas dan terang, dengan rak yang tersusun rapi oleh buku-buku tebal. seorang wanita duduk sambil menikmati segelas anggur yang di tuang pada gelas berkaki tinggi. Ia menghirup aroma dari minuman tersebut, menggoyangkan nya perlahan lalu meneguk nya sampai habis.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, kemudian menampakkan seorang pria yang menenteng map berwarna cokelat.

"Ini yang Anda minta Nyonya". Ujar Mr Lee dengan kedua tangan yang menyerahkan benda tipis tersebut.

Lily segera membuka lilitan tali amplop tersebut, ia keluarkan isi di dalam nya. Tampak foto-foto seorang wanita yang tengah terbaring lemah di rumah sakit.

"Wanita itu bernama Jeniffer, dan yang disebelahnya bernama Faye". Mr Lee menjelaskan sambil menunjuk ke wajah wanita di dalam foto tersebut.

"Mereka berdua adalah seorang perawat di rumah sakit Nyonya".

Mr Lee juga menceritakan tentang Demian yang berhutang kepada Baron, dan belum melunasi nya hingga sekarang sampai pria itu tewas.

"Jadi perempuan ini mendekati Glenn, agar hutang Ayah nya bisa lunas karena bantuan anak ku?"

"Untuk masalah ke ranah pribadi saya kurang mengerti Nyonya, alangkah baik nya anda menanyakan langsung hal tersebut kepada Tuan Glenn".

Selama ini Mr Lee memang selalu menuruti perintah dari Lily, namun terlepas dari semua itu ia juga tidak berani jika sudah menyangkut hal pribadi yang berkaitan dengan Glenn. Ia tahu bagaimana sifat dari anak yang pernah di asuh nya itu. Tidak ingin mencari masalah dan tentu saja masih sayang akan nyawa nya, Mr Lee menyerahkan kembali hal ini kepada Lily, karena ini bukanlah kapasitas nya

1
Author Amatir
good story
im_soHaPpy
Gaya bahasa penulisnya enak banget, bisa ngebuat baper atau ketawa-ketawa.
Vianny: Thank you 🥰
total 1 replies
Tsukasa湯崎
Saya sangat menikmati ceritamu, jangan berhenti menulis ya author!
Yoh Asakura
📖Saya telah membaca banyak cerita sepanjang hidupku, dan ini salah satu yang paling berkesan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!