Wanita Tangguh

“Ck.. beruntung sih beruntung bisa hidup lagi, tapi ya ga gini juga” decak Genia kesal ketika memori ingatan dari tubuh yang ia tempati sudah masuk sepenuhnya kedalam otak Genia.

Memulai hidup baru dengan badan yang sudah kotor membuatnya tidak habis fikir, apalagi mengingat bagaimana lemahnya Abel yang selalu saja menerima perlakuan kasar dari Anggara hanya karena ingin mendapatkan uang, sungguh benar-benar membuat Genia ingin mencekik dan menamparnya berulang kali.

Ternyata ada mahluk di dunia ini yang sangat pengecut seperti itu. Namun sekarang tenang saja, karena ia sekarang yang menjadi pemilik tubuh ini, maka siapapun itu tidak akan bisa membuatnya bertekuk lutut, lihat saja.

Abel atau yang kita sebut saja gadis itu sekarang bernama Genia, kini terlihat jika ia sedang meregangkan seluruh anggota tubuhnya. Lagi dan lagi ia hanya bisa membatin karena merasakan sakit disekujur tubuhnya akibat ulah dari sang pemilik tubuh yang sangat bodoh.

Puas meregangkan diri, perlahan ia bangkit dan berjalan ke arah cermin yang ada dilemari baju dikamar itu. Dipandangnya wajah dari tubuh yang ia tempati sekarang dengan teliti, bahkan dari ujung rambut hingga ujung kaki sama sekali tak luput dari tatapannya.

Dahinya berkerut “Pantas saja bajingan itu mengambil kesucian gadis ini, ternyata tubuhnya sangat-sangat bagus. Padahal usia gadis ini berada 7 tahun dibawah umurku” gumamnya mengingat umur dikehidupan sebelumnya berusia 25 tahun. Namun sekarang ia sudah berada ditubuh seorang gadis yang masih sangat muda yaitu 18 tahun.

Sehabis bergumam sendiri, Genia langsung saja mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk segera membersihkan badannya yang sangat kotor dan lengket.

Sedangkan di tempat lain diwaktu yang sama. Disebuah kota yang masih sama dengan Genia tinggal. Begitu banyak orang-orang berbaju hitam dan memiliki rompi disetiap tubuhnya kini sedang berkumpul.

Pemimpin satu-satunya yang mereka punya dan sangat mereka hormati kini sudah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Tidak satupun dari mereka yang tak murung ketika mengetahui kabar buruk tersebut. Dan sepertinya cepat atau lambat organisasi ini pasti akan bubar, karena mereka merasa tidak ada satupun orang yang mampu menggantikan posisi kedudukan dari sang pemimpin tercinta.

Andai saja mereka tahu jika sebenarnya pemimpin mereka belum benar-benar meninggal, entah akan seperti apa reaksi dari mereka semua.

\~

“Harus ku mulai dari mana semua ini” gumam Genia, otaknya berselancar dengan cepat memikirkan bagaimana ia harus menghadapi segala rintangan-rintangan untuk kedepannya.

“Hmm.. sepertinya yang paling pertama ku lakukan adalah menghubungi para anak buahku” lanjutnya setelah terdiam selama setengah jam lamanya.

Diraihnya handphone yang ada dimeja samping tempat tidur dan langsung membuka aplikasi telepon lalu menekan beberapa tombol disana.

Tutt… Tuttt..

Dering telepon itu terdengar sangat lama, namun tidak ada tanda-tanda untuk diangkat sama sekali. Genia terus menelpon nomor tersebut berulang kali, hingga pada akhirnya telepon itu tersambung.

“Ya ampun Malio, apakah perlu seratus kali aku mengulang telepon ini baru kau mau mengangkatnya” ocehan itu keluar begitu saja ketika telepon baru saja tersambung.

Sedangkan orang diseberang sana nampak mencerna sesuatu dan masih tidak menjawab ocehan Genia. Otak dari orang yang bernama Malio itu seperti konslet karena sangat susah menyerap apa yang terjadi.

Bagaimana tidak? Coba bayangkan saja, nomor ini adalah satu-satunya nomor yang diketahui oleh sesama anggota mereka saja dan tentu saja pemimpin mereka yang telah mati adalah salah satunya. Tapi dengan ajaib sekarang ada panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal dari seorang gadis asing yang tiba-tiba saja masuk.

“Malioo!!!” Geram Genia kesal.

“Eh?” Sadar Malio.

“Siapa kau dan apa maksudmu menelponku, sepertinya kita tidak ada kontak apapun sebelum ini” tanya Malio tegas.

“Hahaha, apakah kau tidak mengenaliku Malio? Aku adalah Genia. Bagaimana mungkin kau melupakanku begitu saja”

“Jangan bercanda! Bagaimana mungkin Nona Genia bisa hidup kembali. Sebaiknya hentikan ocehanmu dan jangan menggangguku lagi!”

”Ceritanya sangat panjang. Tapi aku sungguh tak membohongimu, kau lihatlah pada pesan yang baru saja ku kirim. Dengan itu kau pasti akan percaya jika ini adalah aku” ucap Genia langsung mematikan teleponnya secara sepihak karena ada yang mengetuk pintu kamar dari luar.

Sedangkan Malio yang mendengar hal itu langsung saja membuka Email dari orang yang mengaku-ngaku pemimpin mereka itu cepat. Meskipun hatinya masih ragu, namun ia tidak dapat membohongi dirinya jika sekarang ia sangat penasaran.

Usai ia klik Email yang baru saja masuk padanya, langsung saja ia baca. Satu persatu kata hingga kalimat ia baca dengan mata yang membelalak tak percaya. Apakah ini memang benar pemimpinnya? Email yang baru saja ia dapatkan itu adalah sebuah rahasia yang hanya ia dan pemimpin yang tau, tapi bagaimana gadis itu bisa tahu?.

Banyak pertanyaan aneh yang muncul dibenak Malio sekarang, ia harus segera kembali menghubungi gadis itu untuk bertemu secara empat mata saja, namun naas. Nomor yang tadi menelponnya tiba-tiba saja berada diluar jangkauan dan tidak bisa ditelpon sama sekali”

“Sial” gumam Malio kesal.