Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Apakah yang telah terjadi pada hubungan Chandra dan Lia, sehingga Lia sepertinya agak menutup diri jika berkenalan dengan laki-laki yang keluarganya laki-laki itu keadaanya lebih dari keluarga Lia ??
Flash back on
Waktu itu, Lia mempunyai tetangga bernama Anggi. Rumah Anggi berada di depan kontrakan Lia. Mereka kadang kala berangkat kerja bersama karna kantor mereka bersebelahan.
Suatu hari, Anggi mengajak Lia untuk menemaninya menghadiri acara reuni teman SMP nya. Di sana lah Lia bertemu dan berkenalan dengan Chandra.
" Hei Chan, kenalin ini Lia, tetangga depan rumahku dan Lia, ini Chandra temanku paling usil waktu SMP. " Anggi memperkenalkan Chandra dan Lia.
Awalnya Lia merasa canggung hadir di acara itu karna tidak ada yang ia kenal, sementara Anggi kini sibuk saling bertukar cerita dengan temannya yang lain, seolah melupakan Lia yang ia bawa ke acara itu.
Akhirnya Lia pun duduk di kursi dekat jendela, yang agak jauh dari kerumunan teman Anggi yang sedang berkumpul di kafe itu.
" Hei, kok sendirian, kenapa gak ikutan gabung di sana. " sapa Chandra pada Lia.
" Di sini aja gak apa-apa kok, asyik aja liatin mereka bercerita terus kadang tertawa bersama. " ucap Lia.
" Boleh aku duduk di sini. " tanya Chandra.
" Duduk aja kali, pemilik kafe ini kok yang punya kursi, gak ada hak aku untuk melarang. " jawab Lia mempersilahkan Chandra untuk duduk.
" Kamu bisa aja. " ucap Chandra yang kemudian duduk di sebelah Lia.
" Kok enggak ikut gabung di sana, ini kan reuni kelasmu waktu SMP zaman ABG? " tanya Lia.
" Aku lagi males kumpul-kumpul kayak gini, ujung-ujungnya saling membanggakan apa yang di punya yang terkadang tidak menyadari keadaan sekitar. " ucap Chandra.
" Kamu kok bisa di ajak Anggi ke sini? " tanya Chandra.
" Tadi pulang kerja, dia minta aku untuk menemaninya, katanya gak enak kalo pergi sendiri, gak ada teman cerita di perjalanan. " ucap Lia.
" Kamu sudah lama temanan sama Anggi, kok mau aja nurutin dia. " ujar Chandra.
" Temanan sih baru sekitar enam bulan ini. Mau di ajak karna ku pikir, siapa tahu bisa refresh sejenak otak ini daripada mikirin kerjaan terus. " ucap Lia.
Percakapan di antara mereka pun berjalan begitu saja, saling bertukar cerita tentang pekerjaan, dunia musik dan kejadian yang sedang terjadi di sekitar.
Begitulah awal perkenalan mereka. Karna merasa saling nyambung saat bercerita, mereka pun saling bertukar nomor telpon. Awalnya mereka hanya saling bertukar kabar melalui pesan, sesekali menelepon bahkan terkadang mereka janjian bertemu untuk sekedar makan atau nonton bersama.
Tak terasa tiga bulan sudah mereka berteman. Ternyata sejalan dengan itu, keduanya memiliki rasa suka satu dengan yang lain.
Hingga pada suatu hari, saat mereka selesai menikmati makan bersama, Chandra mengungkapkan perasaannya pada Lia.
" Lia, maaf sebelumnya jika nanti ada kata yang kurang berkenan. " ucap Chandra.
" Mau ngomong apa sih, kok resmi begini. " kata Lia.
" Kita sudah berteman selama ini walau baru sebentar, tapi sepertinya aku menyukaimu. Mau tidak kamu jadi pacarku, maaf jika kurang romantis. " ucap Chandra.
Lia nampak terkejut mendengar apa yang Chandra katakan, ternyata hatinya tidak bertepuk sebelah tangan, tapi mendengar kata-kata Chandra di akhir ucapannya, membuat Lia ingin tertawa tapi takut Chandra tersinggung, sehingga ia menutup mulut dengan tangannya.
Melihat Lia menutup mulutnya, Chandra percaya diri bahwa Lia terharu akan ucapannya, seperti yang ia lihat beberapa minggu ini di acara reality show di tv, sang wanita terharu saat di lamar sehingga menutup mulutnya.
Lia terdiam sesaat, namun kemudian menyatakan bahwa ia pun membalas perasaan Chandra.
Akhirnya mereka resmi pacaran.
Usia Chandra yang 5 tahun lebih tua dari Lia, berencana tidak perlu lama-lama berpacaran karna merasa mereka sudah saling cocok.
Sebulan sudah mereka menjalin hubungan.
Hari ini, Chandra berencana akan memperkenalkan Lia pada keluarganya, kebetulan ada acara arisan keluarga dari keluarga ibunya yang diadakan di kediaman orang tua Chandra.
Awalnya pertemuan itu berjalan dengan baik.
Namun ketika setelah selesai acara makan siang di Sabtu itu, ibu Meri, mama Chandra menghampiri Lia yang sedang membantu para pelayan membereskan meja makan mereka tadi.
Mulanya ibu Meri bertanya tentang pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal Lia. Semua di jawab Lia dengan apa adanya.
Setelah itu, ibu Meri bertanya tentang keluarga Lia.
“ Orang tua mu apa pekerjaannya? Apa mempunyai perusahaan seperti kami atau orang yang berpengaruh? “ tanya ibu Meri.
“ Orang tua saya hanya karyawan biasa saja, tante. “ jawab Lia merendah.
“ Atau keluargamu punya warisan yang banyak dari kakek nenekmu? “ tanya ibu Meri lagi.
“ Keluargaku hanya hidup biasa saja, tante. Kami bukan berasal dari keluarga kaya. “ jawab Lia yang mulai merasa tidak nyaman dengan pertanyaan ibu Meri.
“ Jadi apa ada yang bisa kamu banggakan sehingga kamu layak bersanding dengan putraku? “ tanya ibu Meri lagi
“ Chandra itu anak pertama laki-laki di keluarga kami, jadi pasti harus jelas bibit bebet bobot untuk jadi pendampingnya. “ lanjut ibu Meri.
Lia merasa situasi yang mulai tidak enak, hanya bisa diam, dia bingung menjawab pertanyaan ibu Meri, takut di nilai menentang pendapat orang tua.
Untung tak lama Chandra datang menghampiri mamanya dan Lia.
“ Lia, apa semua sudah selesai, karna ini sudah sore, agar kamu tidak kemalaman pulangnya? “ tanya Chandra.
“ Sudah bang, ini sudah selesai. Sekalian saya pamit tante. “ ujar Lia sambil pamitan pada ibu Meri.
“ Ok kalo gitu, ma, aku mau antar Lia dulu ya. “ pamit Chandra pada mamanya.
“ Hati-hati di jalan dan langsung cepat pulang ya. “ jawab ibu Meri kemudian berjalan meninggalkan Chandra dan Lia.
Kemudian Chandra dan Lia keluar dari rumah itu.
Di perjalanan, Lia hanya diam saja, perkataan ibu Meri terus terngiang dalam ingatannya.
“ Apakah harus ku ceritakan kepada abang Chandra apa yang terjadi tadi, tapi bagaimana jika dia tidak percaya dan malah menuduhku yang tidak-tidak. “ gumam Lia dalam hati.
Chandra menyadari bahwa sepanjang perjalanan, Lia nampak melamun, namun ia tak berani bertanya, agar dapat komsentrasi menyetir. Setelah tiba di kontrakan Lia, Chandra pun menegur Lia yang belum sadar bahwa mereka sudah sampai.
“ Kita sudah sampai. “ ucap Chandra.
“ Oh... terima kasih ya bang sudah mengantarku. “ ujar Lia sambil membuka pintu mobil.
“ Kamu kenapa, dari tadi ku perhatikan hanya melamun saja. “ tanya Chandra ketika Lia akan turun dari mobil.
“ Aku gak kenapa-kenapa kok. Tadi kan abang harus fokus menyetir, jadi aku rasa lebih baik diam saja daripada mengganggu konsentrasimu. “ jawab Lia kemudian turun dari mobil.