NovelToon NovelToon
Vanadium

Vanadium

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Epik Petualangan / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin / Pulau Terpencil
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ahyaa

Ada begitu banyak pertanyaan dalam hidupku, dan pertanyaan terbesarnya adalah tentang cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode tujuh

Om Rizal berjalan menelusuri lorong lorong gerbong, sepanjang lorong ia menemukan para penumpang yang sudah terlelap tidur, tapi ketika memasuki gerbong ke dua ia mendengar ada suara orang yang sedang berbisik, om Rizal memperlambat langkahnya lalu membuka pintu menuju lorong ke dua, beberapa penumpang telah terlelap kecuali, kecuali tiga orang yang tadi masuk paling terakhir, mereka seperti berpura pura tidak terjadi apa apa, tersenyum sambil mengangguk ketika om Rizal berjalan di dekat mereka.

Rahang om Rizal mengeras, dia akhirnya menyadari ada sesuatu yang tidak beres sedang berlaku. Om Rizal mempercepat langkahnya menuju bagian depan kereta api tempat di mana masinis sedang mengendalikan laju serta jalur kereta, belum ada mode otomatis atau auto pilot kala itu, segala sesuatu harus dilakukan secara manual, masinis memiliki dua shift jaga, ketika bergantian barulah masinis bisa beristirahat sejak.

" tumben malam malam kau main ke sini zal." masinis yang berjaga bertanya ke om Rizal.

" Selamat malam Jefri, aku minta maaf menganggu jam waktu jagamu." ucap om Rizal sambil mengelap keringat di dahi.

" Tidak masalah zal, kau memang selalu menganggu waktuku kapan pun dan dimana pun, jadi tidak masalah kalau kau menganggu untuk kesekian kalinya, silahkan ada apa?" tanya masinis yang di panggil Jefri itu

" Apakah kau bisa menghubungi pusat kendali stasiun jef?" tanya om Rizal.

" tentu saja, akan aku lakukan." ucap masinis Jefri sambil tangannya lincah menekan beberapa tombol sekaligus.

' kring.. Kring' gagang telepon satelit milik kereta berbunyi.

Tidak menunggu waktu lama, petugas yang berada di stasiun tujuan langsung menghubungi setelah menerima kode darurat dari masinis.

" Masuk dengan pengawas tower a di sini." ucap suara di seberang.

" Masuk dengan masinis Jefri kode pengenal A.2134, mohon untuk segera konfirmasi." ucap masinis Jefri

" Copy, kode pengenal A.2134 di kenali, selamat malam kapten Jefri, dengan saya pengawas Wahyu di tower a, silahkan laporkan kondisi anda." ucap Wahyu, pengawas tower a.

Masinis Jefri menyerahkan gagang telepon ke om Rizal, dia tidak mengetahui ada apa sebenarnya, tapi melihat gelagat om Rizal, pastilah sesuatu itu sangat penting.

" copy Wahyu, dengan pengawas Rizal di sini." ucap om Rizal

" Rizal?? Ohh ternyata kau zal? Ada apa? Tidak mungkin kau malam malam begini hanya karena ingin mengirim lelucon bukan, apalagi ingin melanjutkan menggoda rekan pengawas tower a ku." gelak tawa terdengar jelas di seberang sana, sepertinya om Rizal dan pengawas yang bernama Wahyu adalah teman dekat.

" Hentikan candaan mu Wahyu, aku sedang serius saat ini, kondisi kereta sedang gawat, aku akan memberikan beberapa perintah, silahkan catat takutnya ada yang tertinggal." ucap om Rizal

pengawas Wahyu di stasiun sana mulai merasakan kegentingan melalui telepon satelit, bergegas mengambil selembar kertas dan pena, bersiap mencatat apapun yang di perintahkan oleh om Rizal.

" Tolong hubungi petugas keamanan, minta mereka untuk berjaga di sekitar lorong terowongan berdarah, minta mereka untuk membawa senter atau alat penerangan, katakan kepada mereka untuk tiba satu jam lebih awal sebelum kereta memasuki terowongan, sampaikan kepada mereka bahwa motif belum di ketahui, tapi kami sedang mengusahakan cara menggunakan cairan hitam sebagai alat untuk mengidentifikasi. Pastikan kau mengerjakannya yu, karena nasib puluhan orang ada di tangan mu." ucap om Rizal sambil menutup telepon, di stasiun sana pengawas Wahyu sudah berlarian menginformasikan kepada petugas keamanan.

" seberapa serius zal? Apakah seserius kejadian tahun lalu?" masinis Jefri yang mulai menyadari situasinya mulai angkat bicara.

" aku rasa lebih buruk dari kejadian setahun lalu jef." ucap om Rizal sambil kembali mengelap keringat di dahi.

" katakan apakah ada hal lain yang bisa aku lakukan untuk membantumu? " tanya masinis Jefri.

" Aku minta tolong sediakan setengah botol oli mesin atau apapun cairan yang bisa pudar dalam waktu lama, tolong sediakan pensil dan kertas, juga suruh anak buahmu di bagian mesin untuk memeriksa apakah ada kesalahan di mesin gerbong ke lima dan gerbong yang lainnya." ucap om Rizal mulai mendaftarkan permintaan.

Masinis Jefri mengangguk, tangan nya yang satu mulai mengetuk beberapa tombol lagi, mulai berbicara di spiker yang tersambung di setiap gerbong, meminta agar anak buah nya yang berada di bagian mesin untuk segera menghadap ke ruangan.

" Duduk lah dulu zal, tenang saja sebentar lagi salah satu staf bagian mesin akan datang." ucap masinis Jefri sambil menyerahkan sebuah kursi plastik ke om Rizal.

" Dimana perkiraan kejadian itu akan terjadi?" tanya masinis Jefri.

" tepat di dalam terowongan sepertinya." jawab om Rizal.

Beberapa menit kemudian salah satu staf bagian mesin yang sedang berjaga mengetuk pintu ruangan, masinis Jefri menyilakan masuk lalu mulai memberikan daftar pekerjaan yang harus dia kerjakan dengan segera. Sebelum staf itu pergi masinis berpesan agar di lakukan seefisien mungkin tanpa harus menganggu dan mencurigakan para penumpang.

" Kau mau minum teh atau kopi zal? tenang saja, kita baru memasuki terowongan besok siang" tanya masinis Jefri.

" Teh hangat sama roti tawar kalau bisa jef, aku belum sempat makan sejak siang tadi." ucap om Rizal.

Masinis Jefri tertawa lalu mengangguk, dia meminta salah satu pegawai bagian dapur untuk menyiapkan teh hangat, kopi, roti, beserta cemilan kecil lainnya.

Sepuluh menit berselang setelah pesanan makanan telah datang, akhirnya petugas yang tadi di perintahkan oleh masinis Jefri tiba. Ia membawa setengah botol cat berwarna hitam, dua lembar kertas beserta pensil. Petugas itu juga melaporkan bahwa ia menemukan sesuatu yang ganjil di mesin Kereta, sambungan antar setiap gerbong terlihat renggang, piston di setiap mesin gerbong terlihat seperti tersangkut sesuatu sehingga tidak bisa bekerja secara maksimal dan akan terus menimbulkan guncangan.

Masinis Jefri mengangguk, mengucapkan terimakasih banyak kepada stafnya, lalu memintanya untuk kembali ke ruangan berjaga.

" sepertinya apa yang di khawatirkan benar benar terjadi zal." ucap masinis Jefri sambil menghela nafas pelan.

" tapi setidaknya kita sudah mengambil langkah untuk mengantisipasinya." sambung masinis Jefri

Om Rizal mengangguk, ia pamit undur diri setelah meminta satu gelas teh hangat dan makanan ringan serta mengucapkan terimakasih banyak kepada masinis Jefri yang telah membantunya.

Masinis Jefri balas mengangguk, dialah yang seharusnya berterimakasih banyak karena telah di berikan peringatan lebih awal. Dirinya akan fokus mengendalikan laju kereta agar ketika petugas keamanan yang di tugaskan untuk berjalan di terowongan bisa datang lebih awal.

Om Rizal kembali ke terowongan tempat ku berada, ia kembali melihat para penumpang memastikan mereka aman, dan ketika melewati penumpang di gerbong ke dua terlihat tiga orang itu sudah tertidur, apakah memang beneran tidak atau hanya sekedar tidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!