Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Frustasi
"Astaga!! Maaf-maaf." Pekik Sihyun spontan langsung berdiri.
Kemudian Sihyun menyalakan saklar lampunya untuk melihat siapa pria yang tertindih olehnya.
Deg.
"P-pak presdir..." Gumamnya terkejut.
"Shhttt.. Sial, sakit sekali." Umpatnya pelan.
Dan benar saja, Taejun nampak sedang terlentang di lantai, entah apa yang dia lakukan di pantry sejak tadi, namun disini nampak seperti kapal pecah, gelas yang pecah dan sampah berserakan.
"Pak, anda tidak papa?" Pekiknya terkejut sambil menghampiri Taejun dan membantunya bangun.
Taejun hanya menggeleng pelan, saking malunya dia tak menjawab ucapan Sihyun dan malah mengalihkan pandangan.
"Maaf, saya tak sengaja barusan menindih anda. Lampunya juga mati, saya tak melihat anda yang sudah tergeletak di lantai." Jawab Sihyun dengan panjang lebar
"Ayo, biar saya bantu anda bang--
Krekk.
"Akh.. Shhtt." Tak sengaja telapak tangan Taejun terkena pecahan gelas yang ada di sampingnya.
Dengan spontan Sihyun pun menarik tangan Taejun. "Pak!! Astaga, anda ceroboh sekali." Pekiknya.
Srett.
Tanpa basa-basi, Sihyun menarik syal miliknya yang ada di leher, dia langsung membungkus telapak tangan Taejun untuk menekan agar darah tak keluar.
Taejun menatap lekat sikap cekatan Sihyun saat ini, dia melihat sorot mata Sihyun yang sepertj menandakan rasa khawatir.
"Kenapa kau masih kerja? Bukankah pegawai lain sudah pulang?" Tanyanya dengan wajah serius.
"Saya hanya menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum selesai, saya tak suka harus menundanya sampai besok." Jawabnya tanpa menoleh dan terus fokus pada tangan Taejun.
Di kantor hanya ada Taejun dan Sihyun. Sekretaris Kang sudah pulang duluan karena ada urusan keluarga.
"Sebentar.. Bukankah saya juga harus bertanya? Kenapa bapak ada disini?" Tanya Sihyun dengan penasaran sambil menatap wajah Taejun.
Taejun langsung menaikan satu alisnya. "Kau kepo dengan atasanmu sendiri?"
Mendengar ucapan itu, Sihyun langsung mendelikkan matanya dan menunjukan ekspresi kesal. "Saya bertanya karena ruangan anda jauh sekali dengan pantry ini. Dan lagi, saya tidak melihat anda lewat kesini, tuh."
Srukkk.
"Salahmu sendiri yang terlalu fokus, padahal saya kesini ingin menyeduh kopi karena kopi yang di buatkan sekretaris Kang sudah habis." Ucapnya sambil mengukung Sihyun.
"Eh..." Sihyun reflek mundur karena terkejut melihat reaksi Taejun yang tiba-tiba mengukungnya.
Keduanya kini malah mematung, keduanya menatap mata satu sama lain. Adegan ini bahkan serasa dejavu seperti kejadian tadi. Dengan anehnya, Taejun seperti tak punya dosa malah menatap wanita lain dengan begitu lekat.
"Pak, bukannya tadi adik anda tertindih, apa dia masih sakit?" Celetuknya tiba-tiba.
"Uhukkk."
Taejun langsung berdiri dan pipinya mendadak panas memerah. Bagaimana tidak, Sihyun dengan polosnya mengatakan hal itu dengan spontan.
'Dasar wanita bodoh, kenapa dia bertanya tentang hal itu?? Bikin malu saja.' Pekik batinnya sambil mengumpat.
"Pak, anda batuk? Butuh komik, gak? Saya akan ambil--
"Manajer Kim....?!" Ucap Taejun menekan kata.
"Apalagi pak? Apa batuk anda semakin parah? Astaga!! Sebaiknya kita ke rumah sakit saja, ayo!" Ucapnya sambil berlari tergesa-gesa.
Taejun memijit pelipis dengan wajah kesalnya, dia tak menyangka kalau dirinya akan melihat sisi aneh manajernya yang membuatnya frustasi. "Hentikan, manajer Kim!! Saya baik-baik saja."
Sihyun pun langsung berhenti dan menoleh pada Taejun. "Yakin, pak? Saya khawatir lho, tadi adik anda kan tertindih, dan sekarang anda batuk. Ini harus segera di periksa ke rumah sakit!!" Timpal Sihyun.
"Argggh terserah kau saja deh, aku pusing!!" Ucap Taejun dan langsung pergi.
"Pak, tunggu!!"
To be continue.