Penghianatan Adikku

Keesokan harinya, setelah mengantar adiknya ke sekolah Amelia kembali ke cafe untuk melakukan pekerjaannya.

Gadis itu dengan telaten membersihkan seisi ruangan cafe, namun tanpa dia sadari seorang pria telah masuk dalam cafe tersebut dan kini duduk di salah satu kursi pengunjung.

Tepat saat Amelia membalikkan badannya dia sedikit terjengkang kebelakang kala terkejut melihat sosok pria itu.

"Kau mengejutkanku"

Ucapnya dengan kesal

Noah jelas saja terkekeh melihat reaksi gadis itu yang terlihat begitu lucu.

"Kapan kau masuk, kenapa aku tidak menyadarinya?"

Amelia kembali melontarkan pertanyaannya, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Kau tentu tidak akan menyadarinya karna terlalu serius dengan pekerjaanmu"

Jawab Noah dengan santai.

"Lalu untuk apa kau pagi pagi kemari? Tidak kah kau memiliki pekerjaan lain?"

Ucap Amelia dengan heran, dia melihat jam yang melingkar di tangannya yang masih menunjukkan pukul delapan.

"Pekerjaan apa yang bisa ku lakukan dalam kondisi yang seperti ini"

Jawab Noah dengan malas.

"Dan tentu saja aku kemari untuk meminta pertanggung jawabanmu"

Lanjut Noah yang menatap gadis itu dengan tajam.

Amelia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia lupa jika kemarin dia menyebabkan orang terluka cukup parah.

"Lalu berapa biaya pengobatan yang akan ku ganti?"

Tanya gadis itu kemudian, dia pikir jika Noah kemari untuk meminta ganti rugi

"Kau bisa melakukannya dengan cara lain"

Jawab Noah yang membuat Amelia mengerutkan keningnya.

"Aku tidak mengerti"

Ucap Amelia

Noah mendesah pelan kemudian mulai menjelaskan

"Saat ini pelayan di rumahku sedang pulang kampung, tidak ada yang merawat ku"

Noah berkata dengan wajah sedihnya.

"Aku tidak mudah percaya dengan orang lain, Jadi aku meminta kamu menjadi pelayanku dalam waktu 1 bulan"

Lanjut Noah yang menatap Amelia dengan wajah menyedihkan nya.

Amelia jelas saja terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pria itu.

"Mana bisa seperti itu, aku kerja, aku tidak bisa"

Tolak Amelia dengan cepat, Jika dia mengikuti permintaan Noah bagaimana dengan pekerjaannya di cafe.

"Lalu bagaimana denganku, apa kau tidak akan tanggung jawab dengan perbuatanmu"

Timpal Noah kembali dengan wajahnya yang dia buat sesedih mungkin

Amelia menggigit jarinya, dia benar benar bingung dengan keadaan. Dia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya begitu saja, tapi di sisi lain dia juga ingin bertanggung jawab, lalu bagimana dengan adiknya.

"Aku tidak bermaksud begitu"

Ucapnya dengan frustasi.

Gadis itu kemudian bergerak ke arah Noah dan duduk tepat dihadapannya.

"Begini, aku tentu saja ingin bertanggung jawab, tapi masalahnya aku sedang kerja, dan juga aku tentu saja tidak ingin meninggalkan adikku sendirian"

Jelas Amelia yang mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Bagaimana jika aku memiliki setiap solusi dari masalahmu"

Tanya Noah yang menatap Amelia dengan serius.

"Itu bisa di pertimbangkan"

Timpal Amelia dengan sedikit ragu

"Pertama kau tetap bisa kerja di cafe tapi sampai sore hari, Lalu pergi ke rumahku, Untuk adikmu jangan khawatir kau bisa membawanya sementara untuk tinggal di rumah selama 1 bulan, tenang saja, kau juga ku gaji"

Noah menjelaskan dengan detail setiap solusi dari masalah yang di khawatirkan oleh Amelia.

Sedangkan gadis itu termangu mendengar penjelasan panjang itu.

"Ituu"

Amelia benar benar bingung saat ini.

"Baiklah, tapi aku akan membicarakan ini dulu pada bos ku"

Putus gadis itu kemudian, bagaimana pun dia harus meminta izin pada mama Riana sebelum membuat keputusan.

Noah yang mendengar jawaban gadis itu seketika melebarkan senyumnya.

"Satu lagi, kau belum memenuhi janjimu padaku"

Amelia mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Noah.

"Nomor ponselmu, kita bertemu ketiga kalinya dalam ketidaksengajaan dan kau sudah berjanji sebelumnya padamu"

Jelas Noah ketika melihat gadis itu yang tampak kebingungan.

Amelia menepuk jidatnya, dia benar benar melupakannya, sebenarnya pada saat itu dia hanya mengatakannya dengan asal, karna dia berfikir tidak akan bertemu dengan pria itu di lain waktu.

Tapi sepertinya takdir berkata lain, mereka kembali di pertemukan dalam ketidaksengajaan.

Gadis itu kemudian menerima ponsel Noah, mengetik nomor ponselnya di benda pipih itu

"Aku akan menghubungimu nanti"

Amelia menganggukkan kepalanya.

Lantas gadis itu segera membantu Noah yang ingin pergi menggunakan taksi yang telah dia pesan sebelumnya.

Amelia masuk kedalam cafe dengan langkah gontai, sepertinya hidupnya belum pernah tenang sejak dia kecil.

Gadis itu menghela nafasnya pelan.

Kemudian merogoh ponselnya untuk menelfon mama Riana tentang kejadian tadi, saat ini mama Riana sedang berada di Prancis menyusul suaminya yang terkadang susah kembali ke Indonesia karna sedang mengembangkan bisnisnya di sana.

****************

Reyhan mengembangkan senyumnya, pikirannya melayang saat Amelia memeluknya semalam benar benar sulit untuk pria itu lupakan.

Setelah menyelesaikan mata kuliahnya, Reyhan segera kembali ke cafe milik mamanya, dilihatnya sisil yang saat ini tengah sibuk mengantar beberapa pesanan untuk pengunjung.

"Sisil dimana Amelia?"

Noah segera bertanya tentang keberadaan sahabatnya itu.

"Ada di belakang"

Tanpa menjawab Noah segera membawa langkahnya ke arah dapur. Dan benar saja saat ini Amelia tampak sibuk dengan kue di tangannya.

"Haiii"

Amelia melirik sebentar ke arah Noah dia mengembangkan senyumnya.

"Sudah makan?"

Noah menggelengkan kepalanya

"Ambil di dalam lemari, aku membuat nasi goreng untukmu"

Noah menganggukkan kepalanya dengan semangat, dia kemudian segera berjalan ke arah lemari dan mengambil nasi goreng seperti yang dikatakan Amelia sebelumnya.

Tanpa menunggu waktu dia segera melahap masakan sahabatnya itu.

Amelia mengerjakan pekerjaannya dengan telaten, hingga jam kini menunjukkan pukul lima sore.

Gadis itu segera bersiap siap untuk ke rumah Noah, dia telah meminta izin pada mama Riana dan tentu saja dia mendapatkan izin, lagi pula saat ini sudah ada karyawan baru.

Reyhan menatap Amelia dengan heran yang saat ini tengah sibuk mengemas barang barangnya.

"Kau mau kemana?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya menbuat Amelia menepuk jidat, dia lupa memberitahu sahabatnya itu jika dia akan bekerja sampai jam lima sore.

"Astaga aku lupa memberitahumu"

"Aku akan pergi ke rumah Noah untuk menjadi pelayannya selama 1 bulan, sebagai kompensasi karna menabraknya"

Jelas gadis itu.

"Tidak perlu kesana, beri aku nomor rekening pria itu, aku akan mentransfer sejumlah uang padanya"

Ucap Reyhan yang segera mengeluarkan ponselnya.

Dia tentu saja tidak ingin Amelia bekerja di rumah pria itu yang jelas jelas dia yakin jika pria itu punya perasaan pada sahabatnya

"Rey ini bukan tentang uang, saat ini pelayannya sedang pulang kampung, dan tidak ada yang merawatnya, dia sulit mempercayainya orang lain, jadi memintaku untuk merawatnya"

Jelas Amelia

Reyhan mendelik jelas saja dia yakin jika itu hanya akal akalan pria itu saja.

"Mel, Kau juga orang lain bagi dia"

Ucapnya dengan kesal.

"Ya tapi dia yang memintaku aku juga tidak menolaknya Rey"

Rasanya Reyhan ingin menghantam pria itu dengan tinjunya.

"Kalau begitu baiklah, aku akan mengantarmu"

"Tapi sepedaku"

"itu urusan gampang setidaknya aku tau dimana rumah pria itu, jangan sampai dia berbuat macam macam padamu"

Amelia hanya terkekeh melihat wajah Reyhan yang saat ini tampak kesal