Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 7
“Nyonya ada di dalam,”ucap Mia yang dengan ramah.
“Mia kenapa dia selalu datang ke sini. Siapa orang di balik dia ya,”batin Calsida.
Helaan nafas membuat Calsida segera duduk dan melupakan yang sudah dia lakukan sebelumnya.”Kurasa untuk pertama aku harus mengusir pelayan yang tidak menjaga privasi majikannya dulu,”hati kecil Calsida.
“Aku ada didalam kalian bisa masuk,”kata Calsida. Pintu terbuka datang Mia dan Jeni yang masuk untuk membantu Eliza. Tapi dibelakang keduanya ada Ben dan ksatria Nezo dengan beberapa dokumen di tangan mereka.
“Apa itu Ben,”ucap Calsida berdiri setelah semua dokumen di taruh di meja kerjanya.
“Ini adalah buku besar yang harus ada bereskan, mulai sekarang. Apa ini akan baik-baik saja nyonya,”ucap Ben sedikit gelisah. Calsida datang dan mengamabil satu buku dan dia membacanya dengan hati-hati.
“Kamu tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Jika kamu dan suamiku tidak percaya dengan kerjaanku, kalian bisa membawakan aku seseorang untuk membantu mulai sekarang,”kata Calsida dengan santai. Di mata Calsida dokumen itu hanya biasa saja karena dia sering menyelesaikan dokumen yang lebih banyak dari beberapa tumpukan kecil di depannya.
Mata Calsida melihat ke arah Ksatria Nezo yang ada di samping Ben. Ben menoleh ke arah Nezo dan berkata,”Nyonya pasti sudah diberi tahukan kepada tuan muda bukan. Kalau ada ksatria pengawal yang akan menjaga anda setiap hari. Dia adalah Nezo. Dia akan mulai menjaga anda mulai sekarang. Jadi jika ada masalah mendekak anda bisa meminta Nezo untuk menjalankannya.”
Calsida hanya mengangguk saja.”Jika tidak ada lagi kalian bisa pergi,”ucap Calsida dengan santai.
“Kalau begitu saya akan segera pergi,”ucap Ben. Nezo yang masih di depan Calsida menuggu perintah.
“Biasanya tugas pengawal itu apa saja Nezo,”ucap Calsida dengan polos berwajah tersenyum.
Nezo mendengar itu sedikit terkejut dan dia melihat ke arah Jeni dan Mia. Jeni dan Mia yang saling tukar pandang hanya diam.”Kenapa kalian diam saja. Jadi apa yang harus aku katakan kepada kamu. Aku juga tidak tahu tugas pengawal itu apa saja di saat aku di dalam kamar,”kata Calsida dengan wajah bingung.
“Begini nyonya. Anda hanya memerintahkan apa saja yang anda inginkan lakukan. Jika itu adalah tugas bahaya,”ucap Nezo.
“Memerintahkan melakukan hal yang berbahaya. Tapi aku tidak melakukan hal berbahaya. Apa kamu akan terus berdiri disana sampai aku memberikan perintah,”ucap Calsida dengan wajah berpikir.
“Tidak nyonya,”ucap Nezo yang tambah bingung.
“Nyonya bagaimana jika tuan ksatria untuk menjaga di depan pintu saja saat anda tinggal di kamar,”kata Mia dengan wajah tersenyum.
“Itu benar nyonya,”ucap Jeni yang juga setuju.
“Tapi jika dia di luar. Apa tidak lelah,”ucap Calsida dengan wajah berpikir.
“Bagaimana jika Nezo tinggal di di sisiku saja saat aku kerja di kamar. Kalau sudah waktunya tidur anda bisa kembali. Kalau tidak anda bisa berjaga di luar. Kalau anda merasa lelah anda bisa duduk. Bagaimana tidak ada masalah bukan soal ini,”ucap Calsida yang tersenyum.
Nezo mendengarnya sedikit tercengang dan tidak percaya dengan perubahan yang terjadi dengan Eliza.”Apa nyonya benar tidak apa-apa dengan usulan anda itu,”ucap Nezo dengan hati-hati.
“Iya, tapi apa ada masalah. Apa mungkin dulu aku melakukan hal buruk kepada kamu ya. Jika iya aku minta maaf ya ksatria Nezo,”ucap Calsida yang merasa bersalah.
“Tidak,”ucap Nezo dengan menggelengkan kepalanya tangan didepannya melambaikan ke arah Eliza.
“Saya akan melakukan tugasnya dengan baik,”ucap Nezo yang segera ada disamping Eliza yang duduk di meja kerja.
“Nyonya apa benar anda akan melakukan tugas ini,”ucap Mia sedikit ragu.
“Kamu tenang saja aku bisa kok,”ucap Calsida dengan wajah fokus melihat semua dokumen didepan matanya. Jeni dan Mia saling tukar pandang.
“Kalau begitu biarkan aku menyiapkan teh untuk anda nyonya,”ucap Mia yang segera ingin keluar kamar dan memberitahukan majikan dia yang asli.
“Baiklah,”kata Calsida dengan mata melihat ke arah Mia yang pergi.
“Nyonya ada apa dengan anda?,”ucap Jeni.
“Tidak ada. Ayo kita mulai bekerja,”ucap Calsida mulai memeriksa satu persatu keuangan di kediaman duke. Setelah beberapa menit berlalu Mia datang dengan teko berisi teh dengan secangkir gelas.
“Nyonya ini teh anda,”ucap Mia meletakan tehnya.
“Baiklah,”ucap Calsida yang sama sekali tidak menyentuhnya. Tepat dimalam hari semua orang telah beristirahat. Nezo yang berjaga di luar pintu kamar. Calsida yang telah membaca sebagaian dokumen menarik nafas.
“Banyak juga yang sudah menghilang,”ucap Calsida yang kembali melihat teh yang sama sekali tidak sentuh.
“Kalau begini terus dia akan tahu kalau aku menghindar teh ini bukan. Kurasa aku harus keluar untuk memeriksaan teh yang sudah aku ambil ini,”ucap Calsida.
Melihat sekitarnya tidak akan ada yang datang. Nezo yang masih berjaga didepan pintu. Calsida berencana untuk keluar dari kamar. Tapi saat itu Nezo dengan pendengarannya yang sangat baik merasakan kalau teras kamar Eliza terbuka dengan sangat hati-hati.
“Apa nyonya dalam bahaya?,”ucap Nezo segera membuka pintu. Tanpa mengatakan apa-apa Nezo hendak ingin masuk. Tapi yang dia lihat adalah Eliza dengan jubah hitam hendak melompat ke luar teras. Nezo segera berlari dan menarik tangan Eliza.
“Nyonya apa yang ada lakukan. Anda tidak ingin bunuh diri bukan,”ucap Nezo yang merasa gelisah. Calsida yang baru saja lupa kalau Nezo adalah seorang ksatria yang dipilih oleh Charlie hanya bisa menoleh dengan wajah tersenyum.
“Ayo kita masuk dulu. Sebelum aku menjawab pertanyaan kamu. Aku ingin perkataan jujur dari kamu. Apa kamu bisa,”ucap Calsida dengan mendekat kedua tangannya didepan perut. Wajah Calsida yang serius menuggu jawaban dari Nezo.
“Saya akan berkata jujur. Jika itu tidak merugikan tuan muda,”ucap Nezo yang setia dengan Charlie.
“Baiklah. Kalau begitu aku tanya kepada kamu. Dulu aku bersikap kasar kepada kamu tidak?,”kata Calsida. Nezo tertunduk dan tidak mengatakan apa-apa sampai Eliza berkata kembali.
“Apa kamu memiliki dendam denganku. Jika aku menyembunyikan sesuatu kepada kamu, termasuk masa lalu kita berdua,”kata Calsida. Nezo kembali melihat ke arah wajah Eliza dengan wajah percaya diri.
“Saya tidak memiliki dendam dengan anda, hanya saja saya tidak suka dengan anda yang dulu yang suka memerintah saya. Anda juga merendahkan status saya yang hanya rakyat biasa ini. Tapi jika anda melakukan hal buruk yang tuan muda tidak sukai saya akan melaporkan semuanya kepadanya. Jadi nyonya Eliza katakan apa yang anda lakukan dengan pakaian anda. Anda ingin pergi kemana malam-malam seperti ini,”kata Nezo dengan wajah tegas dan dingin sedikit tidak ada penyesalan dimatanya.
“Aku suka dengan sikap kamu ini. Kalau begitu kamu bisa ikut denganku keluar. Tapi kita lakukan dengan diam-diam aku tidak ingin ada orang yang tahu apa yang aku lakukan untuk sekarang ini,”ucap Calsida segera terjun turun ke bawah.
Nezo melihat sikap santai Eliza yang turun membuat dia khawatir sehingga dia juga ikut melompat. Tapi anehnya Eliza baik-baik saja.”Kenapa kamu diam saja ayo pergi ke luar,”kata Calsida yang sudah memahami setiap bangunan di kediaman duke.
Di perjalanan Nezo yang mengikuti sempat bertanya kepada Eliza,”Nyonya kita akan pergi kemana?.”
“Kamu akan tahu setelah sampai di tempat,”ucap Calsida yang masih berjalan didepan Nezo. Tapi apa yang akan di temukan oleh Nezo selama mengikuti Eliza?.