seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyihir agung
Sebuah kereta kuda masuk ke kota. Kereta kuda itu mewah di balut dengan emas dan ukiran yang elegan. Di dalamnya seorang wanita dengan gaun cantik berambut merah api dan tongkat sihir di sebelahnya yang melayang.
Ia mengupa dengan bosan sebelum menghelakan nafasnya dan bersandar ke belakang. "ah... Aku bersumpah jika aku di kirim ke sini untuk omong kosong aku akan marah..."
"penyihir agung Anda di kirim ke sini atas perintah raja secara langsung" ucap sang pengendara.
"alasan aku di sini karena kedua pangeran itu tidak bisa memecahkan misteri sendirian.... Cih... Aku lebih baik mengajar di akademi kerajaan dari pada ada di sini"
Sang penyihir agung kemudian melihat sebuah bar sekaligus penginapan. "berhenti di sini"
Kereta kuda itu berhenti. "penyihir agung, ada apa ?"
"aku ingin menginap di sini..."
"huh ?! Yang mulia tetapi mentri kota ini sudah menyediakan -"
"ah... Malas memang apa yang mereka bisa tawarkan ? Ini kota tepian perbatasan"
"m-memangnya apa yang bisa bar itu tawarkan pada anda ?"
"nostalgia..." sang penyihir agung pun turun dan masuk ke dalam bar. Di sisi lain sang supir terlihat bingung harus apa.
Sang penyihir agung memasuki bar. Malam itu bar kosong, dan Bunni seperti biasa berdiri di belakang meja kasir. "selamat dat-"
Muka Bunni berubah menjadi terkejut. Dengan sosok yang baru saja datang ke barnya. "t-tidak mungkin..."
Sang penyihir agung menghampirinya dengan percaya diri. Bunni dengan senyuman canggung tersenyum "h-hii... Se-selamat datang di bar kami... He..hehehe..."
sang penyihir agung mengangguk "aku ingin kenginap semalam di sini... Berapa harganya ?"
"s-sepuluh perak yang mulia..."
Sang penyihir agung memberikan Bunni 10 koin emas. "ambil kembaliannya..."
"a-ah ! T-terimakasih banyak ! I-ini kunci kamar anda"
Sang penyihir agung menerimanya. Lalu ia melihat interior simple dan kasual dari bar tersebut. Ia menarik nafasnya dalam dalam seakan mengenang sesuatu. Kemudian ia melihat ke arah tempat makan, bar itu kosong karena para petualang sedang beristirahat di rumah atau kamar mereka. Namun ada seorang wanita duduk di meja tersebut sendirian.
Rambutnya putih layaknya salju tetapi matanya merah layaknya darah. Sang penyihir agung tidak pernah melihat seseorang dengan ciri fisik seperti itu. Namun bukan hanya itu yang ia lihat dari wanita itu tetapi sebuah potensi. Ia berbalik ke arah Bunni.
"hey... Aku pesan makan malam yah"
Bunni mengangguk dang langsung berlari ke arah dapur. Sementara itu Penyihir agung menghampiri sang wanita berambut putih itu. "hii... Boleh aku duduk di sini"
Sasha melihat ke arah wanita yang datang entah dari mana. Dan ia ingin duduk di sisinya ? Tentu saja Sasha memperbolehkan dia bukan orang yang kasar. "t-tentu..."
Sang penyihir agung sedikit terkejut dengan reaksi yang biasa saja ini tetapi dia membiarkannya dan duduk di sebelahnya.
"jadi... Siapa namamu ?" tanya sang penyihir itu.
"n-namaku Sasha..." ucapnya dengan canggung. (apa apaan sih ?! Tadi rasanya damai damai sampai nih orang datang bikin situasi jadi canggung begini !)
Lalu Sasha menyadari tongkat sihir yang melayang di belakangnya. (ah... Dia seorang penyihir arcane... Kalau di lihat dari tongkatnya itu item ber-tier mytic... Sepertinya sejauh ini dia adalah orang paling kuat yang aku temui di dunia ini)
"oh... Sasha dari mana asalmu ?"
"a-aku... Aku dari benua yang jauh..."
Penyihir agung itu mengangkat alisnya. "ah ! Jadi itu alasanya... Perkenalkan namaku Oslar... Aku seorang penyihir istana"
Jantung Sasha hampir lompat keluar dari dadanya. Namun ia berhasil tetap tenang. "o-oh... A-aku t-tidak tahu... Maaf"
"ah... Sudah kamu bilang kan kamu dari benua yang jauh... Tidak heran jika kamu tidak tahu... Ngomong ngomong Sasha apa kamu bisa melakukan sihir ?"
Sasha mengangguk secara ragu. Ia mengingat aksinya di desa waktu itu ia langsung merasa cemas dan khawatir. "b-bisa...."
Oslar kemusian tersenyum kecil lalu mengistirahatkan kepalanya di tangan kananya di atas meja. "mau menjadi murid ku ?"
"h-huh ?"
"iya, aku serius... Aku melihat bagaiman amana mengalir di tubuhmu, aku juga melihat aura yang kamu pancarkan. Kamu memiliki bakat murni sebagai seorang penyihir"
"tidak"
Oslar terdiam sebentar. "huh ?"
"yaahh... A-aku menolak..."
"tapi kenapa ? K-kamu akan bekerja di istana, kamu dapat sekolah formal, kamu bahkan bisa meningkatkan status sosial mu"
"seperti yang kamu lihat, aku ini seorang pengelana... Aku tidak suka diam di satu tempat dalam waltu yang lama... Si sisi lain juga aku bukan berasal dari tempat ini... Baiklah aku akan menjadi muridmu dengan satu syarat"
Alis Oslar terangkat di ikuti senyuman mendengar hal itu. "tentu ! Katakan saja..."
"berjanjilah bahwa aku tidak akan terlibat masalah politik negeri ini..."
Senyuman Oslar menghilang seketika. Lalu ia bersandar di kursinya menyerah. "kalau itu sih mustahil... Pada akhirnya alu masih seorang penyihir istana maka aku adalah bagian dari kerajaan ini... Be-begitu juga dengan murid murid ku..."
Sasha diam diam bernafas lega melihat Oslar menyerah. "sayang sekali kalau begitu... Tapi kenapa kamu mau aku menjadi muridmu ? Pasti banyak penyihir hebat di istana bukan ?"
Oslar menatap Sasha sebelum tertawa kecil. "yaah... Ada banyak penyihir kuat di istana... Tapi sihir bulan hanya sihir kamu tahu... Semakin banyak penyihir kuat di suatu negeri maka negeri itu akan semakin di takuti... Lihatlah contohnya negeri sancthum... Mereka memiliki jumlah pasukan paling sedikit di antara negeri lainnya. Tetapi karena kehadiran penyihir agung bernama Luzi semua negeri takut kepadanya"
Ia kemudian tertawa kecil. "heh... Maksudku apa gunanya pasukan yang banyak jika mereka semua dapat di musnahkan dalam hitungan detik dengan sihir penghancur masal ?"
(benar juga... Kalau aku ingat ingat banyak sihir dengan AOE yang gila, yaah... Walau biasanya sihir itu di tujukan untuk monster kroco dengan jumlah yang banyak...)
Oslar sambil mengetuk-ketuk meja. "yah... Begitulah tapi aku tidak mau memaksamu... Kamu punya bakat gunakan untuk sesuatu yang baik..."
Bunni datang dan membawakan makanan Sasha dan Oslar. Mereka pun menikmari makan malam mereka hingga habis.
"aah... Makanan buatan rumah memang yang terbaik..." kemudian ia berdiri. "aku akan tidur duluan, besok aku ada urusan penting dah~"
Oslar pun berjalan pergi. Di saat ia pergi Sasha mengeluarkan monocle nya dan melihat status Oslar.
(ooh... Ini yang tertinggi sejauh ini... Level 50 ! Tidak buruk... Huh ? Tetapi statusnya aneh... Itu bukan status seseorang berlevel 50... Tetapi inteligennya lumayan dari pada penyihir yang aku lihat sejauh ini... Sayang aku tidak bisa melihat skill-setnya. Tapi aku yakin skillnya di penuhi skill AOE mengingat gelarnya...)