NovelToon NovelToon
DOSEN PILIHAN OMA

DOSEN PILIHAN OMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:925.5k
Nilai: 4.6
Nama Author: UQies

Calon suaminya direbut oleh sang kakak kandung. Ayahnya berselingkuh hingga menyebabkan ibunya lumpuh. Kejadian menyakitkan itu membuat Zara tidak lagi percaya pada cinta. Semua pria adalah brengsek di mata gadis itu.

Zara bertekad tidak ingin menjalin hubungan dengan pria mana pun, tetapi sang oma malah meminta gadis itu untuk menikah dengan dosen killernya di kampus.

Awalnya, Zara berpikir cinta tak akan hadir dalam rumah tangga tersebut. Ia seakan membuat pembatas antara dirinya dan sang suami yang mencintainya, bahkan sejak ia remaja. Namun, ketika Alif pergi jauh, barulah Zara sadar bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa cinta pria itu.

Akan tetapi, cinta yang baru mekar tersebut kembali dihempas oleh bayang-bayang ketakutan. Ya, ketakutan akan sebuah pengkhianatan ketika sang kakak kembali hadir di tengah rumah tangganya.

Di antara cinta dan trauma, kesetiaan dan perselingkuhan, Zara berjuang untuk bahagia. Bisakah ia menemui akhir cerita seperti harapannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UQies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE #17

...Mencintai atau dicintai?...

...Seringkali mencintai menyebabkan patah hati dan dicintai pun kerap mendatangkan beban hati. Jika seperti ini, manakah yang lebih baik?...

...Bukankah saling mencintai itu yang paling indah? Sayangnya, tidak semua orang beruntung mendapatkan pasangan yang saling mencintai walau usia kian bertambah....

...Akan tetapi, satu hal yang tak akan pernah membuat hati kecewa. Mencintai Allah dan menggantungkan cinta itu hanya kepada Allah....

.......

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

.

.

"Sepertinya diam-diam kamu suka memeluk saya."

Mendengar suara Alif dari dalam selimut yang masih ia peluk, Zara langsung melepas pelukan itu dan mendorong Alif dengan sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh dari tempat tidur.

Alif sempat meringis karena bokongnya yang sedikit sakit. Ia kemudian berdiri dengan wajah datarnya sambil mengulurkan tangan, membuat Zara yang masih berdebar tidak keruan refleks menjauh karena mengira Alif hendak menyentuh wajahnya.

Hal itu membuat Alif menghentikan gerakannya sejenak sambil menatap Zara, begitu pun dengan Zara yang kini menatapnya dengan sedikit ragu-ragu dan malu bukan kepalang mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Saya hanya ingin memastikan suhu tubuhmu," ucap Alif meluruskan.

"Tidak perlu, Pak. Saya sudah merasa lebih baik," balas Zara cepat sambil menunduk.

"Baguslah kalau begitu. Bersiaplah sholat! Saya akan kembali ke kota pagi ini karena memiliki urusan dan jadwal mengajar besok. Jika ada apa-apa, langsung hubungi saya," ujar Alif, lalu segera pergi.

Tepat di depan pintu, Alif berpapasan dengan Naufal yang hendak masuk ke dalam kamar. Kedua pria itu sempat bertatapan dengan curiga satu sama lain.

Alif bahkan dengan sengaja menghalangi jalan Naufal yang ingin masuk ke dalam kamar beberapa kali. "Keadaannya sudah membaik, jadi kamu tidak perlu melihatnya di dalam."

"Baguslah kalau dia sudah membaik, tapi saya ingin melihatnya sebentar," balas Naufal berkilah, lalu hendak kembali masuk, tetapi lagi-lagi Alif memasang badan di hadapannya.

"Tidak perlu, dia mau sholat, jadi dia tidak ingin diganggu," ujar Alif tegas.

Naufal yang mulai kesal dengan sikap Alif akhirnya hanya bisa menatap tajam pria itu, lalu pergi dengan pasrah karena tidak bisa bertemu dengan Zara.

Matahari perlahan terbit di ufuk Timur. Zara menyaksikan kepergian sang suami dari atas rumah. Ada rasa tidak rela, tetapi ia tak mengerti arti perasaannya itu.

Tak hanya Alif yang pulang pagi itu, tak lama setelah kepergian Alif, Naufal pun pergi. Bedanya, kepergian Naufal justru membuat hati Zara lega karena tak perlu repot menghindar lagi.

.

.

Hari berganti tanpa terasa. Kegiatan KKP terus berlangsung tiap hari kerja. Hari sabtu digunakan para mahasiswa untuk melakukan penyuluhan kesehatan mengenai pola hidup sehat dan swamedikasi. Tak hanya itu, pada hari minggu, mereka bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk mengadakan kegiatan senam pagi bersama yang dilanjutkan dengan kerja bakti.

"Kenapa itu muka? Bete?"

"Tau, ah. Pak Naufal kenapa belum datang lagi, yah? Kangen aku."

"Dih, kamu suka, yah, sama Pak Naufal?"

"Ssst, jangan besar-besar suaramu. Nanti ada yang dengar."

"Saran, yah. Mending kamu tak usah suka dulu deh sama Pak Naufal, kecuali kalau Pak Naufal yang duluan suka sama kamu. Menyukai lebih dulu itu menyakitkan."

"Ya, mau gimana lagi, hati tak bisa dicegah."

Zara tak sengaja mendengar pembicaraan kedua teman poskonya dari dalam kamar mandi. Padahal baru beberapa hari lalu Naufal datang untuk mengikuti penyuluhan kesehatan bersama. Berbeda dengan Alif yang sudah dua minggu belum juga datang. Anehnya, ia merasa hampa sejak saat itu.

Ada apa? Mungkinkah hatinya benar-benar telah terpaut pada pria yang sudah lebih satu bulan menjadi suaminya? Jika memang iya, maka lagi-lagi ia harus bersiap patah hati karena sang suami masih tampak dingin jika bersamanya. Begitulah yang dipikirkan Zara saat ini.

Ketika hatinya mulai merasa nyaman, rasa ragu dan takut kembali hadir mengganggunya. Takut jika masa lalu yang menyakitkan itu benar-benar terulang lagi.

Zara membasuh wajahnya kembali demi meredakan pikiran yang mulai kacau. Ia keluar dari kamar mandi dan mendapati Fina dan temannya sedang berbicara bersama di meja makan. Kedua gadis itu langsung menatap Zara dengan tatapan yang sulit ditebak.

Tak ingin membuat suasana semakin canggung karena ketahuan mendengar perkataan mereka walau tak sengaja, Zara memutuskan untuk langsung pergi, tetapi langkahnya terhenti ketika Fina tiba-tiba memanggilnya.

"Kak Zara. Boleh bertanya sesuatu nggak?"

Zara menoleh ke arah dua gadis itu sambil tersenyum ramah. "Tanya apa?"

Kedua gadis itu saling menatap sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Zara. "Emm, begini, Kak. Apa Kak Zara dan Pak Naufal punya hubungan spesial? Aku lihat kemarin Pak Naufal sering mendekati kak Zara," tanya Fina.

Zara ternganga sejenak mendengar pertanyaan Fina. Ia tak menyangka, dibalik sikap Naufal yang selalu berusaha mendekatinya, ada gadis lain yang turut memerhatikan.

"Tidak, kok. Tenang saja, tidak ada hubungan apa-apa di antara kami," jawab Zara, membuat Fina tampak lega.

"Oh, gitu, yah, Syukurlah. Oh, iya, Kak Zara tolong rahasiakan ini. Aku malu," ucap Fina, membuat Zara mengangguk pelan sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan dapur.

Malam harinya, bersama Bapak Kepala Desa dan sang istri, para mahasiswa mengadakan acara bakar-bakar ikan bersama di halaman rumah. Semua orang turut berpartisipasi. Ada yang menyiapkan bumbu, membersihkan ikan, menyiapkan sambal, menyiapkan arang, hingga nasi sebagai makanan pokok orang Indonesia.

Sambil membakar ikan, sesekali mereka bernyanyi dan melontarkan guyonan yang memancing gelak tawa. Melihat keadaan yang sangat ceria, tiba-tiba Zara teringat akan sang suami. Tak banyak yang bisa ia lakukan, menghubungi lebih dulu baginya sangat sulit karena ia tak memiliki alasan.

"Peduli apaan? Sampai sekarang saja batang hidungnya tak terlihat, ck," ucap Zara pelan sambil berdecak.

"Eh, siapkan tempat, Pak Alif datang!"

Mendengar perintah salah satu temannya, Zara langsung menoleh mencari sosok pria yang dimaksud. Benar saja, dari halaman depan, terlihat Alif berjalan dengan begitu gagah. Sambil mengenakan jaket hitam dan celana jeans panjang, penampilan pria itu sangat berbeda dengan yang selalu ia lihat.

"Pak Alif kenapa makin ke sini makin ganteng, sih?"

"Hooh, sayangnya dia killer banget."

Zara tak peduli dengan bisik-bisik tetangga yang ia dengar dari belakangnya. Yang ia tahu, hatinya cukup lega melihat kehadiran pria itu lagi, bahkan tanpa sadar bibir wanita itu terangkat membentuk senyuman tipis.

.

.

Usai makan malam bersama dan berdiskusi mengenai kegiatan penyuluhan kesehatan terkait swamedikasi sekaligus pelayanan masyarakat yang akan dilakukan besok, semua mahasiswa naik ke atas rumah untuk beristirahat satu per satu, di mana Zara berjalan menaiki tangga paling akhir.

Akan tetapi, seseorang tiba-tiba menarik jaket Zara dari belakang, membuat wanita itu menghentikan langkah. Ia berbalik dan mendapati Alif kini berdiri di belakangnya.

"Boleh bicara sebentar?"

Keduanya kini duduk di bawah rumah panggung kepala desa yang temaram dengan jarak mereka sekitar satu meter. Untuk beberapa saat tak ada yang bersuara, keduanya begitu canggung untuk memulai percakapan lebih dulu.

"Bagaimana keadaan kamu? Sehat, 'kan?" tanya Alif memecah keheningan di antara mereka.

"Sehat, Pak," jawab Zara singkat.

"Maaf karena baru datang sekarang, saya agak sibuk akhir-akhir ini," ucap Alif sambil menatap Zara yang sejak tadi hanya memandangi kakinya sendiri.

"Iya, Pak, tidak apa-apa."

Alif diam sejenak memandangi sang istri dengan wajah serius, lalu berkata, "Jika suami bicara, usahakan ditatap wajahnya."

Zara langsung mengangkat wajahnya menatap Alif yang kini juga sedang menatapnya.

Degh

Zara kembali tertunduk cepat. Sungguh ia tidak sanggup menatap wajah pria di hadapannya. Jantungnya bahkan kini berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Saya ingin membicarakan hubungan kita." Alif menghentikan perkataannya sejenak, lalu kembali berbicara, "Mau sampai kapan kamu memasang tembok pembatas di antara kita?"

Pertanyaan Alif kali ini kembali membuat Zara langsung mengangkat wajah menatap Alif. Sayangnya, lidah wanita itu terasa kelu. Suaranya pun seolah tercekat di tenggorokannya.

"Sa-saya ...."

"Siapa di sana?" suara sang kepala desa tiba-tiba terdengar dari arah belakang, membuat Zara terkejut dan langsung bersembunyi di belakang tubuh Alif yang kini sudah berdiri.

.

.

#bersambung#

.

Mohon dukungannya, yah, Kak. Tolong kerja samanya untuk tidak menabung bab atau membaca tidak berurut yah. Terima kasih 🥰

1
NR
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kak 🥰
total 1 replies
puriru
terimakasih author ditunggu cerita lainnyaa❤️❤️❤️
puriru
toooor,,, sukak bangeet ceritanyaa.....
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak🥰
total 1 replies
Angel Santos
Luar biasa karyamu kak
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kak 🥰
total 1 replies
Ina Karlina
terus berkarya ya author dan tetap semangat 👍👍🥰
Ina Karlina
ah ter nyata mereka berdua sama2 saling mencintai 😁
Ina Karlina
terima dengan bahagia tentu nya🌹🥰
Ina Karlina
sepertinya yang di calonkan dengan iba itu pk Yusuf
Ina Karlina
kalau jodoh takkan ke mana
Ina Karlina
ahir nya hadir juga calon Alif junior..tapi sayang suami nya jauh.. bagaimana kalau ngidam nanti
Ina Karlina
hadeh si oelakir mulai ber aksi rupanya .dasar emang ya ga tau diri tuh s lita 🤦🤦🤦
Ina Karlina
air mata buaya udah biarkan saja biar tau rasa atas segala sikap sombong nya itu 😡
Ina Karlina
ooh ternyata s Fina mata mata nya s lita.
Ina Karlina
ya udah tinggal keluar aja ya pak Alif jadi dosen juga karena zarra ini
Ina Karlina
memaaf lantai tidak untuk mengajak tinggal bersama ..cukup bersikap biasa saja itu lebih baik..
Ina Karlina
wah dasar perempuan ular.. jangan mau zarra..enak aja bisa bisa nanti s Alip di rebut juga sama dia karena tau suami mu sgt kaya😡
Ina Karlina
lah pa kades ganggu orang yang lagi mojok ...
Ina Karlina
ha ha ha malu pasti tuh zarra
Ina Karlina
seperti nya Zara salah faham deh yang menyelamatkan dia bukan Naufal tapi alif
Ina Karlina
dapat bonus he he😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!