Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2 awal pertemuan.
Mata tajam Kayvan juga Zack terus mengamati pergerakan garis di layar benda berbentuk persegi empat yang tampak terus menanjak naik.
" yess..." Kayvan nampak mengepalkan tangannya di depan dadanya.
Seulas senyum tipis tersungging di sudut bibirnya.
" selamat tuan muda, anda berhasil menaikkan kembali nilai saham anda setelah skandal semalam " kata Zack.
Kayvan sekali lagi menyeringai.
Seseorang telah memanfaatkan momen dirinya semalam.
Ada yang memotret dirinya saat ia membuka kaca helmnya.
Dan kemudian menjadikan itu sebagai alat untuk membuktikan jika dirinya memang benar benar tak layak untuk menjadi seorang presiden direktur HADI WIJAYA GROUP.
" tak semudah itu menjatuhkan diriku.
Mereka pikir hanya berbekal foto dari pengkhianat itu mereka akan bisa menjatuhkan saham dan namaku begitu saja.
Mimpi..." kata Kayvan dengan dingin dan pongahnya.
Senyum miring tersungging di salah satu sudut bibirnya.
Zack mengangguk.
" lalu apa yang akan kita lakukan padanya ?! " tanya Zack.
Semalam,
paskah kegiatan Kayvan hampir saja tertangkap oleh pihak berwajib.
Zack langsung melakukan pemeriksaan.
Dan benar apa yang di katakan oleh Kayvan. Ada seorang penyusup di antara kawan kawan Kayvan.
" biarkan saja, kita lihat sampai sejauh mana ia akan bertindak " jawab Kayvan.
" tetap awasi dia..." lanjut Kayvan.
" baik tuan muda..." bukan hanya Zack yang menjawab, tapi dua orang di bangku depan yang menjawab.
Keduanya adalah Yogi dan Samir.
dua pengawal pribadi yang lagi lagi di percaya dan di pilih oleh sang komisaris utama HADI WIJAYA GROUP tuan Roy Herald Hadi Wijaya untuk menjaga keselamatan sang putra semata wayang.
Bukan tanpa alasan pria yang bak mesin pengatur Kayvan itu melakukannya.
Ia tahu persis bagaimana posisi sang putra yang keselamatannya seolah selalu berada di ujung tanduk.
Bukan hanya karena Kayvan yang seorang pewaris satu satunya,
tapi juga karena sepak terjang sang putra sebagai preman jalananlah yang membuatnya semakin mengkhawatirkan putranya itu.
Kayvan memiliki banyak musuh akibat sepak terjangnya di jalanan.
Meski tak dapat di pungkiri, hubungannya dengan sang putra tidaklah baik baik saja.
Tetap saja, kasih sayang sebagai orang tua tak bisa ia abaikan.
Mobil yang di tumpangi Kayvan mulai memasuki area pelataran parkiran gedung bertingkat itu.
mobil mewah itu terlihat melipir cantik di area parkiran depan lobi utama gedung bertingkat itu,
kemudian mobil itu terparkir dengan rapi di tempatnya yang seharusnya.
Yogi dengan cekatan keluar lebih dulu kemudian pria berbadan tegap itu pun segera membuka pintu untuk Kayvan.
Kayvan keluar dari mobil.
Pria itu tengah mengancingkan kancing jazznya ketika tanpa sengaja matanya menatap segerombolan anak anak kecil nampak berbaris rapi di depan pintu lobi samping gedung perkantoran itu.
Mata pemuda tampan itu pun menyipit dengan alis yang berkerut.
" kenapa bisa tiba tiba ada banyak anak anak kecil di sini ?! " tanya Kayvan kemudian.
" ini adalah terobosan baru executif direktur dalam rangka mengenalkan produk baru perusahaan kita yang menyasar anak anak tuan muda " jelas Zack.
" Davit ?! " tanya Kayvan dengan mata tak lepas menatap keriwehan di sana.
" ya tuan muda, direktur Davit menjadikan promosi ini melalui outing class untuk anak anak setingkat TK dan SD " jelas Zack lagi.
Kayvan mengangguk angguk sambil bibirnya terlihat sedikit mencebik.
Ia akui,
Saudara sepupunya itu memang memiliki otak yang cukup briliant.
Dan ia tahu....
Davit sengaja di posisikan oleh para pemegang saham sebagai rivalnya meski ia tahu Davit sendiri tak pernah menanggapi itu.
tiba tiba mata Kayvan menangkap sosok seorang gadis dengan penampilan yang sedikit berbeda.
Meski semua guru pendamping itu memakai hijab dan warna pakaian yang sama.
Tapi entahlah,
Di mata Kayvan....seseorang itu terlihat berbeda.
Jika guru yang lain memakai stelan celana meski tidak ketat.
Gadis itu berbeda, ia memakai gamis warna putih dengan hijab panjang warna hitam yang menjuntai menutupi dada juga punggungnya.
Bahkan tak jarang, hijab gadis itu terlihat berkibar tertiup angin.
Tak heran melihat hal itu tentu saja....
Area perkantoran ini memang terkenal memiliki hembusan angin yang cukup kencang dan besar.
Mungkin karena pelataran gedung ini yang langsung terhubung dengan jalan raya, mengakibatkan hal itu.
Gadis yang terus di tatap oleh Kayvan itu nampak paling sibuk mengatur anak anak itu.
Meski jarak mereka tak begitu dekat dengan Kayvan saat ini berada,
Tapi mata pria itu masih bisa menangkap dengan jelas sosok itu.
Kepala Kayvan sampai ikut miring demi terus mengikuti pergerakan gadis itu.
Mata Kayvan tak lepas terus menatap gadis berhijab lebar itu.
" tuan muda...komisaris sudah menunggu anda " kata Zack membuyarkan perhatian Kayvan dari gadis itu.
Kayvan menoleh kepada Zack.
" anda sudah di tunggu..." kata Zack lagi.
" hmmm..." jawab Kayvan.
Sekali lagi, Kayvan masih menoleh ke arah samping sana.
Seolah ada medan magnet yang menarik perhatiannya untuk menoleh ke arah di mana ada gadis itu.
Tapi ia tak lagi melihat sosok itu.
Kemudian Kayvan pun melangkahkan kakinya menuju pintu lobi utama dengan di ikuti tiga orang di belakangnya.
Sementara itu, Rombongan anak anak TK yang di dampingi oleh 7 orang guru pendamping nampak di terima oleh perwakilan dari pihak perusahaan pengundang.
" selamat datang ibu...perkenalkan saya Dimas manager humas dan ini pak Agung manager produksi di perusahaan ini "
Dua orang pria dari beberapa orang di ruangan itu nampak memperkenalkan diri di hadapan guru guru wanita pendamping itu dengan menangkup kedua tangan mereka di depan dada.
Dari penampilan para guru guru itu, kedua pria itu sudah bisa mengambil sikap.
Guru guru itu kesemuanya berhijab.
" iya pak terimakasih atas undangan dan sambutannya.
Kami dari TK Albeer Al Karim mengucapkan terimakasih.
Saya Zalwa selaku kepala sekolah TK ini.
Mewakili yayasan kami sungguh mengucapkan banyak banyak terimakasih karena pihak perusahaan anda berkenan menerima proposal yang kami ajukan " seorang gadis cantik dengan wajah yang begitu lembut berkata dengan sopan.
Kecantikan gadis itu cukup membuat dua orang di hadapannya terpana menatapnya sejenak.
Bahkan pak Agung selaku manager produksi sampai mengangkat satu alisnya demi menatap gadis di hadapannya itu.
Seakan sulit di percaya,
Di lihat dari wajahnya.
Nampaknya gadis itu masih muda, mungkin usianya masih kisaran 20 tahunan.
Tapi ia sudah menjadi seorang kepala sekolah.
Pasti gadis itu sangat pintar.
Wajah putih bersih dengan bibir tipis dan mungil semerah cerry.
Tak ada make up tebal yang menghiasi wajah cantik gadis itu.
Hanya ada make up tipis yang menghiasi wajahnya, namun itupun sudah menyempurnakan kecantikan gadis itu dengan begiru luar biasanya.
" ah iya bu...mari kami akan langsung membawa anak anak didik ibu menuju ruang pengepakan.
Mohon maaf....kami tidak bisa membawa anda dan anak anak didik anda ke ruang produksi.
Sesuatu yang sedang kami promosikan ini adalan makanan, karenanya kami sangat menjaga betul kesterilan ruangan " jelas pak Agung sang manager produksi.
" tidak apa apa pak, kami mengerti " jawab gadis itu kemudian.
Tak lama,
Rombongan itu nampak melangkah dengan berjajar rapi dan terkoordinir menuju ruang yang di tuju.
Sepanjang perjalan menuju gedung belakang.
Tepatnya gedung produksi dan pengepakkan yang walau memiliki pintu masuk yang menyatu dengan gedung office.
Namun sebenarnya memiliki gedung yang terpisah dengan gedung tempat mereka masuk tadi.
Rombongan anak anak TK itu cukup menyita atensi perhatian para pekerja yang tak sengaja berpapasan dengan mereka.
Sementara itu di sebuah ruangan di dalam gedung utama.
Kayvan nampak berdiri dengan tegak di hadapan cukup banyak orang yang duduk melingkari meja oval di hadapannya.
Di sisinya duduk dengan tenang seorang pria yang memiliki paras hampir sebelas dua belas dengan Kayvan.
Hanya saja wajah pria itu terlihat telah jauh berumur.
Dia adalah tuan Roy Hadi Wijaya.
Di seberang tuan Roy duduk pria tampan lainnya yang tak lain adalah sepupunya.
Dia adalah Davit Mahendra Sukon.
Kayvan terlihat sibuk menjelaskan tentang gambar yang kini terpampang jelas di layar monitor di hadapannya.
" di gedung ini tetap akan menjadi pusat kendali proyek baru kami ini.
Hanya saja, proses produksinya saja di sana " terang Kayvan di akhir penjelasannya.
Penjelasan pria tampan itu tampak bisa di mengerti dengan jelas oleh relasi bisnisnya itu.
" so...kami membutukan keputusan anda saat ini juga. Jujur kami tak punya banyak waktu untuk menunggu lebih lama keputusan dari perusahaan anda " kata Kayvan dengan tegas.
" dan asal anda tahu, kami masih mempunyai beberapa kandidat lain selain perusahaan anda.
Jangan khawatir, tidak masalah bagi kami jika anda menolak kami " kata Kayvan lagi.
Terdengar arrogant memang. Tapi memang itulah jati diri seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya.
Sombong, angkuh dan tanpa tedeng aling aling.
Dan satu lagi....
Tidak mau di bantah.
Benar² sebuah obsesi...
Thank's Khitara cerita bagus mu ini ...
Bayikk tgu cerita mu selanjutx
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣