NovelToon NovelToon
Pelukan Mantan Ketua Gangster

Pelukan Mantan Ketua Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Model / Romansa / Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Rumah besar bertingkat dua berdiri dengan kokoh di puncak bukit. Dikelilingi pepohonan lebat seakan berada di tengah hutan. Florin baru saja keluar dari dalam sana, keluar dari rumah yang di penuhi oleh furnitur antik di segala sudut.

Dia merasa lebih baik begitu keluar, meskipun rumahnya cantik tapi dia merasakan hawa negatif yang membuatnya merinding saat keluar dari kamar, menuruni anak tangga dan melewati beberapa ruangan untuk keluar. Ditambah lagi mengingat cincin yang dia lihat di kamar Liam.

Seorang pria menunggunya, Liam berdiri sambil bersandar di mobil sport yang ada di belakangnya. Ferrari Portofino. Mobil sport mewah berwarna silver itu cukup untuk membuat Flo terkesima. Dan Liam juga, dia terdiam sejenak menatap Flo dari atas sampai bawah begitu keluar dari rumahnya.

"Reiga brengsek, kau cari mati, ya. Baju apa yang kau berikan?!" batin Liam kesal setelah melihat pakaian yang cukup terbuka di kenakan oleh Florin, menampakkan belahan dadanya dan roknya sangat pendek. Liam mendongak ke atas, ke lantai dua. "Lihat saja kau nanti." gumamnya.

Seorang pria melambaikan tangan dan tersenyum bangga di balik kaca jendela. Reiga membalas tatapan Liam dari atas sana. "Selamat menikmati hari pertama jadi orang baik."

"Ada apa?" tanya Flo pada Liam yang terdiam dan seakan tak melihatnya.

"Tidak ada, masuklah." Liam membukakan pintu dan menunggu Flo masuk sebelum dia ikut masuk, Liam kembali melihat pada Reiga. Dia mengacungkan jari tengah padanya sebelum masuk mobil.

Reiga tertawa kecil. "Kau akan berterimakasih padaku," balas Reiga begitu mobilnya melesat pergi melewati gerbang pekarangan rumah itu. Meskipun Liam adalah bosnya, tapi dia tak takut. Dia hormat, di tambah lagi usia mereka yang sama membuat mereka lebih seperti teman daripada bos dan anak buah.

Jalan penuh tikungan dan penurunan tajam, Liam tampak mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Rumahnya berada cukup jauh dari pusat kota. Mungkin butuh waktu setengah jam untuk sampai disana. Ditambah dengan jalan berlubang dan berbatu kerikil yang membuatnya harus melambat di beberapa tempat.

Mereka tak bicara apapun, Liam berusaha fokus menyetir meskipun jiwa nya tak tenang akan kehadiran wanita di sampingnya sementara Florin tampak menikmati memandang diluar jendela. Sesekali dia dapat melihat gedung-gedung kota di balik pepohonan. Sepertinya dia berada di bukit yang cukup tinggi.

Sedikit lagi dan lurus maka mereka akan keluar dari jalanan bukit dan bergabung dengan beberapa mobil di jalanan beraspal, tapi Liam membelokkan setirnya. Dia mengubah arahnya, membuat Flo sedikit terkejut. Mereka berhenti di jalan buntu.

"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba berbelok? Ada yang ketinggalan?" tanya Florin penasaran.

Liam tak menjawab, dia membuka sabuk pengamannya. Membuat Florin bingung dengan apa yang dilakukannya. Pria itu tiba-tiba dekat dan menurunkan sandaran kursi dan melepas sabuk pengaman wanita itu juga, Flo menjadi tambah terheran-heran. "Apa yang sedang—kau lakukan?"

Dengan gerakan cepat tak berkata lagi, Liam mencium Florin. Ciuman penuh hasrat dan gairah membara kembali menyatukan mereka, Florin yang terkejut berusaha mendorong Liam tapi tak berhasil. Pria itu terlalu kuat baginya untuk dia lawan.

"Mmhhhmmmhh, kau—mmmmhhhmm," Florin masih berusaha untuk meminta penjelasan di sela ciuman mereka. Namun Liam tampak tak peduli, ciumannya semakin ganas dan membuat Florin sulit bernafas. Liam sudah berusaha menahan diri dari tadi, namun buntalan kenyal milik wanita itu seakan selalu memanggilnya saat mereka melewati jalan berlubang dan berbatu.

Nafas mereka terengah-engah begitu ciumannya berakhir, bibir Liam berpindah menyusuri leher wanita itu. Dia merasakan sensasi geli yang membuatnya menggigit bibir bawah menahan kenikmatan yang membuat pikirannya melayang. Liam mencium dan menggigit kecil leher dan bagian atas dadanya, Florin yang merasakan itu menjadi merintih pelan menggenggam erat sandaran kursi di belakangnya.

"Kau terlalu manis," ucap Liam kembali menghadapkan wajahnya pada Florin, sementara tangannya menyusuri paha wanita itu yang membuatnya kembali mendengus tiap sentuhan yang dia terima. Tangan Liam terus berpindah ke atas hingga berada di pinggang wanita itu. Dia dengan mudah berbalik posisi, membuat wanita itu berada di atas.

Wajah Florin sudah memerah, dan nafasnya masih terengah-engah. Liam mendorong kepala wanita itu menjadi lebih dekat dengannya, ciuman demi ciuman kembali mereka lakukan. Dan Florin tak lagi menolaknya, dia sudah tenggelam dalam kenikmatan yang baru dirasakannya. Dia mencoba untuk membalas ciuman itu, menjadikan lidah mereka seakan menyatu satu sama lain.

Florin hanyut dalam ciuman nya, tak menyadari Liam sudah mengangkat rok mininya hingga pinggang.

"Ahhh," Florin merasakan sesuatu yang keras di bawah sana saat Liam mendorong pinggang nya.

"Jangan disini, mmmmhhmmmmhh," pinta Flo di sela ciuman mereka yang masih berlangsung.

"Sekali saja." balas Liam yang sudah membuka resleting celananya. Siap untuk melepas miliknya.

"Tidak, rasanya disini—," belum selesai dia bicara. Liam sudah menciumnya lagi, ciuman yang lebih bergairah dari sebelumnya. Seakan dia ingin menyerap wanita itu untuk menyatu dengannya.

"Aaauhhhh," Florin merintih saat merasakan sesuatu masuk ke dalam dirinya, dia melingkarkan tangannya di belakang leher Liam dan mencoba untuk menggenggam punggung pria itu untuk bertahan.

Rasanya sedikit sakit dan perih, namun semakin lama semakin nikmat. Liam bergerak dengan ritme yang membuatnya semakin tenggelam dalam kenikmatan itu. Tak peduli lagi dimana mereka berada. Rintihan demi rintihan terdengar begitu jelas dan nyaring di dalam sana.

Aku tak bisa menolaknya.. batin Flo pasrah berusaha membuatnya tetap tersadar. Dia sangat—sangat berpengalaman.

Satu jam lebih mereka melakukannya, membuat kaca mobil menjadi berembun dari dalam. Florin terbaring lemas di kursinya, dan dia sudah tertidur saat Liam menyetir mobil di jalan beraspal. Dia melirik Flo sesekali dan membuatnya tersenyum senang, jarang sekali dia bisa tersenyum seperti itu. Mungkin kalau Reiga melihatnya, dia akan terkejut dan histeris.

Seperti semalam, saat Liam menggendong Florin dalam dekapannya keluar dari kamar bar, dua anak buahnya langsung mematung melihat bosnya yang telanjang dada sementara kemejanya berada pada wanita yang sudah tak sadarkan diri. Mereka langsung menghubungi Reiga begitu Liam menyuruh mereka menyiapkan mobil.

Kejadian yang tak pernah terjadi sebelumnya, Reiga sudah berada di dalam mobil saat seseorang membukakan pintu untuk Liam, dia terkejut melihat pria itu masuk dengan seorang wanita.

"Kau sungguh akan membawanya pulang? Dia bisa tahu dimana rumahmu." Reiga protes di kursi kemudi.

"Dia bukan kiriman siapapun." ucap Liam pelan sambil menyandarkan kepala Florin di dadanya.

"Dari mana kau tahu? Jangan gegabah."

Tuk. Tuk

Seseorang mengetuk kaca jendela mobil, Reiga langsung membukanya. Seorang pria memberikan tas kulit wanita padanya, tas milik Florin. Reiga langsung memeriksa tas itu, mencari kartu nama miliknya.

Florin Pearl, model.

"Bisa saja ini kartu palsu," Reiga masih protes tak tenang dengan keberadaan Florin dan keputusan Liam yang langsung membawa wanita itu pulang.

"Periksa saja sendiri," balas Liam cuek.

"Tapi tetap saja, membawanya akan beresiko. Kau bisa menginap di hotel jika mau."

"Aku ingin membawanya ke rumahku. Titik. Kalau kau masih bersikeras, keluar dari mobilku. Biar aku menyetir sendiri." ketus Liam mengintimidasi. "Dan aku akan menarik semua saham atas namamu."

"Oke Mr. Liam, saya akan mengantar Anda pulang ke rumah dengan selamat." Ekspresi di wajah Reiga langsung berubah ramah dan penurut. Dia mulai menyetir dan keluar dari lahan parkir bar.

...----------------...

1
Luka Ingin Mencintai
mampir kak...🙏, folow aku balik ya kak.../Smile/
Agus Tina
kayaknya bagus ... cuus
ros
Luar biasa
LxyHa
kasian nya si flo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!