Mendapat kabar akan kematian kekasihnya membuat Lucy Hart hancur. Dunianya mendadak gelap, dia jatuh ke dasar yang paling dalam namun seseorang, menariknya dari tempat gelap itu. Jared Levin, adalah sahabat baik kekasih Lucy. Dia telah bersumpah pada Daniel untuk menjaga dan mencintai Lucy. Dia selalu ada untuk Lucy bahkan ketika Lucy mengalami kecelakaan yang membuatnya mengalami kelumpuhan, Jared selalu ada untuknya. Dapatkah Lucy melihat ketulusan Jared dan melupakan kekasihnya yang telah pergi dan ketika Jared memutuskan kembali ke Amerika, apakah Lucy akan mencegahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Kekasihmu
Lucy terbangun ketika terdengar suara pintu tertutup. Kedua mata tak mengerjap dengan perlahan. Dia lupa berada di mana.
Suara air yang berasal dari kamar mandi, membuatnya bangun dengan perlahan. Lucy duduk di atas ranjang. Dia diam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia mengingat jika dia berada di rumah Jared.
Selagi pria itu tidak ada, lebih baik dia pergi. Dia tidak ingin berbasa-basi terlalu banyak dengannya dan dia tidak ingin berdebat untuk hari ini.
Lucy menyingkirkan selimut yang masih menutupi kedua kakinya. Dia bergegas pergi. Dia pikir akan sulit mencari taksi. Akan tetapi, ketika pintu rumah dibuka, Lucy sangat terkejut karena rumah Jared bersebelahan dengan rumahnya.
“Apa?” Mulutnya menganga. Dia mengira jarak rumah mereka begitu jauh. Jika tahu begini, bukankah lebih baik dia pulang saja semalam?
“Jared!” Lucy berteriak memanggil pria itu. Seharusnya Jared mengatakan bahwa rumah mereka berdekatan.
“Jared, beraninya kau menipu aku?” Dia kembali ke dalam kamar tapi langkahnya terhenti ketika melihat Jared sedang memakai celananya.
“Mesum!” Lucy berteriak sambil menutupi kedua matanya. Dia juga berbalik, seharusnya dia tidak melihat pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat.
“Kau yang masuk secara tiba-tiba, kenapa kau jadi menyalahkan aku?” Pria itu tampak tak peduli dan acuh tak acuh.
“Kenapa kau tidak mengatakan padaku jika kita berdua adalah tetangga?” Sial. Pagi-pagi sudah mendapat pemandangan sebuah bokong yang mulus. Beruntungnya pria itu berdiri membelakangi, dia tidak bisa membayangkan jika pria itu berdiri menghadap ke arahnya.
“Kau tidak bertanya padaku akan hal itu dan aku rasa aku tidak perlu mengatakan padamu bahwa kita adalah tetangga.”
“Seharusnya kau mengatakannya agar aku bisa pulang!” Langkah yang berat, dia bisa merasakan jika Jared sedang menghampiri dirinya.
Lucy tak bergeming. Tiba-tiba jantungnya berdegup ketika dia merasakan Jared berdiri di sampingnya.
“Kau pulang atau tidur di sini, apa bedanya?” Pria itu meraih rambutnya, lalu menciumnya. Lucy meliriknya dengan tatapan tajam dan buru-buru melangkah ke samping sehingga rambutnya terlepas dari pegangan Jared.
Dia tidak suka pria itu menyentuhnya seperti itu. Selain Daniel, tidak ada yang boleh menyentuhnya.
“Rambutmu bau, Segera pulang dan mandi!”
“Apa?” Lucy tampak tak senang dengan ucapan Jared.
Dia menatap pria itu dengan tajam tapi pada akhirnya, dia mencoba mencium rambutnya sendiri dan ternyata memang bau karena sudah beberapa hari dia tidak keramas akibat terlalu tenggelam dalam kesedihan akibat kematian Daniel.
“Aku akan membantumu, kemarilah!” Jared menarik tangannya dan membawanya menuju kamar mandi.
“Tunggu, apa yang mau kau lakukan?” Dia berusaha menahan tangan Jared. Akan tetapi, tenaga pria itu tidak mudah dia lawan.
“Tentu saja membantumu mencuci rambut. Jika kau tidak keberatan, aku akan mencuci semuanya!”
“Kurang ajar. Lepaskan tanganku sekarang juga!” Dengan satu kali hentakan, Lucy berhasil menarik tangannya dari genggaman tangan Jared.
“Aku bukan kekasihmu jadi jangan sok akrab denganku apalagi menawarkan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kau lakukan. Seharusnya kau sadar diri jika kau bukanlah siapa-siapa bagi diriku!”
“Aku tahu dan aku sedang berusaha untuk menjadi orang spesial untuk dirimu setelah Daniel.”
“Jangan membuang waktumu untuk melakukannya. Harus berapa kali aku katakan padamu jika aku tidak memerlukan cintamu karena aku sudah memiliki cinta Daniel dalam hatiku. Tidak akan ada yang bisa menggantikannya, sekalipun kau berusaha keras dan sekalipun kau memperlihatkan bokongmu yang putih itu. Aku tidak akan tergoda!” Sial, apa yang dia ucapkan.
Rasanya sangat malu karena dia tidak bisa mengontrol ucapannya sendiri dan tidak seharusnya dia membahas bokong putih pria itu.
“Oh, jadi kau tidak suka yang putih?”
“Jangan sembarangan menyimpulkan. Itu seperti sebuah perumpamaan. Sekalipun kau menunjukkan bokongmu, aku tidak akan pernah berpaling dan menerima cintamu!” Lucy melangkah keluar. Dia harus pergi dari tempat itu karena dia tidak mau membahas masalah bokong dengan pria itu.
“Aku ingat, seperti kulit Daniel sedikit hitam. Apa kau tidak menyukai bokongnya?” Jared mengikutinya. Dia harus memastikan Lucy tidak lagi mengkonsumsi minuman alkohol untuk menutupi perasaan sedih yang dia rasakan.
“Please, bisakah berhenti membahas masalah bokong?”
“Kau yang memulai terlebih dahulu, Lucy.”
“Aku hanya pelepasan!” Lucy berbalik, lalu memandangnya dengan tatapan galak.
“Dengarkan perkataanku ini,” Lucy menunjuk pria itu dengan jarinya, “Jangan membicarakan masalah itu lagi karena aku tidak mau mendengarnya!” ucapnya dengan sinis.
Jared tersenyum, tangan Lucy diraih. Wanita itu jadi gugup. Dia melangkah mundur dengan perlahan. Sebuah perasaan takut pun menyelinap di dalam hatinya.
“Le-lepaskan tanganku!” Dia berusaha menarik tangannya dari genggaman Jared. Akan tetapi, pria itu menariknya dengan kuat.
“Akh!” Lucy berteriak, ketika wajahnya menabrak dada bidang Jared.
“Apa yang kau lakukan?” Dia berteriak sambil memegangi hidungnya.
Pria itu mendekatkan wajahnya, lalu dia berbisik di telinga Lucy.
“Segera pergi mandi dan aku akan membawakan sarapan untukmu. Tapi ingat satu hal, jangan pernah mengkonsumsi alkohol. Jika sampai kau melakukannya, maka kau akan mendapatkan ganjarannya!” Lucy menelan ludah karena ancaman itu. Tidak seharusnya dia takut tapi perkataan Jared, cukup membuat nyali ciut.
Entah kenapa ada penekanan dalam ucapannya. Perkataannya seperti sebuah perintah mutlak yang tidak boleh dia bantah. Sekarang dia jadi berpikir, sebenarnya siapa pria itu?
“Le-lepaskan!” Lucy mendorongnya dan melangkah mundur. Dia harus pergi. Dia harus menjauhi pria itu secepat mungkin.
Alarm di kepalanya berbunyi. Dia merasa pria itu berbahaya dan dia harus segera menjauhinya.
Lucy segera pergi dengan cepat. Dia memandangi Jared dari balik bahu. Beruntungnya pria itu tidak mengikuti, rasanya sedikit lega tapi dia tahu, dia harus menjauhi Jared karena pria itu berbahaya untuk dirinya.
. btw Thor , visualnya mana .
meskipun lucy saat ini masih sakit dan belum bisa berjalan. tapi.. kamu tdk ada niatan untuk berpaling darinya. aseyyykkk😂😂😂