Apa yang kau harapkan dari seseorang yang pergi tanpa pamit?Tidak menyangka Naura bertemu kembali dengan sang mantan suami. Ardan,
saat anaknya menceritakan seorang pria baik yang ia kenal. Namun, di balik kemarahannya pada Ardan, ada perasaan yang sulit di mengerti oleh Naura.
memutuskan untuk menghilang tetapi takdir selalu mempertemukan. Meski masih tidak suka dengan kelakuan Ardan. Rasa bersalah yang di tunjukkan Ardan, membuat Naura mencoba memaafkan kembali.
Dan Ardan juga mencari tahu alasan pergi tanpa pamit yang di lakukan oleh Naura.
Ketika keduanya sudah mendapatkan jawabannya. Apakah dunia akan setuju bahwa itu adalah hal yang tepat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ylfrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pentas Seni Alan & Alana
Waktu sekarang..
Hal yang paling menakutkan bagi Naura versi lima tahun yang lalu adalah tersesat di dalam biduk rumah tangga yang mengerikan. Dan sejak memiliki anak Naura pandai menjahit boneka dari buntalan kapas dan kain. Dan buatan tangannya adalah versi terbaik menurut Alan dan Alana.
Alana menyukai warna merah muda sedangkan Alan menyukai warna kuning pisang.
Naura tersenyum melihat anaknya sudah terlelap, setelah drama panjang, berlari kesana kemari. Menyerakkan semua permainan di setiap sudut rumah. Dan yang paling sering terjadi Alana dan Alan meributkan perihal mainan yang sama.
Sebenarnya Naura cukup berterimakasih kepada Ardan. Karena dengannya, Naura bisa melahirkan anak kembar cantik dan rupawan dan tak kalah penting anaknya juga pintar dalam beberapa bidang.
Dan saat itu Naura kembali tersesat, air mata mulai mengenang, dan Naura ketakutan setengah mati ketika anak-anaknya masuk ke bangsal rumah sakit, ketika deman mereka tinggi, tidak mau makan dan itu terjadi selalu berbarengan. Mungkin karena mereka anak kembar. Harus melakukan apapun bersama-sama.
Doa terbaik yang selalu di panjatkan Naura mengiringi perjalanan tumbuh kembang anaknya.
Ketukan pintu membuat Naura harus melihat siapa tamu yang datang malam-malam begini.
"Siapa Han?" tanya Naura kepada Sus Hana yang telah ikut dengannya selama tiga tahun lebih. Hana seorang yatim piatu dan selalu mengatakan kemana pun Naura pergi ia akan ikut
"Ada mas Bastian di luar non"
"Buatkan minuman sus" ujar Naura lalu melangkah ke depan
Naura melihat lelaki itu sedang duduk merenung. "Apa yang kau pikirkan" tanya Naura
"Banyak hal"
"Salah satunya?"
"Naura sepertinya aku ingin minta maaf?"
"Kenapa tiba-tiba"
Bastian menghentikan ucapannya ketika Hana datang membawa satu gelas teh hangat
"Terimakasih sus" tutur Bastian
"Iya mas" jawab Hana dan berlalu ke belakang
Bastian menyeruput teh hangat sebelum melanjutkan pembicaraannya
"Aku mau ke Bali"
"Lalu?"
"Maafkan aku tidak menepati janji kepada Alana dan Alan, padahal aku berniat membawa kalian liburan ke pantai"
Naura tersenyum, Bastian selalu merasa bersalah ketika ia gagal dalam menepati janjinya
"Aku melakukan perjalanan bisnis menggantikan bosku, karena di hari yang sama, ia melamar kekasihnya"
Tiba-tiba Naura mengatakan hal yang membuat Bastian tersenyum lega "Bagaimana kalau kami ikut kau Bas?"
"Naura kau serius? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Aku ini tidak terikat kontrak, jadi bebas melakukan pekerjaan dimana saja"
"Jadi kita akan liburan bersama Alana dan Alan?"
"Iya Bastian, tentu saja Hana harus ikut"
"Baiklah, aku akan mengambilkan tiket untuk kalian!"
"Aku akan bayar" sahut Naura
Bastian langsung tidak setuju "Kau seperti orang lain saja"
"Kalau kau tidak ingin menerima uangnya, kami tidak jadi ikut"
"Baiklah Naura aku terima" ujar Bastian tersenyum manis memandangi wajah nan cantik tersebut
...----------------...
Perjalanan bisnis tersebut akan berlangsung satu minggu lagi. Di ruang sekretaris Bastian tidak berhenti tersenyum. Tadi pagi dia sudah memesankan empat tiket untuk Naura dan anak-anaknya.
"Bagaimana pertimbanganku?" tanya Ardan menghampiri Bastian
Bastian terkekeh "Siap laksanakan bos!"
"Tumben?" tanya Ardan sedikit heran
"Aku hanya memberikan kau waktu luang untuk menikmati acara lamaran sampai selesai"
Ardan hanya mengangguk kecil, kemudian berlalu meninggalkan Bastian
Ardan sudah mengerahkan kekuasaannya untuk mencari keberadaan Naura. Namun, Naura sudah pintar menyembunyikan diri.
Naura kembali melakukan aktivitas seperti biasa, begitu juga Alan dan Alana kembali ke sekolah.
Hari ini, di sekolah Alan mengadakan pentas seni. Dengan raut kecewa Naura tidak bisa datang karena desain gaun yang di minta pelanggan harus siap hari ini juga.
Ketukan pintu membuat Ardan mengangkat dagunya
"Sayang jadi temani aku?" tanya Bilqis
"Iya!" balas Ardan
Bilqis meminta Ardan untuk menemaninya ke sekolah keponakaannya. Karena hari ini ada pentas seni juga.
"Kapan orang tua Tya kembali?" tanya Ardan, Tya adalah keponakan Bilqis
"Seminggu lagi"
Hanya butuh dua puluh menit untuk sampai ke sekolah tersebut. Pentas seni sudah di mulai dengan beberapa acara.
Ardan dan Bilqis mengambil posisi duduk di area depan. Tak lama berselang. Tya dan kawan-kawannya maju ke depan. Mereka mengambil formasi paduan suara. Namun, mata Ardan terfokus kepada Alan, anak Naura yang berada di posisi piano.
Kemudian Ardan, menyapu pandangan. Lagi-lagi ia melihat Alana bersama seorang pengasuhnya.
"Sayang lihatlaah anak yang memainkan piano itu, bukankah sangat mirip denganmu semasa kecil" tutur Bilqis yang pernah melihat foto masa kecil Ardan
Ardan tersenyum. Ya! Ardan baru menyadari jika Alan sangat mirip dengannya.
"Kau tersenyum?" tanya Bilqis karena sudah lama ia tidak pernah melihat Ardan tersenyum
"Tidak!" ucap Ardan sedangkan matanya tidak berhenti memandangi Alan
Paduan suara selesai, anak-anak yang di atas panggung berlari mencari orang tua mereka. Tya berlari ke arah Bilqis dan Ardan.
"Kau sangat hebat" ucap Bilqis memberikan kedua jempolnya
"Terimakasih ante Bilqis, om Ardan sudah datang"
Tiba-tiba Alan turun melewati mereka, Tya menarik tangan Alan
"Alan ini tante dan om aku"
"Hallo tante, hallo om" sapa Alan melambaikan tangan
"Alan mamanya mana?" tanya Bilqis
"Mama kerja" jawab Alan
"Papa Alan mana?" tanya Ardan sembari berjongkok, ia seperti berkaca dengan anak tersebut
"Alan tidak punya papa om"
"Kenapa?"
"Kata mama, papa lagi di cari" mendengar itu, Ardan tersenyum pilu
"Hanya Alan dan Alana yang tidak memiliki papa, om" ucap anak lelaki itu tertunduk sedih
"Alan" panggil Hana, melihat Alan di cegat oleh orang asing
"Alana" panggil Ardan. Namun, tiba-tiba Alana bersembunyi di belakang Hana
"Ini om baik loh nak" sambung Ardan
"Iya, tapi kata mama tidak semua orang itu baik" ucap Alan sembari meraih tangan Hana
"Sus kita pulang" ajak Alan
Ardan memandangi mereka berdua dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Ardan sedikit bernapas lega, Ternyata Naura belum menikah. Dan kemungkinan besarnya. Alana dan Alan adalah anaknya.
"Kau kenal mereka?" tanya Bilqis ketika mereka sudah berada di mobil
"Iya"
"Kenal dimana"
"Dari Bastian" ucap Ardan berbohong
"Om Ardan, Alana dan Alan temannya Tya"
"Oh ya?"
"Mereka berdua kembar, tante Naura mama Alana sering membelikan Tya makanan enak"
"Tante Naura?" tanya Ardan
"Iya om, tante Naura cantik"
"Tya duduk yang benar" ucap Bilqis karena melihat Ardan mulai tertarik dengan wanita yang bernama Naura
"Tetapi Alana dan alan suka sedih!"
"Kenapa Tya?"
"Katanya, hanya dia yang tidak pernah di jemput oleh Papa ke sekolah"
Ardan kembali terdiam, rasa bersalah tiba-tiba muncul. Ardan ingin mencari tahu, apa benar mereka berdua darah dagingnya? Jika ia, Ardan akan menebus dosanya selama ini. Tentu tidak mudah meluluhkan Naura, tetapi Ardan akan berusaha demi membuat anak-anaknya bahagia.
"Tidak usah berpikir yang aneh-aneh" kata Bilqis melihat Ardan seperti sedang memikirkan sesuatu. Ardan hanya menghela nafas kasar.
siapa yg mo daftar lagi masih dibuka nih😌