NovelToon NovelToon
Alunan Takdir

Alunan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Apakah kalian pernah takdir?

Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 07 -Alunan Takdir-

Setelah membagikan makanan, Rania membawa Dodi dan Wulan masuk, karena mereka akan makan bersama, makanan yang sudah dimasak oleh buk Ratna dan juga Rania, anak-anak panti sudah mendapatkan makanan dari Wulan dan Dodi jadi yang hanya makan Dodi, Wulan, Rania dan Ratna

" Dimana Arya buk? Dia tidak ada depan dan juga tidak berada disini, apakah dia sakit atau sedang berada di tempat lain? " ucap Dodi saat tidak melihat Arya dimana-mana

Buk Ratna menatap Rania yang sedang mengambil piring untuk mereka makan " Rania, tolong kamu bawa makanan ini untuk Arya ya nak, karena dia belum makan, dia juga tidak keluar dari kamar nya sejak bertemu dengan Rania " ucap buk Ratna

Rania mengambil piring yang berisikan makanan untuk Arya dari buk Ratna, dia tidak peduli jika ada Wulan dan Dodi di sana, intinya dia harus bertemu dengan Arya dan Arya harus makan

Wulan menatap buk Ratna " kenapa Rania yang disuruh buk? padahal ada banyak anak yang lain, kemari juga Arya yang di minta untuk membawa saya dan suami ke tempat Rania, sebenar nya mereka saudara atau hanya teman? " Wulan yang merasa hubungan sedekat ini mungkin bukan hanya teman biasa

Buk Ratna duduk dan menatap Wulan " mereka berdua seperti dia raga yang di satukan di dalam dua tubuh, ada banyak kesamaan di antara mereka, mereka juga saling melengkapi dan harus bersama, jika tidak mereka akan merasakan sakit "

Wulan merasa khawatir karena buk Ratna mengatakan bahwa jika mereka di pisah maka akan sakit, bagiamana dengan Rania nanti nya? bagaimana jika dia sakit karena tidak berada di dekat Arya.

" Sakit? sakit maksud nya bagiamana ya buk?, saya takut nanti Rania sakit dan saya tidak tau apa-apa " wajah nya sangat Khawatir

" Sakit nya hanya demam buk, tetapi terkadang Rania sampai pingsan karena suhu tubuh nya sangat panas, bukan hanya Rania tetapi juga Arya, jika Rania pingsan maka Arya juga akan pingsan buk, saya juga tidak tau sebenarnya apa hubungan yang sudah tuhan buat untuk mereka "

Dodi menatap buk Ratna " lalu jika Rania sakit kami harus bagaimana buk? apakah kamu harus ke rumah sakit atau hanya mengobati nya dengan obat rumahan saja? "

Buk Ratna tersenyum " tidak perlu ke rumah sakit jika dia tidak pingsan, cukup kompres saja kepala nya dan dia akan baik-baik saja "

Sempat terlintas di benak Wulan untuk mengadopsi kedua nya, tetapi mengingat ibu mertua nya yang tidak setuju dengan hal ini membuat Wulan diam saja, Rania saja sudah cukup, Wulan juga merasa takut bagiamana nanti jika Ros pilih kasih antara Rania dan cucu nya yang lain.

Rania sedang berjalan menuju ke arah kamar Arya, dia menatap gelang nya yang sangat indah, dia juga tersenyum melihat hal ini, baru kali ini ramai merasa baik-baik saja akan pisah dengan Arya biasanya dia akan menangis atau yang lain nya.

" Arya buka pintunya, kau harus makan, ini sudah malam " Rania berdiri di depan pintu kamar Arya

Arya membuka pintu nya dan menatap Rania " kenapa kau ke kamar ku? Aku akan segera keluar dan makan di sana, tidak perlu kau membawa makanan untuk ku Rania "

Rania memberikan piring yang ia bawa kepada Arya " sudah lah jangan banyak omong, aku ingin masuk dan melihat kau makan " Rania masuk dan membiarkan Arya berdiri di pintu

Di kamar panti ini, ada beberapa anak yang tidur dalam satu kamar, dan biasanya dalam satu kamar itu ada lima sampai sepuluh orang anak, dan mereka tidak pernah ribut atau kelahi.

Rania duduk di kasur tempat Arya tidur, dia menatap meja belajar Arya yang berada di sebelah kasur nya, dan dia melihat gelang yang ia berikan " kenapa kau tidak memakai gelang nya? Apakah kau tidak suka? Atau mau aku buatkan lagi? " menatap Arya yang berjalan mendekati nya

Arya duduk di samping Rania dan mulai makan " tidak perlu buat yang lain, aku sudah suka, aku hanya menyimpan nya di sana karena aku tidak ingin gelang itu hilang "

" Besok aku akan pergi dari sini, aku harap kau baik-baik saja dan seolah kabari aku, karena kita tidak punya handphone jadi tolong kirim aku surat, aku yakin itu akan sampai dan aku akan membalas nya " ucap Rania dengan senyuman di wajah nya

" Iya kau tenang saja, aku harap kau tidak melupakan semua janji yang sudah kita buat bersama, saat aku menjadi tentara nanti aku akan menikah dengan mu " ucap Arya

Rania terdiam, " apa? Aku akan menikah denganku? Maka aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, janji? " memberikan jari kelingking nya

Arya mengaitkan jari kelingking nya ke jari Rania " aku janji, dan kita nanti kita berada di kota yang berbeda, maka kita akan bertemu di sini, di panti ini aku akan menunggu mu " perkataan Arya seolah mereka akan bertemu dan panti ini masih ada di sini

" Baiklah aku akan menunggu semua itu terjadi, aku tidak sabar melihat kau menjadi tentara dan juga akan menjadi suami ku " Rania tersenyum

" Aku juga tidak sabar melihat dokter cantik seperti dirimu "

Hari sudah malam, Wulan dan Dodi pamit undur diri, walau hanya sebentar, Dodi dan Wulan sudah bicara banyak dengan Rania, mereka juga sudah sepakat bahwa besok Rania akan ikut bersama mereka.

*

*

*

Sampai di rumah, Wulan melihat ibu mertua nya yang yang sedang duduk sendirian di luar, itu membuat Wulan merasa Khawatir, dia merasa mungkin sesuatu terjadi di dalam yang membuat ibu mertua nya itu keluar dari rumah

Wulan buru-buru membuka pintu mobil dan segera turun " Ibu kenapa keluar rumah? Ini sudah malam " berlari menuju ibu mertua nya

Ros menatap Wulan dengan tatapan sinis " ada apa ini Dodi? kenapa kau keluar tanpa ijin dari ibu dan kau juga mengatakan bahwa kalian akan pergi bersama setelah pulang kerja " ucap Ros kepada anak nya, dia sama sekali tidak menatap Wulan yang berada di depan mata nya

Dodi menatap Wulan " iya buk, tapi kami pergi ke panti, karena ada urusan, kami juga bertemu dengan Rania, dia akan menjadi anak kami dan akan tinggal bersama kita buk "

Ros menatap Wulan yang sedang menundukkan kepala nya " ini yang buat ibuk merasa tidak nyaman berada di rumah, pagi sampai siang ibuk sendirian, tidak ada cucu, sekali nya ada malah anak dari panti asuhan, itu nama nya bukan cucu, kamu juga Wulan, mau sampai kapan tidak bisa hamil? "

Wulan hanya diam saja

" Buk sudah malam, ayo masuk, malu di liat tayangan, sayang ayo kita masuk juga " membawa keduanya masuk

Ros mengukirkan tangan Dodi yang ingin merangkul nya " ibuk sudah muak dengan drama cucu ini, kamu menikah saja lagi nak, laki-laki minimal punya empat istri, jika Wulan tidak bisa punya anak, maka wanita lain bisa nak "

" Buk, ngak ada wanita yang sudah menikah ingin hal seperti ini, saya sudah berusaha buk, mau bagaimana lagi? Kalau emang gitu mas dan itu yang ibuk mau, kamu... " Wulan tidak melanjutkan ucapannya karena Dodi memotong

" Udah Wulan, mas sayang nya sama kamu, apa ada nya kamu, tidak melihat hal lain, dan ibuk, tolong sabar buk, ini keluarga Dodi, Dodi yang berhak melakukan apa yang Dodi mau dan tidak, keputusan untuk mengadopsi Rania itu sudah bulat buk, tolong jangan di bahas lagi " merangkul Wulan dan membawa nya masuk ke dalam rumah

1
Hilda Rahma Dewi
bagus banget novel nya tapi saya juga tetap bahagia banget terima kasih dengan novel toon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!