NovelToon NovelToon
REED RAIN ( SANG PENGUASA PIKIRAN)

REED RAIN ( SANG PENGUASA PIKIRAN)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#Pembaca Pikiran #
Bugh..Bugh... Bugh...
" Pergi! Pergi! Jangan buat para pelanggan aku jijik melihat mu!
" Paman kau jahat sekali pada teman aku!"
" Apa teman kamu? Sejak kapan kau punya teman seperti gembel itu?"
Anak laki laki itu bisu. (Walaupun sebenarnya dia memiliki sebuah kemampuan khusus yang tidak seorang pun tahu.) Dia tidak tahu siapa orang tuanya. Dia di temukan di waktu hujan deras di dekat pembuangan sampah kota itu. Dan di pungut oleh seorang pemulung, yang tiga hari lalu meninggal. Karena dia tidak tahu anak itu anak siapa? pemulung itu pun dulu memberi nama anak laki laki bisu tadi dengan nama REED , yang dia doakan kelak anak malang itu akan menjadi seorang penguasa.
Bagaimana kelanjutan hidup Reed ? Apakah dia akan bertemu dengan orang tua kandungnya? Apakah kemampuan khusus yang Reed sembunyikan itu? Semoga suka dengan karya kelima aku ini. Happy reading Tetap Berikan dukungan kalian yang sangat berharga buat author ya. Thank you so much...muah muah😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Mobil hitam itu parkir dengan sangat kasar di halaman depan bengkel Reed..

Reed mengetahui apa maksud kedatangan mereka.

" Anak muda kau sudah buat kami rugi banyak. Sekarang kembalikan apa yang sudah kau rebut dari kami"

" Kau dengar kami!!!" bentak salah satu laki laki dengan wajah garang di depan Reed.

Reed yang emang tunawicara dia hanya menjawab dengan bahasa isyarat.

" Hahahaha ternyata kau bisu ya Tidka bisa bicara hahaha kalian hajar dia!!!"

Kelima laki laki gempal itu menyerang Reed dengan ganas.

Reed pun berkelit dnanmulai menangkis semua serangan. Baku hantam pun terjadi.

Beberapa saat kemudian mereka mengeluarkan pisau belati dan celurit serta senjata api juga.

Beberapa laki laki yang lain menggeledah semua tempat dan semua sudut sehingga si bawalah ketujuh anak yang diselamatkan Reed itu di depan bengkel Reed.

Ketujuh anak itu meronta dan memberontak memberikan perlawanan pada penangkap mereka.

Tapi anak anak tidaklah punya kekuatan yang benar benar bisa melindungi diri mereka.

Reed mulai waspada. Tiba-tiba dia melihat salah seorang dari laki laki gempal itu mau menusuk salah satu anak perempuan yang sudah menggigit tangan penangkapnya.

Reed langsung menendang tangan itu sehingga pisau itu terlempar jauh dari tempat anak perempuan tersebut.

Anak perempuan itu pun berlari melindungi Reed saat ada seseorang dari Belakang mau menusuk Reed.

Anak perempuan itu mendorong laki laki yang mau menusuk Reed tadi. Hingga tubuhnya jatuh dan wajahnya mencium tanah di depan bengkel Reed.

" kalian semua jahat. Jangan ganggu kami."

Ketujuh anak itu mencari alat alat bengkel yang dimiliki Reed untuk memukuli semua laki laki jahat yang ingin menangkap mereka lagi.

Tapi Reed yang masih bergulat dengan seseorang tidak menyadari ada seseorang lainnya membawa tongkat baseball dan memukul kepala serta tubuh Reed dengan sangat keras.

Darah langsung muncrat dari kepala dan meleleh hingga ke dada Reed. Semua anak menjadi takut dan panik melihat Reed terluka parah.

Tiba-tiba dari arah jalan depan ada sebuah mobil warna putih yang curiga melihat dan mendengar teriakan teriaka anak anak di bengkel Reed.

" Tolong tolong... tuan... Tolong kakak saya... Tolong...." teriak salah satu dari anak anak yang panik itu ke jalanan.

Mobil warna putih itu pun langsung berhenti dan membuat segerombolan laki laki yang naik mobil hitam itu pun pergi dan melarikan diri.

Seorang laki laki tampan berkacamata turun dari mobil warna putih itu dan mengambil foto nomor mobil hitam yang melarikan diri itu.

Setelah itu dia pun berlari melihat keadaan yang sudah berantakan dan banyak darah yang keluar dari luka Reed yang sudah terkapar tak sadarkan diri.

Tangisan ketujuh bocah itu begitu menyayat hati.

" Jangan nangis lagi ati bawa kakak kalian ke mobil om kita ke rumah sakit"

semua anak laki laki itu membantu pemilik mobil warna putih itu memboyong tubuh Reed masuk ke mobilnya.

Salah satu anak perempuan berlari mengunci pintu rumah dan pintu bengkel Reed dan mereka pun ikut mobil itu ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit sudah ada para perawat membawa brankar untuk Reed.

Reed pun langsung di bawa ke ruangan operasi.

Ketujuh anak itu menangis di depan ruangan operasi.

Operasi Reed dilakukan atas persetujuan laki laki yang membawanya tadi. Sehingga operasi atas diri Reed bisa cepat dilaksanakan.

Beberapa jam kemudian keluarlah laki laki yang tadi membawa Reed itu dari ruang operasi. Dia ternyata adalah dokter Alkish Marendra Jaya.

" Dokter... Dokter bagaimana keadaan kakak kamu dokter?" tanya salah satu anak laki laki yang berusia sekitar tiga belas tahun itu.

" kalian jangan sedih lagi ya. Kakak kalian sudah berhasil di operasi. Doakan segera pulih oke?"

" Terima kasih banyak dokter. "

" Dokter berapa banyak uang yang harus kami bayar untuk operasi kakak kami?"

Dokter itu pun tersenyum penuh haru dan memeluk semua anak itu dengan sayangnya.

" Kalian jangan bingung ya. Semua sudah saya tanggung. Dan bayarkan. Oke?"

" Terima kasih banyak dokter . Dokter baik sekali. " seru ketujuh anak anak tersebut.

" Sekarang kalian istirahat ya. Dan jaga kakak kalian dengan baik. Jika ada apa apa pencet tombol darurat yang ada di dekat kepala kakak kalian ya!"

" Baik dokter sekali lagi terima kasih."

" Sama sama. "

Dokter Alkish pun menuju ke ruangan praktiknya.

" Hah aku tak menyangka setelah sepuluh tahun yang lalu ternyata aku masih saja bisa bertemu dengan dia. Sungguh luar biasa tiga kali pertemuan penuh tragedi ini aku alami dengan anak itu. "

Mata indah yang terlihat lelah itu kemudian menerawang menatap langit yang mulai gelap dari balik jendela ruang tugasnya.

" Reed Rain... Kau pemuda yang luar biasa. Kau bukan sembarang pemuda."

" Nama indah yang kau miliki itu telah melukiskan tragedi besar yang terjadi dalam hidup mu. Karena kekerasan yang kau alami saat bayi telah mengakibatkan kau menjadi anak yang tunawicara. Tapi langit sekarang mengasihimu. Setelah sekian puluh tahun kau tumbuh jadi pemuda tunawicara, kini karena pukulan keras yang kau terima tadi membuat syaraf mu yang salah dan lumpuh sejak kecil malah kembali sempurna. Hasil CT scan tadi adalah hal yang ajaib."

" Sekarang aku malah bersyukur kau mendapatkan cidera hebat tadi siang."

monolog panjang dokter Alkish dalam hatinya.

Sekarang terhias senyuman manis dan lega di bibir indah sang dokter tampan itu.

Di ruangan rawat inap. Ketujuh anak itu masih setia menunggu Reed sadar dari efek biusnya setelah operasi tadi.

Pukul delapan malam tombol darurat terpencet membuat dokter Alkish berlari cepat menuju ruangan Reed.

" Apakah yang terjadi?" tanya sang dokter pada ketujuh anak itu.

" Kakak sadar dokter"

Napas lega pun terhembus dari hidung sang dokter dan dengan senang melangkah ke ranjang Reed.

" Apakah masih ada yang sakit dan tidak nyaman?"

Reed menunjukkan kepala dan pinggangnya yang sakit pada dokter Alkish.

Tiba tiba tanpa sengaja salah satu anak menyenggol jarum infus di tangan Reed dan spontan Reed berteriak. Membuat semua anak itu terkejut dan melotot.

" Hah kakak sekarang bisa bicara???" teriak salah satu anak perempuan di dekat Reed.

Reed seakan sadar dan terkejut. Dia mencoba sekali lagi.

" Hah benar aku sekarang bisa bicara! " teriak Reed membuat dia terbatuk batuk.

" Reed jangan kau paksa bicara keras dan jangan terlalu banyak bicara dulu. Pita suara mu harus adaptasi dulu."

" Dokter tahu nama saya? Apakah selama ini dokter juga kenal saya?"

Dokter Alkish tersenyum dan mengangguk.

Reed menatap dengan tatapan sulit diartikan. Dia bingung dengan semua yang dia alami saat ini.

Ada rasa bahagia sebab dia bisa bicara tapi ada rasa penasaran yang besar juga sambil dia mengingat ingat kapan dia kenal dan dokter itu kenal padanya?. Reed berpikir keras.

" Jangan kau berpikir keras dulu nanti kepala kamu sakit dan pusing. jahitan di kepala kamu itu belum kering jadi tolong hati hati dan jangan berpikir keras dulu. Nanti semuanya akan saya ceritakan pada mu jika kau sudah pulih."

Reed pun akhirnya mengangguk setuju.

" Sekarang kau makan dulu dan istirahat. Jangan lupa minum obat secara teratur. Oke?"

" terima kasih banyak dokter " ucap mereka bersamaan. Membuat sang dokter jadi tertawa bak mendengar paduan suara yang sangat indah dan merdu.

Dokter Alkish pun kembali ke ruangannya.

" Kakak aku suapi ya!"

" terimakasih. "

" kakak kami senang kakak baik baik saja."

" Terima kasih kalian sudah menolong aku."

" Sama sama kak. Kakak sudah selamatkan kami tuk kesekian kalinya. "

Tiba tiba sebuah kecupan mendarat di pipinya dari salah satu anak perempuan yang selalu dekat dengan Reed selama ini. Membuat Reed jadi bersemu merah pipinya. Dan membuat semua anak tertawa melihat Reed saat itu.

Apakah mereka bisa selamat? Atau mereka akan di buru lagi oleh laki laki yang membawa mobil hitam itu tadi?

Bersambung...

1
wulansari
penasaran nih critanya tp menarik lho semangat thor trimakasih ibu suka👍
Black_Pen2024: terima kasih banyak. kiranya suka dengan karya karya saya selanjutnya. sekali lagi terima kasih banyak...
total 1 replies
wulansari
Pertama membaca rasanya sedih tp semakin ke sini menarik juga critanya lanjut akh Thor bikin penasaran sj
Hanim Ahmad
good job
Black_Pen2024: terima kasih dukungannya kakak, semua dukungan kakak sangat berharga untuk kami. silakan mampir di kisah kisah ku yang lain kakak. thank you so much🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!