Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 Murka!!
"Ma Papa sama Nara kok sampai jam segini belum pulang?" tanya Caca pada Maya.
"Mama juga gak tau, kalian mending istirahat aja sana udah malam" titah Maya pada anak dan menantunya.
"Xanders ajak Caca istirahat ke kamar gih".
"Iya Ma" jawab Xanders.
"Ayo sayang" ajaknya pada Caca.
"Mama juga istirahat dong udah malam, tungguin papa di kamar aja disini dingin." ucap Caca pada sang Mama.
"Iya-iya bawelnya putri Mama" gemas Maya pada sang putri.
"Caca gak mau kalau mama sampai sakit, mama satu-satunya orang tua yang Caca punya sekarang".
"Iya sayang" Maya memeluk Caca.
Kini Caca dan Xanders sudah berada di kamar Caca yang ada di mansion ini.
"Huft, kecurigaan aku semakin besar deh soalnya gak biasa-biasanya papa lembur sampai jam segini" Caca bercerita pada Xanders, ia menghela nafasnya lelah.
"Mama juga keliatan banget banyak pikiran".
"Nanti aku coba bantu cari tau sayang, udah gak usah terlalu kamu fikirin".
"Sekarang kita tidur udah malam" ujar Xanders.
...----------------...
PRANGGG
Caca terusik dalam tidurnya ia mengerjapkan matanya melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari.
Caca mendengar suara ribut-ribut dilantai bawah, dia bergegas turun pikirannya saat ini adalah sang Mama.
"Kamu dari mana aja jam segini baru pulang Mas!!"
"Dan ini apa? Kamu mabuk" murka Maya pada sang suami, Maya mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuh sang suami.
"KAMU TIDAK PERLU TAU SAYA DARIMANA DAN KAMU JANGAN IKUT CAMPUR DENGAN URUSAN SAYA." Bentak Delon.
"Aku istri kamu Mas aku berhak tau, aku makin gak ngerti sama perubahan sikap kamu sekarang" kata Maya.
"Kalau aku ada salah sama kamu ngomong mas, kita bisa obrolin baik-baik" ujar Maya parau.
Maya benar-benar lelah, rumah tangga nya kini kian berantakan.
Delon berjalan sempoyongan menuju kamar Maya meraih lengan suaminya, Delon menyentak tangan Maya dengan kasar membuat Maya jatuh tersungkur ke lantai.
Caca yang melihat itu langsung berlari menghampiri sang Mama.
"MAMAAA" teriak Caca.
Caca membantu Maya berdiri ia merangkul pundak sang mama, Maya kini sudah menangis terisak-isak.
"PAPA APA-APAAN SIH HAH!!" bentak Caca tak kalah murka nya dari Delon.
"Kenapa papa Sakitin Mama!!"
"Apa gak cukup selama ini papa siksa Caca, apa gak cukup selama ini papa Sakitin Caca!!" ujar Caca, matanya menatap tajam Delon yang berdiri di hadapannya.
Dia benar-benar muak sekali dengan kelakuan papa tirinya.
Tubuh Maya menegang, apa maksut dari ucapan Caca?
"CACA GAK MASALAH KALAU PAPA SAKITIN CACA ASALKAN JANGAN SEKALI-KALI SAKITIN MAMA".
"DIAM KAMU!!!" Bentak Delon.
"JANGAN PERNAH KAMU BENTAK ANAK AKU" murka Maya pada sang suami, dia yang ibu kandungnya saja tak pernah meninggikan suaranya pada Caca.
Keributan dibawah membuat Xanders terbangun, dia meraba kasur di sebelahnya tapi kosong tak ada Caca.
"Sayang" panggil Xanders.
Xanders bangkit dari kasur, ia mengecek kamar mandi tapi tak ada siapa-siapa di dalam.
Xanders bergegas berlari ke bawah dia yakin jika istrinya disana.
"Caca bilang sama Mama apa yang selama ini papa kamu lakuin? Apa yang mama gak tau!?" tanya Maya tak sabaran.
Caca memejamkan matanya, rasanya dia malas sekali jika harus mengingat penyiksaan-penyiksaan itu.
"Papa selama ini sering nyakitin Caca secara fisik maupun batin, Papa gak pernah segan-segan buat pukul Caca, bahkan papa pernah Kurung Caca di kamar mandi semalaman karena Caca di fitnah sama Nara".
Flashback On
"Nara kamu kenapa sayang?" Tanya Delon, dia kaget melihat sang putri pulang dari sekolah dengan wajah babak belur serta pakaian basah dan berantakan.
"Hiks... Hiks... Na-ra di bully Pa sama Kak Caca" Nara menangis tersedu-sedu di hadapan Delon.
"Kak Caca tampar Nara terus pukul Nara. Nara juga di kunciin di kamar mandi sekolah Pa" adunya pada Delon.
"Kurang ajar sekali anak itu" Delon sangat murka mendengar cerita dari Nara, kedua tangannya mengepal ia tak terima melihat Nara di perlakukan seperti ini oleh Anak tirinya.
"Sekarang kamu masuk bersih-bersih minta bibi obatin luka nya" titah Delon pada sang putri.
"Anak sialan itu biar papa yang urus".
"Iya pa" jawab Nara Lirih.
Caca yang baru saja masuk rumah terkejut saat tangannya di tarik paksa oleh Delon.
"Pa lepas Sakitt" ucapnya meringis menahan sakit di pergelangan tangannya.
"Diam kamu, kenapa kamu bully adik kamu sampai seperti Itu hah!!" bentak Delon.
"Maksut papa apa? Caca gak bully siapa-siapa Pa" Caca tak mengerti, ia tak merasa melakukan tuduhan itu sama sekali.
"Halah gak usah bohong kamu, Nara sendiri yang bilang sama Papa kalau kamu bully dia di sekolah, bahkan dia pulang dengan keadaan kacau dan berantakan." ujarnya dengan nada tinggi.
Caca memejamkan matanya takut "Caca berani bersumpah Caca gak ngelakuin itu pa".
"Papa harus percaya sama Caca" Caca berusaha membela diri, karena memang bukan dia pelakunya.
"Sini kamu Ikut Papa" Delon menarik tangan Caca dengan kasar, Caca terseok-seok mengikuti langkah lebar Delon.
"Pa sakit Hiks... Hiks" Luruh sudah air mata yang sejak tadi ia tahan.
Pergelangan tangannya benar-benar terasa sakit sekali akibat cengkraman tangan Delon.
Nara yang mengintip dari balik dinding tersenyum puas penuh kemenangan, akhirnya rencananya berhasil.
Delon membawa Caca ke kamar mandi, dia mendorong Caca dengan kasar membuat tubuh Caca terbentur dinding kamar mandi yang dingin.
"Papa kurung kamu disini sama hal nya seperti yang kamu lakukan pada Nara"
Sebelum mengunci pintu Delon mengguyur Caca menggunakan se ember air, membuat Caca gelagapan.
Kemudian Delon keluar meninggalkan Caca, dia kunci pintu kamar mandi itu tak lupa ia juga matikan lampunya.
Caca berusaha bangkit dengan tertatih-tatih, bahkan kini tubuhnya sudah basah kuyup.
"Pa buka pintunya Pa, bukan Caca pelakunya" Caca menggedor pintu itu berharap Delon membukakan pintunya.
"Papa buka, Caca takut disini gelap Hiks... Hiks" tubuh Caca luruh kelantai, ia menangis memeluk tubuhnya sendiri.
"Dingin Hikss... Hiks..."
Flashback Off
Maya menutup mulutnya tak percaya, dia benar-benar kaget sekali mendengar cerita Caca.
Plaakkk
Maya menampar pipi Delon sangat keras membuat wajah Delon tertoleh kesamping, Maya benar-benar tak terima anaknya di perlakukan seperti itu.
"KAMU BENAR-BENAR KETERLALUAN MAS" Bentak Maya.
"DIA PANTAS MENDAPATKAN ITU KARENA DIA SUDAH MENYAKITI ANAK SAYA!!"
BUGHH!!!
BUGH!!
Xanders yang mendengar semua cerita Caca tampak murka, tanpa aba-aba Xanders membogem Delon.
Xanders terus menghajar Delon tanpa ampun.
Caca dan Maya memekik kaget melihat Xanders menghajar Delon membati buta.
Darah segar keluar dari hidung Delon serta sudut bibirnya robek.
Delon tak bisa melawan serangan dari Xanders karena dirinya masih dalam pengaruh alkohol, bahkan kini Delon sudah tergeletak di lantai.
"Xanders udah cukup".
"Sayang pliss udah" Caca memeluk Xanders dari belakang.
Xanders memejamkan matanya, ia berusaha menetralkan emosi yang membara dalam hatinya.
Sial!! Bisa-bisa nya dia kecolongan seperti ini.
Jika Xanders tau ini dari awal dia akan menghancurkan Delon tanpa segan.
"Beresin semua baju-baju mama, kita pergi dari sini sekarang juga" titah Xanders tegas tak ingin di bantah.
"Ayo ma" ajak Caca.
"MAYA SAYA TIDAK MENGIZINKAN KAMU KELUAR DARI RUMAH INI" teriak Delon.
Uhuk uhuk..
Delon terbatuk memegangi dadanya yang terasa sesak.
Mereka semua pergi meninggalkan Delon yang masih tergeletak di lantai tanpa berniat membantunya.
Sesampainya dikamar, Maya memeluk Caca erat.
"Hiks... Maafin mama Caca, Mama gak tau kalau selama ini papa kamu memperlakukan kamu dengan kasar, bahkan fisik kamu disakiti habis-habisan sama papa kamu"
"Mama bodoh, mama bodoh Ca" tubuh Maya bergetar hebat dalam dekapan Caca.
Caca ikut menitikkan air matanya "Ma, Caca gak kasih tau mama karena Caca gak mau mama kepikiran, Caca ngelakuin ini semua karena Caca gak mau ngerusak kebahagiaan Mama".
"Selama ini Papa baik banget sama Mama, Caca seneng ngeliat mama bahagia".
"Tapi belakangan ini papa kamu berubah, Mama gak tau kenapa jadi seperti ini. Bahkan papa kamu sering lembur kadang gak pulang, sikapnya jadi tempramental" Maya menceritakan semuanya.
"Mama berusaha percaya sama Papa kamu, tapi semakin hari papa kamu semakin menjadi-jadi".
"Udah sekarang Mama ikut Caca kita pergi dari sini, untuk masalah papa nanti kita cari tau sama-sama" ucap Caca.
...----------------...
Kini Caca, Xanders dan juga Maya sedang dalam perjalanan menuju rumah Caca.
"Xanders antar mama cari kontrakan saja, kalian gak perlu bawa mama pulang kerumah kalian" ucap Maya pada sang menantu.
"Ma apaan sih, mama gak liat sekarang jam berapa? baru jam 3 pagi" ucap Caca.
"Mau cari kontrakan kemana, mama ikut kita aja besok kita obrolin sama-sama dirumah masalah ini".
"Yasudah".
Mereka kembali melanjutkan perjalanan, sesampainya dirumah Caca segera mengantarkan Maya ke kamar tamu untuk beristirahat.
"Ini kamarnya Ma, kalau ada apa-apa langsung kasih tau Caca ya" ujar Caca.
"Iya sayang, makasih ya maaf mama jadi ngerepotin kalian." kata Maya tak enak hati pada anak dan menantunya.
"Gak ngerepotin sama sekali ma, anggep aja rumah sendiri" kata Xanders.
"Yaudah mama istirahat ya, Caca sama Xanders juga mau ke kamar".
"Mama jangan pikirin apa-apa ya, Caca baik-baik aja, mama lihat sendiri kan" Caca tersenyum pada Maya.
Maya berkaca-kaca ia membelai lembut wajah Caca.
"Maafin mama sayang".
"Udah ah Mama minta maaf mulu deh, mending Mama istirahat udah mau pagi ni", Caca terkekeh berusaha menghibur sang mama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung....
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu