NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Perjodohan

Cinta Dalam Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: fana01

Di usianya yang sudah sangat matang ini, Khalif Elyas Hermawan belum juga menemukan pasangan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Orang tuanya sudah lelah menjodohkan Khalif dengan anak rekan bisnis mereka, tapi tetap saja Khalif menolak dengan alasan tidak ada yang cocok.

Mahreen Shafana Almahyra gadis cantik berumur 25 tahun, tidak dapat menolak permintaan sang bibi untuk menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali.

Ya, gadis yang akrab di sapa Alma itu tinggal bersama paman dan bibinya, karena sejak umur 15 tahun, kedua orang tuanya sudah meninggal.

Bagaimana kisah Khalif dan Salma? Ikuti terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

..."Memaafkan adalah kemenangan terbaik."...

...('Ali bin Abi Thalib)...

...🌹🌹🌹...

"Apa harus kamu yang pergi kesana Khalif? Apa tidak bisa Rey aja?. Kamu itukan baru menikah kemaren, masa udah ninggalin Alma aja." Pagi-pagi mama Shanum sudah ngomel, mama tidak setuju jika mas Khalif pergi. Mas Khalif mendesah pelan. Dia sudah memberi pengertian kepada mama Shanum tapi mama tetap tidak setuju.

Aku mendaratkan bokongku disofa kosong samping mama. Ku usap pelan punggung mama untuk meredakan amarahnya.

Papa yang tidak bisa berbuat apa-apa menepuk pelan pundak mas Khalif.

"Ma, Alma nggak apa-apa kok, kalau mas Khalif mau pergi. Lagian kan perusahaan lagi ada masalah nggak mungkin kalau mas Khalif tetap disini." Mama hanya diam saja.

Mang Surya sopir keluarga sudah memasukkan semua keperluan mas Khalif ke bagasi mobil.

"Maaf mas Khalif semua barang sudah mang masukin". Suara mang Surya memecah keheningan di ruang tamu.

"Ma Khalif usahain cepat pulang, makanya mama do'ain khalif. Biar semua masalah cepat selesai." Bujuk mas Khalif, mama mengangguk-angguk saja.

"Khalif berangkat ya ma pa". Pamit mas Khalif.

Aku dan mas Khalif masuk ke dalam mobil, aku ikut mengantar mas Khalif sampai bandara. Awalnya mas Khalif melarang tapi aku ngotot mau ikut.

sampai di bandara kami duduk di kursi tunggu. Perasaan bosan melandaku, mas Khalif yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya kini beralih menatapku. Dia mengambil sesuatu dari sakunya.

Dan menyerahkan benda itu kepada ku. tanganku terulur mengambil benda tersebut. Ya, mas Khalif memberi ku sebuah ATM.

"Kalau kamu butuh sesuatu atau mau sesuatu pake kartu itu saja. Pin nya tanggal pernikahan kita". Ucap mas Khalif.

Ini adalah nafkah lahir pertama mas Khalif untukku.

Mas Khalif berdiri sambil memegang kopernya. Ku cium punggung tangannya sebagai bentuk rasa hormat ku.

"Mas berangkat ya, jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa telfon mas langsung." pesan mas Khalif. mas Khalif yang baru berjalan beberapa langkah dariku. Berbalik lagi ke arahku.

cup

Mataku membulat sempurna, kututup mulutku dengan kedua tangan. Mas Khalif mencium sudut bibirku ah tidak, tepat nya mengecup. Kemudian dia berbisik di telingaku.

"Mas ambil Dp dulu sebagai jaminan". Dia tersenyum melihatku. Belum sempat aku menjawab ucapan mas Khalif, dia sudah pergi dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

Aku masih terdiam di tempat. Kulihat ke samping kiri dan kanan, takut kalau ada orang yang melihat perbuatan mas Khalif tadi.

"Bagaimana bisa mas Khalif mengecupku di area terbuka seperti ini"?. Batinku dalam hati.

Kulihat punggung mas Khalif yang sudah semakin jauh dari pandanganku.

*****

Pulang dari bandara aku di antar mang Surya ke toko bibi.

"mang Surya jemput Alma sore aja ya mang.". Ucapku pada mang Surya.

"baik mbak". Setelahnya mang Surya berlalu pergi meninggalkan toko bibi.

"Assalamu'alaikum". Aku mengucap salam yang di jawab oleh Fatma, karyawan yang membantu bibi di toko.

Selama ini hanya aku, Fatma, dan bibi saja yang mengurus toko. pernah sekali aku usulkan untuk menambah karyawan. Tapi bibi tidak mau. Katanya Fatma saja sudah cukup.

"Bibi dimana fat?" tanya ku yang tidak melihat bibi.

"Ada di belakang mbak, kalau pengantin baru tu aura nya beda ya mbak." ucap Fatma padaku.

"Beda dari mananya Fat?, kamu ni bisa aja." dia senyum-senyum sendiri ke arahku.

"Bibi" panggilku melihat bibi yang keluar dari pintu belakang.

Bibi mengerutkan kening melihat ku. "kenapa kesini?, suamimu mana?" bibi melihat sekitar mengira mas Khalif ikut datang bersamaku.

"Mas Khalif nggak ikut bi". ucapku menjawab rasa penasaran bibi.

"Mas Khalif tadi berangkat ke Singapura, ada urusan penting disana"

"Ke Singapura?"

"he-emm".

"Kamu kesini udah izin sama suami mu?" selidik bibi.

"Udah bi...sebelum mas Khalif berangkat tadi Alma udah minta izin duluan"

Bibi pun mengangguk.

Ketika keheningan menyelimuti, tiba-tiba suara ponselku berdering. Ku keluarkan ponsel yang berada di dalam tas. Tertera nama Rani di layar ponsel.

"Halo Assalamu'alaikum Rani"

"Wa'alaikumussalam pengantin baru..." jawab Rani dari seberang telfon. Suara cempreng nya langsung menyapa telingaku.

"Lagi apa nih pengantin baru?" Tanya Rani masih meledekku dengan embel-embel pengantin baru.

"Lagi sibuk bantuin bibi?"

"Haa kamu lagi di toko sekarang?, ngapain?"

"Ngapain lagi kalau bukan bantuin bibi Rani cantik..." jawabku gemes dengan pertanyaan Rani.

"Ok ok kalau kamu lagi di toko, aku kesana sekarang"

Tut tut tut

Rani langsung mematikan telfon. Lalu kumasukkan kembali ponsel ke dalam tas.

Tidak berselang lama, Rani sudah sampai di toko, jarak rumah Rani ke toko bibi hanya sekitar 30 menit saja.

"Ya ampun Alma, kamu bukannya menikmati masa-masa pengantin baru malah asik nongkrong di sini" sewot Rani yang sudah duduk di kursi.

Ke letakkan jus mangga kesukaan nya di atas meja.

"Makasih cantik". ucap Rani

Lalu akupun ikut duduk di kursi kosong yang ada di depan Rani.

"Aku sendirian di rumah, mama sama papa lagi pergi. Mas Khalif juga lagi pergi ke Singapura".

"What Singapura?" kujawab dengan kedipan mata sambil meminum espresso yang hampir dingin.

"kaliankan baru nikah masa udah di tinggal ke luar negeri sih?"

"Yaa mau gimana lagi namanya juga mendadak" jawabku.

"Eh gimana malam pertamanya?" hampir saja espresso yang ku minum tersembur keluar, karena terkejut mendengar pertanyaan Rani.

"Ngapain kamu nanyain itu ke aku. Lagian itu ranah pribadi yaa. Bukan untuk konsumsi publik." jawabku tegas.

"Kan aku penasaran Al. Kamu yang selama ini nggak pernah pacaran ataupun dekat sama cowok. Tau-tau udah nikah aja" ucap Rani masih dengan senyum jahilnya.

Memang selama di universitas aku tidak pernah dekat sama laki-laki, ataupun pacaran. Aku selalu menamakan dalam diriku, karena menurut ku pacaran setelah menikah lebih indah. Dan di dalam agama pun sudah jelas pacaran itu di larang.

Aku tidak menghakimi orang-orang yang pacaran di luaran sana. karena pemikiran setiap orang tentu berbeda.

"Oh yaa, aku hampir lupa, awal bulan besok alumni angkatan kita ngadain reuni. Kamu datang kan?" tanya Rani sambil menyeruput jusnya yang hampir habis.

"Belum tau, harus diskusi dulu sama mas Khalif" aku tidak bisa begitu saja mengiyakan pertanyaan Rani, karena sekarang status ku seorangpun istri. Jika sebelum nikah aku bebas kemana saja. Berbeda dengan sekarang. Ada izin dari suami yang harus ku kantongi.

Mendengar jawabanku Rani mengangguk setuju.

"Kamu tau nggak Al, si Sherly yang sering ngejek kamu sok alim udah balik ke Indonesia, dengar-dengar dia mau nikah sama pacarnya. Pacarnya dokter umum bekerja di RS Bhayangkara".

"Alhamdulillah kalau di mau nikah." aku ikut merasa senang dengan kabar bahagia Sherly, walaupun dulu semasa kuliah kami tidak terlalu akur.

*****

1
Ainunnissa
semangat trus Kaka author 💪👍 karya mu di nanti
Apollogurl_01
Memikat
Stefhany Anhai Rivera Maco
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
fana01: bab baru sudah update KK, silahkan mampir yaa,😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!