Jeri & Ryuna

Jeri & Ryuna

Chapter 1

...***...

Saat ini keadaan lapangan voli indoor di SMAN 1 BUANA sepi. Tentu saja, karena murid lain sudah pulang sekolah. Tinggal Ryuna sendiri yang tetap tinggal dan kini merebahkan diri pada kursi di pinggir lapangan tempat para pemain voli biasanya beristirahat.

Mungkin ini yang ia butuhkan, sedikit kesunyian agar bisa menenangkan diri. Entah ada apa dengan hari ini, seolah tak cukup dengan permasalahan di rumahnya, ia juga harus menghadapi permasalahan dengan sang teman dekat di sekolah.

Memang bukan tanpa alasan Ryuna masih ada di sekolah padahal mungkin seharusnya saat ini ia sudah ada di rumah untuk beristirahat. Rumah tempatnya pulang mungkin juga tak bisa disebut sebagai tempat rehat jika di sana hanya ada ketegangan. Ketika berangkat sekolah saja, ia dihadapkan pada pertengkaran antara ayah dan ibunya.

Rasanya Ryuna belum siap pulang jika nanti hanya akan menjadi saksi pertengkaran mereka lagi. Meski bukan pertama kalinya, tapi siapa yang akan tahan jika orang tua sendiri terus bertengkar?

Gadis itu membangunkan diri, kini mengubah posisi menjadi duduk. Ryuna agak membungkuk, mengambil smartphone yang ia letakan di lantai. Setelah beberapa saat mengotak-atik smartphone, ia memutar sebuah lagu k-pop.

Ryuna beralih menatap sebuah teh botol yang saat ini berada di dekat kakinya. Jimi-teman dekat Ryuna-yang memberikan itu tadi. Tapi entah nanti mereka akan berteman dekat lagi, karena bertepatan dengan memberikan teh botol itu, Jimi meminta Ryuna untuk menjaga jarak.

Flashback

"Ryu, gue mau ngomong sesuatu, jangan pulang dulu," ucap Jimi agak berbisik setelah berada di dekat Ryuna.

"Hah? Ngomong apaan? Gue niatnya emang nggak buru-buru pulang sih," ucap Ryuna.

"Bentar, tunggu sampai yang lainnya pulang."

Gadis itu mengerjap dua kali, cukup penasaran akan apa yang ingin disampaikan Jimi sampai harus begitu privasi.

Setelah beberapa saat, teman-teman sekelas Ryuna sudah pergi darisana. Hanya tersisa Ryuna dan Jimi.

"Buat lo." Jimi memberikan teh kemasan botol ke arah Ryuna.

Gadis itu menatap Jimi sesaat, lalu mengambil teh botol yang diulurkan Jimi padanya. "Thanks."

Saat ini, mereka berdua sedang duduk bersisian. Jimi masih diam, sementara itu Ryuna membuka tutup botol sambil menunggu lelaki itu berbicara.

"Ryu," panggil Jimi dengan deep voice-nya yang khas.

"Apa? Kusut banget muka lo," balas Ryuna, lalu meneguk minumannya setelah tutup botol terbuka.

"Kita harus jaga jarak Ryu, cewek gue cemburu sama lo."

"Uhukk!"

Ryuna tersedak begitu saja, ia terbatuk kecil. Jimi menoleh dan menepuk pelan belakang leher temannya. Lelaki itu menghela napas pelan. "Sorry."

Setelah beberapa saat, Ryuna tak lagi terbatuk. Ia menjauhkan tangan Jimi dari belakang lehernya.

"Belakangan ini gue sama dia sering berantem, katanya gue terlalu dekat sama lo. Luna nyuruh gue milih lo atau dia. Masalah ini nggak akan selesai kalau kita masih dekat," jelas Jimi.

Lawan bicara lelaki itu hanya diam. Sebenarnya Ryuna tak tahu harus menanggapi dan masih berpikir bagaimana menanggapi perkataan Jimi.

"Lo ngerti kan? Mulai besok lo bisa bersikap seolah kita asing, kecuali kalau ada hal yang benar-benar penting."

"Lo serius?"

Jimi mengangguk. Ryuna menutup botol minumannya dan hanya diam.

"Gue sayang sama dia, gue minta lo ngejauh dulu sebab gue tahu lo pasti bakal ngerti, Ryu. Karena cewek gue nggak mau ngerti kalau kita cuma temenan."

"Oke, gue paham." Ryuna menyimpan teh botol di bawah dekat kakinya dan menatap Jimi sambil tersenyum tipis.

"Lo nggak masalah?"

Ryuna menggeleng. "Selama ini bisa bikin masalah lo berkurang. It's ok."

"Thanks, Ryu."

"Hm, gue tahu apa yang harus gue lakuin. Lo bisa tenang."

Jimi berdiri dari duduknya. "Gue beruntung karena lo teman gue."

Ryuna tersenyum. "Iya lah! Sana pulang, sama cewek lo kan? Sampein maaf dari gue."

Kening Jimi mengernyit. "Maaf?"

"Gue nggak pernah bermaksud bikin dia cemburu."

Jimi diam sesaat, ia mengusap puncak kepala Ryuna. "Gue duluan. Jaga diri lo baik-baik."

"Bye Jim."

Kemudian, Jimi melangkah pergi hingga tinggal Ryuna sendirian di lapangan voli.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!