Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IBU SRI
Hari sudah mulai gelap, dan mulai terdengar suara azan magrib berkumandang.
sari pun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan solat magrib.
Baru saja sari selesai solat magrib, masih menggunakan mukena tengah masih duduk diatas sajadahnya.
Terdengar ada suara musik dari handphonenya, sari bangkit dari duduknya dan mencari handphonenya yang tengah berbunyi. Saat sari menemukan handphonenya ia melihat ke arah layar ternyata ibunya dari kampung menelpon.
Sari pun segera mengangkat telpon dari ibunya "halo assalamualaikum bu, apa kabar?"tanya sari melepas rindu kepada ibunya.
ibu sari pun menjawab pertanyaan sari dengan suara khawatir akan keadaan putrinya "waalaikumsalam, nak kamu di kota nggak papakan? Ibu dapat kabar dari orang-orang desa kalau terjadi sesuatu dengan ratna di kota dan sekarang ratna sedang dirawat di rumah sakit. Sebenarnya apa yang sudah terjadi sebenarnya di sana nak?"
Sebenarnya sari ingin merahasiakan tentang apa yang sebenarnya yang sudah terjadi di sini karena sari takut akan membuat menambah beban pikiran ibunya yang tentu pasti ia akan khawatir dengan keadaannya di kota.
Namun dengan berat hati sari pun mau tidak mau, suka tidak suka harus menceritakan karna berita tentang ratna sudah sampai ke telinga orang desa dan tentu juga ibunya.
Dengan mengambil nafas berat sari pun menceritakan semua apa yang sudah terjadi tadi pagi dan kenapa hal itu terjadi kepada ratna.
Mendengar penjelasan panjang sari, tidak membuat kekhawatiran ibu berkurang sedikit pun. Justru makin membuat sang ibu makin takut kalau hal buruk juga akan menimpa putrinya sari suatu hari nanti sama halnya seperti dialami oleh ratna tadi pagi.
Sari pun berusaha menenangkan dan meyakinkan ibunya kalau tidak akan terjadi apa pun kepada dirinya dan apa yang terjadi terhadap ratna karena memang sudah tidak bisa terelakan.
"ibu tidak perlu khawatir dengan keadaan sari disini. Disini sari tidak pernah putus meminta perlindungan dengan allah dan tentu doa ibulah yang terus membuat allah melindungi sari. Tak lupa juga sari selalu mengingat pesan ibu".
Mendengar keyakinan sari, ibunya pun sedikit lega karena memang sari tidak pernah tertinggal solat dan itu juga membuat solat itu menjadi pagar sari selama ini.
"Baiklah nak, ibu yakin atas ucapanmu. Ibu harap kamu tidak meninggalkan ibadahmu dan terus meminta doa untuk perlindungannya. Satu hal lagi yang lebih penting ingat jangan sampai makhluk tak kasat mata itu tau kamu bisa melihat mereka"
Ucap ibu sari yang sedikit bernafas lega karena kekhawatirannya sedikit agak berkurang. "kalau gitu jaga diri baik-baik ya nak, ibu tutup telponnya ya assalamualaikum" ibu sari pun menutup telponnya.
Belum sempat sari menjauhkan handphonenya dari telinga, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dina pun bangkit dari kasur membuka pintu untuk mengecek siapa yang membuka pintu.
Saat dina membukakan pintu ternyata itu adalah kinan anak kamar sebelah mengajak mereka untuk makan malam bersama karena ada orang tua salah satu anak asrama datang menjenguk sambil membawakan makanan untuk makan malam.
Mendengar ajakan kinan.
sari, dina dan ratih pun menuju ke ruang tv karena ruang tv lah sekarang mereka berkumpul.
setiba mereka diruang tv, semua sudah tampak berkumpul. Ternyata yang datang adalah ibu sri orang tua dari desi.
Melihat sari, ratih dan dina datang ibu sri pun menyuruh mereka duduk dan mulai menyantap makan malam mereka.
Dengan lahap mereka memakan masakan ibu sri, tentu membuat ibu sri senang melihat mereka lahap menyantap makan malam buatannya.
Sambil terus menyantap makanan yang diberi ibu sri, sedari tadi sari menyadari dari sudut matanya kalau ibu sri terus melihatnya, namun karena sari merasa tidak ada yang salah dari dirinya, sari pun mengacuhkannya dan terus makan sampai makanan tersebut pun sudah habis.
Selesai makan mereka memilih tetap bersantai diruang tv.
Ditengah mereka bersantai sambil mengobrol, tiba-tiba ibu sri menghampiri sari.
"nduk ibu mau ngobrol sama kamu sebentar boleh? Tanya ibu sri kepada sari.
Sari yang sedikit kaget pun kebingungan mendengar pertanyaan ibu sri. Sari pun mengiyakan dan mereka sedikit menjauh dari anak-anak lain agar obrolan mereka tidak didengar.
Dengan sedikit berat hati ibu sri pun membuka pembicaraan " Nduk maaf ya ibu ganggu waktu kamu. Ibu cuma mau tanya akhir-akhir ini kamu merasa ada yang aneh nggak atau kamu merasa ada sosok yang mengikuti kamu? "
mendengar pertanyaan ibu sri tentu tidak terlalu membuat sari terkejut. Sari mendengar itu sudah tau pasti ibu sri sama dengan dirinya kalau sama-sama bisa melihat sosok tak kasat mata juga.
"iya buk, apakah sosok itu seorang gadis cantik bermata biru menggunakan gaun putih? Tanya sari kembali.
Ibu sri pun sedikit bernafas lega " iya nduk, syukurlah kalau kamu tau. Walau pun memang sebenarnya ibu melihat kalau sosok ini baik, dia terus melindungi mu"
"Namun nduk, kamu tetap harus tetap berhati-hati. Ibu masih melihat kalau diluar asrama ini ada yang terus memperhatikan kamu " sambung ibu sri.
Sontak perkataan ibu sri mengingatkan sari pada perkataan narin tempo lalu, tentang sosok laki-laki hitam berbau gosong waktu itu di mimpinya masih berada diluar mengintai dirinya.
Agak lama sari terdiam lalu sari menggenggam tangan ibu sri sambil tersenyum dan berkata "ibu terima kasih karena sudah memberi tau saya, tentu informasi ini sangat membantu saya untuk lebih berhati-hati"
Sambil masih saling berpegang tangan. Terdengar dari luar suara hujan turun diiringi dengan suara petir dan kilat yang bersahut-sahutan.
Semakin lama bukannya reda tapi hujan semakin deras tak kunjung berhenti. Desi pun menghampiri ibunya yaitu ibu sri.
"ibu mending pulang besok pagi aja, hujannya malah makin deras bu, nanti gampang aja ibu tidur dikamar aku." ucap desi.
Ibu sri pun melihat situasi diluar melalui jendela dekat ruang tv. Belum sempat ibu sri membalikkan badan dari jendela, tiba-tiba listrik di asrama pun padam.
Disitu ibu sri pun menyuruh semua anak-anak asrama menyalakan senter handphone dan perlahan kembali ke kamar masing-masing.
anak-anak pun menuruti perintah ibu sri dan perlahan menuju kamar masing-masing sambil mengandalkan senter di handphone.
Baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba seluruh yang ada di asrama dikagetkan dengan suara sesuatu jatuh menimpa tembok asrama. Suara tersebut sangat kencang sehingga membuat asrama agak bergetar.
Tentu saja mendengar suara tersebut membuat anak-anak yang akan kembali ke kamar menjadi panik dan ketakutan.
Melihat hal itu membuat ibu sri cepat berlari kearah pintu asrama dan mengunci pintu asrama.
setelah mengunci pintu ibu sri sedikit agak berteriak ke arah anak asrama dengan raut muka panik "sudah, jangan hiraukan suara itu!! Cepat kalian masuk ke kamar kalian dan kunci kamar dan jendela kamar!! Biar besok pagi sama-sama kita lihat apa yang sudah terjadi diluar".
Mendengar perintah ibu sri semua yang ada di asrama pun masuk ke dalam kamar masing-masing, dan mengikuti semua instruksi untuk mengunci pintu dan jendela kamar.
Walau cemas, semua yang di asrama berusaha tidak panik dan sambil terus berdoa. Begitu pula sari yang tidak hentinya terus menyebut asmaul allah sambil berharap pagi segera datang.