NovelToon NovelToon
Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Syarifah Hanum

Gadis cantik selesai mandi, pulang ke gubugnya di tepi sungai. Tubuh mulus putih ramping dan berdada padat, hanya berbalut kain jarik, membuat mata Rangga melotot lebar. Dari tempatnya berada, Rangga bergerak cepat.
Mendorong tubuh gadis itu ke dalam gubug lalu mengunci pintu.
"Tolong, jangan!"
Sret, sret, kain jarik terlepas, mulut gadis itu dibekap, lalu selesai! Mahkota terengut sudah dengan tetesan darah perawan.
Namun gadis itu adalah seorang petugas kesehatan, dengan cepat tangannya meraih alat suntik yang berisikan cairan obat, entah apa.
Cross! Ia tusuk alat vital milik pria bejad itu.
"Seumur hidup kau akan mandul dan loyo!" sumpahnya penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarifah Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Bu, bagaimana jika kelak saya hamil? Karena seingat saya, sebulan yang lalu, suami saya sempat memaksa saya untuk melayaninya di ranjang?"

Mata bu Iyus menatap tajam pada perempuan cantik di hadapannya itu.

"Memangnya kamu sudah telat datang bulan? Sudah test???", tanya bu Iyus lagi.

" Belum bu!"

"Berdoa saja agar itu tidak terjadi, karena itu akan menyulitkan kamu".

Nadira menarik nafas panjang lalu menghempaskannya hingga dadanya lega.

Ia terus berdusta dan berdusta, serta harus tetap mengingat dusta dustanya yang lalu sehingga bu Iyus tidak curiga.

Tidak mungkin ia mengatakan jika ia hamil hasil dari perbuatan biadab pemuda kota itu.

Rangga!! Nama dan wajahnya tak akan lekang dari ingatannya.

" Whuss...!"

Nadira menghembuskan udara dari mulutnya dengan berat, ia ingin beban yang ada padanya ikut keluar bersama hembusan itu dan menginginkan dadanya seketika lega dari rasa sesaknya.

Ayahnya sudah meninggal dunia, sudah lama sekali.

Namun hingga detik ini, ia tak mampu menerima pola pikir pria yang membuatnya hadir di dunia ini.

Yang ia ingat, kakek nenek dari pihak ayahnya adalah orang yang sangat kaya untuk ukuran di kampung mereka.

Namun kedua orang itu tetap membiarkan anak laki lakinya yang sudah menjadi suami darii seorang wanita dan ayah dari dirinya itu, tetap bermalas malasan tanpa berusaha untuk bertanggung jawab.

Mereka hidup dari sokongan kakek dan nenek Nadira, hingga keduanya tiada.

Untuk terus bertahan hidup, ayah Nadira menjual satu persatu harta warisannya.

Untuk menghemat pengeluaran, bahkan ayahnya hanya membuat gubug di bantaran sungai untuk tempat tinggal mereka.

Sedangkan untuk biaya melanjutkan hidup, ayahnya bergantung dari tanah warisan yang sangat luas itu, yang disewa oleh paman Bardi.

Andai ayahnya tidak membiarkan dirinya tinggal di gubug itu, sudah tentu, Nadira tidak akan mengalami pelecehan yang dilakukan oleh Rangga.

"Haaah..!"

Kembali Nadira mendengkus kasar.

Ujian hidupnya semakin berat, andai ia hamil tanpa suami, di tempat asing yang belum lama ia tinggali.

"Aku tak mau pusing, memikirkan yang belum terjadi. Tabunganku banyak, untuk biaya hidup aku tak perlu khawatir.

Yang harus kulakukan sekarang adalah membuat usaha agar uang yang ada tidak tergerus habis".

Nadira melangkah mendekati lemari es yang tingginya melebihi dirinya.

Ia mengikuti saran dari bu Iyus, si pemilik kontrakannya.

Tok

Tok

Tok

" Assalamualaikum Nadira!"

Ucapan salam seseorang di depan pintu memenggal lamunannya.

Nadira menjawab salam, lalu membuka pintu rumahnya.

"Iya, bu Dinna, ada apa?", tanya Nadira, ia tidak membuka pintunya lebar, tapi tubuhnya berada di ambang pintu dengan kedua tangannya memegangi daun pintu dan kusen pintu.

Namun Nadira terkejut ketika bu Dinna mendorong tubuhnya sehingga pegangan salah satu tangannya terlepas.

Tanpa rasa bersalah, bu Dinna melenggang masuk ke dalam rumah.

" Wah, baru memborong nih ceritanya?"

Dengan tidak tahu malunya dan terkesan kampungan, wanita empat puluh tahunan itu, meraba raba dinding lemari es.

"Dira, ibu ada perlu nih!"

Dengan melipat keningnya, dan menyipitkan mata, Nadira melihat bu Dinna.

"Perlu?!"

Walau ia sudah bisa menebak tujuan perempuan itu datang tetap saja gadis cantik berhidung bangir itu bertanya, walau cuma sepenggal.

"Nadira, ibu ingin sedikit meminjam uang untuk bayar cicilan motor, sudah jatuh tempo hari ini.

Tidak banyak kok, cuma satu setengah juta saja".

" Bayar cicilan motor? Ibu meminjam uang dari aku untuk membayar cicilan motor? Lantas kapan ibu mengembalikannya?"

Tak urung, bibir Nadira menjadi gatal dan tanpa ia inginkan meluncur begitu saja pertanyaan itu dari mulutnya.

Tampak air muka bu Dinna berubah kecut. Sama sekali ia tidak menyangka, jika tetangga baru yang belum sebulan menempati rumah kontrakan bu Iyus itu berani bicara ketus kepadanya yang metupakan warga tetap setempat.

"Kamu baru memborong barang elektronik puluhan juta, masa meminjamkan satu juta setengah saja tidak bisa!"

Dengan nada penuh paksaan bu Dinna, mencoba mengintimidasi perempuan muda di hadapannya.

"Maaf bu, uangku tidak cukup, yang tersisa pun untuk modalku jualan dan untuk biaya hidupku seminggu ke depan!"

Sengaja Nadira bicara tegas, ia harus belajar menjadi si ratu tega agar kebaikannya tidak dimanfaatkan oleh orang orang

seperti bu Dinna ini.

"Kan kamu bisa minta lagi pada suami rahasiamu!

Mata Nadira membola, lalu ia menatap aneh pada bu Dinna.

" Suami rahasia?", cicit Nadira.

"Iya, seperti berita yang telah beredar di komplek ini, jika kamu sebenarnya cuma perempuan simpanan dari pria kaya alias pelakor", ucap bu Dinna ketus.

Ia akhirnya tidak bisa menahan diri untuk berpura pura ramah, ia kesal karena Nadira tidak segera memberikan apa yang ia minta.

" Astaga bu Dinna!? Saya tidak sekeji itu! Memang benar saya sempat punya suami, tapi suami saya yang pergi dari saya. Ia lebih memilih selingkuhannya dari pada.

Lagi pula dari mana berita tidak benar itu bermula?"

Sebenarnya Nadira malas untuk meladeni bu Dinna, tapi sepertinya perempuan itu masih bertahan berada di rumah Nadira untuk mendapatkan uang pinjaman.

"Sudahlah Nadira, tak usah diteruskan pembahasan ini! Tapi tolong, beri ibu pinjaman uang.

Kamukan banyak duit, masa segitu saja tidak ada", ucap bu Dinna ngotot.

" Hei, ada apa ini?"

Mendengar suara ribut ribut dari rumah Nadira, bu Iyus lantas keluar dari rumahnya dan langsung menuju ke sumber suara.

"Ini loh bu, si Nadira parah betul, masa saya pinjam satu juta lima ratus saja tidak dikasih.

Padahal beli barang barang ini dia bisa", ucap bu Dinna mengadu.

Besar harapannya, jika bu Iyus berada di pihaknya.

Namun harapan bu Dinna pupus, yang ada bu Iyus malah membela Nadira.

" Jangan ganggu Nadira, bu Dinna! Ia pengontrak rumahku, aku ingin dia nyaman tinggal di sini, setelah diceraikan oleh suaminya! Dan satu lagi, jangan buat cerita fitnah untuknya!"

Tegas, lugas, dan pedas, bu Iyus menggertak Dinna, perempuan culas yang terkenal hobi berhutang.

Dengan bersungut sungut Dinna pergi dari rumah Nadira.

"Jangan takut, ibu dan Bella akan selalu berada di pihakmu".

Hembusan nafas lega keluar dari hidung Nadira, seketika dadanya terasa ringan, karena beban berat akibat teror bu Dinba terangkat sudah.

" Terimakasih bu!"

Bibir ranum itu tersenyum.hangat disertai dengan mata bundar indah itu bersinar ceria.

"Sudahlah, ibu akan kembali, tutup pintumu rapat rapat dan matikan lampu ruangan ini, agar orang di luar sana mengira kamu sudah tidur!"

"Baik bu!"

Seperti anak tk yang mematuhi perintah gurunya, Nadira menjawab titah dari bu Iyus.

Begitu tubuh bu Iyus hilang di balik pintu cepat cepat ia menutup pintu dan mematikan lampu sekalian.

Di atas dipan tiga kaki, di kamarnya, Nadira kembali melamun, menyusun rencana di pikirannya dan ia yakin esok hari baik baik saja.

1
Afri Nilawati
alur yg berbeda
Afri Nilawati
lanjut kk
Syarifah Hanum: Terimakasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
kagome
Lumayan
kagome: sama-sama Kak🤗
Syarifah Hanum: Terimakasih,🙏
total 3 replies
emi_sunflower_skr
Terima kasih sudah bikin hari-hariku lebih berwarna 🌈
Syarifah Hanum: Terimakasih, sudah mampir🙏
Syarifah Hanum: Sama sama!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!