EZELLA KESAYANGAN SAGARA

'kaukah itu...'

Sagara masih tidak percaya, pria tampan itu masih diam di tempatnya. hal tersebut menciptakan banyak praduga dari beberapa orang yang berada disana. Ezella pikir diamnya Sagara karena tidak senang mendapatinya muncul disini apalagi berniat mengambil darahnya hanya untuk menolong Cassie. sedangkan dokter Elio mengumpat dalam hati melihat sahabatnya yang sekarang seolah cosplay jadi orang bodoh.

"rupanya kau memang tidak ingin memberikan sedikit darahmu untuk kesembuhan putriku, tapi tidak apa apa, jika memang permohonanku tidak mengubah tekadmu, maka aku akan melakukan hal satu ini!!" Ezella mengambil pistol yang berada di tangan salah satu anak buah Elgino, dia menodongkan senjata tajam itu pada sang dokter yang sejak awal mengurus putrinya.

"kau pilih saja, lebih takut kehilangan pekerjaan atau kehilangan nyawamu?" Ezella berjalan mendekat ke arah dokter itu, bagian depan pistolnya kini berada tepat di kening sang dokter membuat dia menahan napas merasa sesak sendiri. dokter Elio dan Sagara menelan ludah dengan kasar secara bersamaan.

"ambil darahnya sekarang atau kau mati saat ini juga!! ingat, aku tidak pernah main main dengan ucapanku!" dokter itu tidak menjawab, dia masih melirik pada Sagara yang kini sudah di jaga kembali oleh beberapa anak buah Elgino.

"ambil darah saya sekarang dokter, ambil semua berapa pun yang di butuhkan!!" perintah Sagara dengan sangat antusias, saat ini mungkin dia menjadi pria yang sangat bahagia karena yang terjadi sekarang adalah suatu kenyataan bukan sekedar mimpi apalagi halusinasi.

"aku akan mendonorkan darahku untuk anak kita Sayang,," dengan sangat percaya diri dia kembali memanggil Ezella dengan sebutan sayang sama seperti beberapa tahun lalu. tanpa sadar, saat ini Sagara sudah berada di depan Ezella, dapat wanita itu rasakan hembusan nafas yang memburu dari pria tampan tersebut. aroma tubuh yang masih sama dengan beberapa tahun lalu membuat Ezella sekilas seolah di tarik kembali ke masa itu.

Sagara hendak menarik tangan mulus Ezella yang dulu selalu dia pegang, tapi Ezella segera menepisnya, ini bukan waktu untuk reunian, yang dia pikirkan sekarang adalah sang anak. gadis cantik itu menampilkan wajah angkuhnya lalu berpaling, tidak ingin berlama lama menatap manik mata berwarna cokelat milik Sagara yang masih membuatnya jatuh cinta.

"maka lakukanlah sekarang!! kalau tidak aku bisa mencari darah orang lain, tapi jika itu terjadi jangan pernah kau menganggap putriku adalah anakmu!!" mendengar kalimat yang berisi ancaman membuat Sagara langsung menatap sang dokter, dalam hatinya Sagara tidak suka mendengarnya apalagi Ezella terlihat serius, Sagara langsung memerintah sang dokter untuk segera melakukan hal itu.

sang dokter membawa Sagara ke ruang khusus untuk segera di ambil beberapa kantong darahnya, sedangkan Ezella kembali ke depan ruangan Cassie, wanita itu menarik nafasnya sejenak, dia sangat bersyukur sekarang putrinya mendapatkan pendonor darah.

.

.

"dia benar benar masih hidup? terus siapa yang disana waktu itu??" perasaan Elena sekarang campur aduk, ada rasa marah karena dia merasa di khianati oleh orang kepercayaannya waktu itu, terkejut dan tidak percaya bahwa Ezella benaran masih hidup, dan takut. Elena sangat takut , kembalinya Ezella akan membuat Sagara kembali pada cinta lamanya.

tidak bisa dia pungkiri bahwa selama ini cinta Sagara masih terikat kuat oleh adik sepupunya, bahkan dia yang notabenenya adalah sang istri dan sudah hampir sembilan bulan tinggal se atap walaupun tidak sekamar , tidak pernah mampu meluluhkan hati pria kaya raya itu.

Sagara benar benar menciptakan dinding yang besar agar tidak ada seorangpun yang bisa menghapus jejak Ezella di hatinya.

"siapa yang di tugaskan untuk menyabotase mobilnya saat itu?? dan siapa juga yang berada di lokasi kejadian??" tanya Elena lagi dan lagi, saai ini ibu hamil tersebut berada di markas Taring macan, mereka bersama Leonard masih mendiskusikan terkait hal tersebut dan langkah apa yang akan mereka lakukan ke depannya.

anak buah Leonard belum mengetahui identitas tersembunyi dan profesi bahaya dari seorang Ezella, mereka hanya berhasil menyelidiki bahwa Ezella benaran masih hidup bahkan sekarang memiliki seorang putri yang mereka yakini adalah putri kandung Sagara karena wajah gadis kecil itu benar benar foto kopi Sagara.

kembali mereka saling pandang saat mendengar pertanyaan Elena barusan, yang mereka ketahui saat itu yang berada di lokasi dan yang di tugaskan untuk menyabotase mobil Ezella adalah salah satu anak buah yang sekarang sudah keluar dari organisasi taring macan.

"Sello, pantas saja dia keluar dua tahun lalu, ternyata dia memang melakukan pengkhianatan!" Leonard mengepal tangannya di atas meja, buku buku tangannya terlihat jelas, marah? tentu saja, dia tidak pernah tahu soal ini padahal sudah jelas ini bahkan sudah berlalu lima tahun.

"suruh tim A mencari bajingan itu,, jangan pulang sebelum kalian membawanya serta!!" Leonard memberi perintah dan di angguki oleh para tim A. sedangkan yang lain menunggu perintah apa yang akan mereka dapatkan.

"kalian memperhatikan gerak gerik Sagara, dia pasti sudah tahu sekarang bahwa anak yang Elena kandung bukanlah anaknya, jangan biarkan dia melakukan sesuatu yang akan membahayakan anakku nantinya!" kembali terdengar sebuah kalimat perintah yang keluar begitu saja dari mulut pria tampan itu. mendengar hal tersebut membuat Elena menatap Leonard dengan penuh tanya

"apa maksudmu??" tanya Elena yang memang masih belum tahu hal tersebut.

"kau pikir saat Sagara menemani mu ke rumah sakit itu untuk apa??" dia kesana punya maksud, yaitu melakukan tes DNA pada janinmu!" jawab Leonard mengerti maksud dari pertanyaan Elena.

"APA????" untuk kedua kalinya Elena terkejut, kali ini dia sangat takut, dia tidak ingin di tinggalkan oleh Sagara begitu saja apalagi rasa cinta gadis itu benar benar terpupuk sempurna sehingga akan sangat sulit jika hal itu terjadi.

"kita harus melakukan sesuatu, jangan sampai Sagara mengetahui fakta itu!" Elena yang tidak terima berbicara dengan lantang tanpa peduli dengan raut wajah Leonard sekarang.

"apa rencanamu?" tanya Leonard kembali, dia tidak ingin menambah mood buruk wanita hamil tersebut.

"aku akan ke rumah kedua orang itu nanti, aku akan mempengaruhi mereka dan kau suruh anak buahmu untuk menukar hasil tes yang Sagara lakukan!" jawab Elena lalu bersiap kembali ke rumahnya. dia tidak ingin lama lama berada di markas sementara masih banyak pekerjaan yang harus dia persiapkan dengan matang.

"oh iya, Alana! kita akan mengunakan Alana sebagai alat untuk membuat mereka tertunduk dan semoga dengan itu aku bisa membuat Ezella menjauh dari Sagara!" Bravo!! Elena tersenyum sinis saat sebuah ide cemerlang terlintas begitu saja di kepalanya.dia memang layak di sebut rubah kecil yang cukup licik. dia bisa, dan sangat yakin cara ini pasti ampuh nantinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...