seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana-kan uang Mahar nya ?
Hati juno jadi sangat gelisah setelah menemukan bahwa insident asin tadi bukan sepenuhnya salah Sisil , dirinyalah yang salah memasukkan garam ke tempat gula. Juno masih ingat, kala itu ia sedang buru-buru untuk berangkat ke bandara sampai tidak memperhatikan betul wadah gula.
Tiba-tiba teringat pada hukumannya terhadap Sisil tadi . juno yang hanya meminum sedikit saja perutnya sudah mual, Lalu bagaimana dengan sisil yang terpaksa menghabiskan 1 cangkir ?
" Ya ampun... Sisil"
lelaki itu segera keluar kamar . Berjalan menuju kamar Sisil dan berdiri tepat di ambang pintu . Mengetuk-ngetuk sebentar , namun tidak ada jawaban . Akhirnya ia memutar gagang pintu dan membuka sedikit hingga cukup untuk mengintip
kelopak matanya membelak seketika lihat tempat tidur yang kosong , Iya lalu merotasi pandangannya ke segala arah menemukan Sisil terbaring di lantai dan beralas Sajadah dengan Alquran di bawahnya .
" Kenapa dia tidur di situ ? " juno bergunam kecil
melangkahkan kakinya masuk ke kamar itu, ia berjongkok di hadapan Sisil . Lagi lagi Juno dengan mata sembab.
"Sisil.. Sisil.." panggilan nya pelan
sambil menyentuh kepala yang tertutup oleh mukena .
Tidak ada respon apapun dari sisil, sehingga Juno mengambil Alquran dari tangannya Dan meletakkan di atas meja . Kemudian ia menggendong istri kecilnya itu ke tempat tidur . Namun tak juga terbangun , Mungkin ia benar-benar lelah sampai tidak menyadari tubuhnya dipindahkan
***
"malam ini kalian boleh meminum sepuasnya, aku yang traktir !" ucap Ipin, Sambari meneguk minuman di tangannya
seperti biasa , di akhir pekan seperti sekarang Ia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Berjudi atau mabuk-mabukan sampai pagi
"lagi banyak uang ya , pin?" tanya salah seorang temannya
Ipin menyeringai , saat ini kantongnya memang sedang tebal . Mahar sekaligus uang tutup mulut senilai 99 juta yang diberikan oleh juno cukup untuk bersenang-senang beberapa bulan kedepan
"tidak banyak, tapi ada " jawab enteng
"Wah bagus itu , kalau begitu Malam ini kita senang-senang sepuasnya !" sahut salah satu temannya lagi
" Oh ya , aku dengar adik kamu dinikahi oleh seorang guru dengan mahar lumayan banyak "
" iya lumayan, setidaknya bisa buat foya-foya " Ipin menemukan segelas minuman , Ia berpikir kini sudah memiliki tambang uang tanpa harus bekerja . Terlebih , Ia memiliki rekaman video singkat berdurasi kurang dari 1 menit sebagai senjata andalan untuk menaklukkan adik iparnya itu
pagi-pagi sekali Sisil sudah keluar kamar , Ia melirik ke arah pintu kamar Juno yang masih tertutup rapat-rapat. Sepertinya sang pemilik Kamar masih tertidur , lihat dari lampu kamar yang masih padam dapat terlihat dari ventilasi .
Subuh tadi Sisil sudah terbangun di tempat tidur, padahal padahal seingatnya Ia berbaring sebentar di atas Sajadah sampai ketiduran . Membuatnya menebak bahwa mungkin Juno masuk ke kamarnya dan memindahkannya .
wanita muda itu memilih untuk beranjak menuju ke lantai bawah , untuk menyapu dan membersihkan halaman depan , kemudian menuju dapur untuk membuatkan sarapan
"Kosong?" gunamnya ketika membuka lemari pendingin dan tak menemukan apapun selain beberapa botol air mineral .
Bingung , pemilik manik coklat itu terang memilih untuk membuat Secangkir Kopi . Setahunya Juno suka membuat kopi hitam tanpa gula, seperti yang ia minta dibuatkan semalam
hingga tak lama berselang , Juno tampak menuruni tangga udah rapi dengan memakai kemeja dan celana bahan , sepasang sepatu ia ambil dari cari rak di mana berjajar rapi beberapa koleksi sepatu miliknya
Ragu-ragu Sisil mendekat dan berdiri tepat di samping suaminya , mungkin ia dapat meminta sedikit uang , bagai bekal untuk belanja keperluan dapur
"Mas" panggil Sisil
"Hem" jawab juno sambil mengikat tali sepatu
"Mas Juno yang pindahin saya ke tempat tidur ?" tanya Sisil
"Iyah" jawab Juno " saya sudah membangunkan kamu tapi kamunya enggak bangun-bangun "
"maaf, sudah merepotkan mas, terimakasih "
"kamu jangan salah paham, saya pindahkan kamu bukan saya peduli, tapi karena saya enggak mau kamu sakit dan merepotkan saya "
"Iyah mas, saya paham"
Sisil masih berdiri di samping suaminya, hatinya sedang dipenuhi keraguan , bingung akan berkata apa kepada suaminya
"Mas?"
"Apa lagi?" tanya Jono sambil menatap wanita itu
"Boleh aku minta uang?" ucapnya ragu-ragu " saya perlu buat-.."
"Uang?" dua tangan Juna yang sedang sibuk mengikat tali sepatu Berhenti sejenak . Punggungnya yang tadinya membungkuk langsung tegak , dengan tatapan penuh selidik . "Kamu kemana kan uang mahar 99 juta saya berikan ?"
mendadak Sisil bungkam , tatapan juno membuat tumbuhnya merasa meremang. Malu sekaligus takut di saat bersamaan . Mahar 99 juta diberikan oleh Juno sepeserpun Sisil menikmati semua diambil oleh Ipin tanpa tersisa
"Ma-maaf"
tanpa memperdulikan Sisil , Juno segera bangkit dan berjalan menuju pintu , menyalakan motor sport nya dan melaju meninggalkan rumah . Tak sempat lagi minum kopi buatan Sisil hanya menatap punggung suaminya yang perlahan menjauh .
***
Hari ini Juno benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya sebagai guru , selain menjadi pembimbing dalam masa orientasi siswa baru , Iya juga harus mengurus pendaftaran Sisil di sekolah baru .
Dan pada sore hari ia menyempatkan diri mampir ke Perguruan Karate , hari yang cukup melelahkan bagi Juno
namun , lelah pada fisik tak seberapa dibandingkan tekanan yang ia terima . Ipin sang kakak ipar menyebalkan itu selalu saja menghubungi dirinya tanpa kenal waktu
tak sampai di situ , sebelum pulang rumah. Ia harus memenuhi keinginan Alia untuk berkencan . Sebuah kafe yang terletak di tepi pantai adalah tempat favorit Juno menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu
saat ini ia dan alya sedang duduk berhadapan dengan banyak menu yang terhidang di meja
"Gimana keponakan kamu itu ? Jadi daftar kesekolah?" tanya Alya
"Jadi" jawab Juno sambil menyuap makanan ke dalam mulut
"sekarang dia gimana ? Sendirian di rumah kamu ?"
"apa dia nggak takut ?dia kan anak dari kampung , biasanya anak dari kampung itu penakut ?"
" Dia bukan anak kecil lagi , Kenapa harus takut ?" ucap Juno cuek
"By the way, Bagaimana liburan kamu kemarin, menyenangkan?"
"Biasa saja" jawab Juno
"Orang yang kamu cari ketemu?"
"Nggak, udah nggak tinggal di sana katanya"
"Oh..." Alia menyeruput jus alpukat kesukaannya
Keduanya menikmati makan malam dengan romantis, sambil membicarakan rencana masa depan , masuk tentang rencana pernikahan
Juno melirik arloji melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam
"Udah yuk , aku akan antar kamu pulang dulu"
Alya mengangguk lalu bangkit dari tempat duduknya , sementara Juno menuju kasir untuk melakukan pembayaran
***
Kesunyian menyambut Juna saat tiba di rumah , lampu ruang tengah tidak ada satupun yang menyala , hanya ada bias cahaya yang berasal dari lantai atas .
"Apa susahnya nyalain lampu sih !" Ia menggurutu pelan , beranjak naik ke lantai atas , sejenak ia melirik ke arah kamar Sisil yang pintunya terbuka setengah
"Lagi ngapain dia?" gunam Juno
Kakinya mendekat perlahan ke arah kamar dan berhenti tepat di ambang pintu , sontak bola mata Juno melebar saat mendapati sisil terbaring di lantai dengan gelas kosong di tangannya .
"Bangun Sisil... Kamu kenapa?"
berusaha bersikap tenang , Juno segera mengangkat Sisil dan membaringkan ke tempat tidur . Menatap wajah pucat istrinya sambil bertanya dalam hati tentang apa yang membuatnya sampai pingsan . Ingin membuka hijab yang menutupi kepalanya namun ia ragu
akhirnya memilih menyapukan cairan minyak kayu putih di hidungnya , syukurlah , beberapa saat menit kemudian sosil membuka mata . Wanita muda itu memandang ke arah sekitar sambil mengucap matanya
" kamu sakit ? Kok bisa pingsan ?" tanya Juno
"Saya nggak apa-apa mas" jawab Sisil suara masih terdengar lemah
"Terus kenapa bisa pingsan ?"
kedua tangan sisil terangkat mengusap wajah , selalu menarik nafas dalam-dalam
"tadi cuman pusing sedikit, mas "
"Yakin kamu gak sakit?"
Sisil mengangguk pelan
" Ya sudah kalau begitu , jangan sampai kamu sakit dan merepotkan saya " ucap Juno
"Saya mau ke kamar dulu, gerah mau mandi"
"Silahkan mas, Terimakasih sebelum nya"
Baru saja juno akan melangkah meninggalkan kamar , sudah terdengar bunyi keroncongan yang Juno yakini bersumber dari perut Sisil .
Bersambung ...