Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Vivian yang pura-pura terkejut dan khawatir dengan jatuhnya Ara, hendak berteriak meminta tolong. Namun mulutnya langsung terkunci rapat saat melihat Dewa dengan cepat masuk ke dalam kolam renang. Pria yang berstatus sebagai suaminya itu terlihat menarik Ara, dan mengangkatnya naik ke atas tanpa mempedulikan tubuhnya yang kini basah kuyup.
"Ara kau tidak apa-apa?" tanya Vivian seolah mencemaskan Ara, meskipun saat ini hatinya begitu marah.
Karena selain rencananya yang gagal membuat Ara tenggelam, adik angkatnya itu kembali menarik perhatian Dewa. Semakin membuat Vivian geram, ingin sekali memaki Ara karena telah berani menjadi selingkuhan suaminya.
"Sayang dia tidak apa-apa bukan?"
"Diam!" sentak Dewa dengan penuh kemarahan, hingga membuat Vivian terdiam dengan ketakutan.
Baru kali ini Vivian dibentak dengan keras di depan Ara, dan tentu saja di depan para pelayan. Karena saat ini ada beberapa pelayan yang menghampiri mereka dengan membawa handuk.
"Sayang kau mau kemana? Biar aku saja yang membantu Ara, aku khawatir dengan keadaannya," ucap Vivian dengan memberanikan diri, berlari mengikuti Dewa yang tengah menggendong Ara.
Ya, meskipun hatinya begitu sakit dan harga dirinya jatuh karena bentakan Dewa. Tapi Vivian tidak akan menyerah dan membiarkan Dewa dan Ara berduaan.
"Dari pada kau sibuk mengkhawatirkan Ara, sebaiknya khawatirkan dirimu sendiri!" ucap Dewa dengan nada mengacam, tanpa menatap kebelakang.
Vivian sendiri langsung terdiam tanpa berani untuk mengikuti langkah Dewa, setelah mendengar ancaman dari suaminya tersebut. Ia tahu betul Dewa tidak pernah main-main dengan ucapannya, dan pastinya tengah mempersiapkan hukuman untuknya karena telah mencelakai selingkuhan suaminya itu.
"Sebaiknya aku pergi dulu, menghindar untuk beberapa hari," gumam Vivian dengan panik.
Ia pun segera berlari masuk ke dalam mansion menuju kamarnya, tanpa mempedulikan Dewa yang terlihat masuk ke dalam kamar Ara. Karena yang ada di dalam pikiran Vivian saat ini hanyalah menyelamatkan dirinya sendiri dulu, untuk urusan Ara ia bisa menyusun rencana lainnya untuk menyingkirkan wanita itu dari Dewa.
Sebenarnya Vivian sudah mengusir Ara keluar dari mansion utama seperti yang disarankan Mom Mary, satu hari setelah ia melihat langsung perselingkuh Dewa, ketika suaminya itu masuk ke dalam kamar Ara secara diam-diam. Tapi sayangnya Dewa berhasil membawa Ara kembali ke mansion utama, bahkan suaminya itu sampai membuat Mom Mary serta Dad Wisnu tak berkutik untuk menolak atau sekedar menahan Ara untuk tidak pergi.
Dan hampir selama dua bulan ini, Vivian terus menyiksa Ara sambil menunggu Mom Mary memberikan jalan keluar untuk memisahkan Ara dan Dewa. Karena ia tidak mau dan tidak sudi berbagai pria dengan orang lain, terlebih dengan adik angkatnya sendiri.
*
*
Sementara itu di dalam kamar Ara, wanita itu tengah meronta saat Dewa hendak menarik pakaian yang dikenakannya. Meskipun akhirnya ia kalah juga, karena tenaga Dewa yang lebih kuat dari Ara.
"Apa yang ingin Anda lakukan?" tanya Ara dengan cemas sambil menutup tubuhnya yang basah dengan selimut.
Sebenarnya sejak dari tadi Ara meminta pada Dewa untuk diturunkan dari gendongan pria itu, karena ia merasa baik-baik saja. Tapi bukannya menuruti keinginannya, Dewa justru membawanya ke dalam kamar. Sungguh Ara takut jika Vivian semakin marah padanya karena hal ini, dan jika itu sampai terjadi maka ia harus bersiap-siap ditindas kembali oleh kakak angkatnya tersebut.
"Tentu saja membantumu berganti pakaian!" ucap Dewa dengan datar sambil menarik selimut dari tubuh Ara.
Namun Ara yang tak percaya dengan ucapan Dewa, mengeratkan pegangan pada selimutnya. Karena ia tahu betul bagaimana mesumnya seorang Dewa Arbeto jika berada didekatnya. Bisa-bisa pria itu bukan hanya menganti pakaiannya, tapi juga menyentuhnya.
ntar Ara mati rasa baru tau