NovelToon NovelToon
Pengasuh Bayi Professor

Pengasuh Bayi Professor

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintamanis / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Beda Usia / Pembantu
Popularitas:202.5k
Nilai: 5
Nama Author: unchihah sanskeh

Saat acara perayaan desa, Julia justru mendapati malam yang kelam; seorang lelaki asing datang melecehkannya. Akibat kejadian itu ia harus mengandung benih dari seseorang yang tak dikenal, Ibu Asri yang malu karena Julia telah melakukan hubungan di luar nikah akhirnya membuang bayi itu ke sungai begitu ia lahir.

3 tahun kemudian, dia pergi ke kota untuk bekerja. Namun, seorang pria kaya mendatanginya untuk menjadi pengasuh anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru

Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari, sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecah keheningan malam. Udara terasa dingin namun menyegarkan. Langit cerah di hiasi bintang-bintang bertebaran menemani raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan.

Aku sampai di rumah milik Pak Bima. Kepalaku mendongak hampir setinggi gerbang rumahnya, halamannya bahkan jauh lebih besar dari tanah ladang milik juragan Gunawan di kampung.

Pak Bima keluar dengan pakaian santai, mengenakan kaus polo yang terbuka sedikit di bagian dada dan celana dasar panjang warna abu tua. Dia datang membukakan gerbang untukku.

"Terima kasih, Pak." Kataku seraya masuk ke dalam.

Lagi-lagi aku mendongak, sementara mataku sibuk menelusuri tiap sudut rumah Pak Bima yang gelap. Rupanya aku datang terlambat, Lily sudah tidur sementara Majikan ku ini sedang membaca buku di ruang tengah.

"Kamu datang kemalaman, Lily sudah tidur. Dari tadi sibuk tanya kamu." Timpalnya sambil membuat kopi.

"Maaf Pak, soalnya tadi bereskan barang dulu di tempat lama." Jawabku.

"Kamu sudah lama menunggu di gerbang? Maaf saya tadi terlalu fokus baca buku jadi terlambat bukakan pintu."

"Oh, tidak," balasku sambil menggoyangkan telapak tangan. "Tidak sama sekali, Pak. Saya malah baru sampai tadi. Baru sekali tekan bel, Pak Bima sudah keluar."

Pak Bima menggeleng dan berkata, "Tapi aku tidak lihat taksi yang mengantar kamu. Kalau baru sampai kan seharusnya masih terlihat. Tidak usah bohong begitu, saya benar-benar minta maaf karena buat kamu menunggu di luar. Atau kamu naik kendaraan lain?"

"Saya jalan kaki, Pak." Jawabku, namun mengalihkan pandangan karena takut mellihat wajahnya yang iba. "Jarak dari kontrakan ke rumah Pak Bima lumayan jauh, ongkosnya jadi mahal. Uang saya tidak cukup."

Kami lantas menjadi hening, namun tak disangka, Pak Bima tertawa dan suaranya seakan meledak di antara kami berdua, menggema di dinding. Aku tak tahan.

Kulihat lagi Pak Bima dan napasku seketika tercekat di tenggorokan. Bahaya sekali, Profesor itu tampak begitu memesona. Dengan seringai di wajahnya, Pak Bima benar-benar luar biasa.

Kecepatan detak jantungku meningkat jadi ritme yang membuatku harus meletakkan tangan di kursi demi tetap tegak. Pak Bima ternyata lebih dari yang kubayangkan. Dan mendadak aku merasa tidak yakin lagi dengan keputusan untuk tinggal di rumahnya.

Dia sangat gagah dan jelas sangat kaya. Dan sorot matanya ketika tawanya menghilang membuat lutut ku melemah. Ya Tuhan.

"Beruntung sekali kamu sampai di sini hidup-hidup," ujar Pak Bima dengan anggukan singkat. "Dan itu bagus. Itu menunjukkan bahwa kaki mu memiliki otot yang kuat."

"Makanlah." lanjutnya sambil memberikan sandwich yang baru saja dia buat. "Sebagai tabungan lemak, kalau nanti kamu jalan kaki jauh lagi."

Kuambil sandwich itu dari tangannya, sepotong roti dengan dua buah daging sapi mahal di dalamnya. Kurasa Pak Bima sengaja melebihkan itu untukku. Aku terharu.

"Bapak benar," kataku. "Aku memiliki kaki yang kuat dan simpanan lemak yang banyak." Sambil meletakkan sandwich yang sudah dimakan separuh, aku menggosok lengan dengan telapak tangan. Tapi hal itu tidak membantu. Sensasi dingin yang kubawa sejak berjalan menuju rumah pak Bima tetap terasa sekuat sebelumnya.

Di sampingku, api berderak dan mendesis, perciknya melesat ke cerobong asap dalam semburan menyala. Di sini, di tempat Pak Bima biasa istirahat, membaca buku benar-benar sangat nyaman. Di samping kursi tempat Pak Bima duduk ada tempat menyalakan api, mirip seperti rumah ala eropa kuno.

Kehangatan menyentuhku, tapi tak mampu menghilangkan rasa dingin yang melekat di badanku.

"Kamu gemetar."

"Sedikit, Pak." Timpal ku pelan.

Pak Bima mengernyit dan berjalan ke pintu ganda dan menghilang ke dalam lemari dinding besar yang belum pernah kulihat di manapun sebelumnya. Ketika keluar lagi, Pak Bima membawa sweater hitam tebal yang diulurkannya padaku tanpa komentar.

"Terima kasih, Pak." kupakai sweater itu lewat kepala, dan hidungku dengan cepat menghirup aroma lelaki yang di gandrungi para gadis di universitas itu.

Hidup memang tidak bisa ditebak. Seorang petugas kebersihan sepertiku yang bahkan tidak pernah berpikir untuk bertegur sapa dengan dosen seperti Pak Bima, malah sekarang berada sangat dekat dengannya, tinggal di rumahnya, bahkan mengenakan pakaian miliknya.

Nampaknya begitu pula dengan malam ini, tadi langit cerah terang tetapi sekarang tiba-tiba saja menjadi hitam mencekam menyongsong turunnya air hujan, hujan bergemericik berjuta kubik air jernih turun dari langit. Suara guntur juga terkadang menggelegar melengkapi datangnya air hujan, sesekali suara kilat menyambar-nyambar di langit dengan sinar yang begitu terang.

“Sudah jam 10 malam. Cepat habiskan makananmu, lalu aku antar kamu ke kamar.” Pak Bima meneguk kopinya kembali, Lalu menaruh bukunya di meja kecil. “Hujan makin deras, nanti kamu makin kedinginan."

“Saya baik-baik saja, Pak.”

“Besok pagi kamu tidak usah dulu ke kampus. Di rumah saja dulu temani Lily, sekalian istirahat. Nanti saya yang bilang ke atasan kamu.”

Sekali lagi aku memandang ke luar jendela. Ku pikir ide Pak Bima tak ada salahnya. Aku memang sedikit kelelahan, belum lagi besok hari pertama ku bekerja sebagai pengasuh dan ibu pura-pura untuk anaknya.

Lalu tiba-tiba halilintar kembali datang, berkali-kali lipat lebih besar sampai langit memutih sekejap. Aku yang terkejut hendak memekik memanggil Ibu, namun sebelum itu terjadi, tiba-tiba dengan gerakan tak terduga Pak Bima meraih pergelangan tanganku hingga aku kehilangan kontrol diri dan tenggelam dalam dadanya.

JEGAR!!

Halilintar besar itu akhirnya datang, mataku langsung memejam ketakutan. Namun, pelukan Pak Bima yang tiba-tiba seolah menjadi pelindung yang membuatku selalu merasa aman. Tenang sekali.

"Pak..” Aku menengadah, yang kulihat hanya bagaimana lehernya tegak, berlatar garis rahang yang tegas, pandangan matanya lurus melihat ke samping, arah jendela.

Dia tidak mendengarku, nampaknya ini memang gerakan spontannya dan tidak lebih sekadar untuk melindungi seseorang.

"Pak Bima ..."

“Papa..."

Belum selesai aku meneruskan ucapanku, rupanya di muka pintu sudah ada Lily yang menangis memeluk boneka kelinci miliknya. Menyadari itu, Aku cepat mendorong tubuh Pak Bima dan Pak Bima pun melepaskan dekapan tangannya di punggung dan kepalaku.

"Kakak sudah datang ke tempat Lily, ya ...”

Aku mengangguk sambil tersenyum kikuk.

Pak Bima lekas memutar posisi dan menghampiri Lily, “Ada apa?”

“Lily takut, tidak bisa tidur!”

“Oh, ya? Itu hanya halilintar biasa, datangnya Cuma sebentar dan sekarang sudah pergi. Jangan takut lagi ya? Papa antar kembali ke kamar.”

“Lily mau tidur sama Papa..” ucap Lily menggantung, lalu menengok ke arahku. "Sama kakak juga."

“Hah?”

Mulutku ternganga.

1
Rui_holib
belum lanjut ditunggu ka
Dewdewdew
Slalu nungguin up.nya kakak author ini. Semangat kak🫶🫶🫶
ummah intan
Lily benar² anak kandung pak Bima dan julia
Teh Yen
ah syukurlah benar ternyata Lily ank kandung bima dan Julia ,,.cepet.sembuh Lily mmh kandung kamu ada d sini jagain kamu cepet sadar yah
Andriyani Lina
congratulations pak Bima dan Julia, akhirnya lily anak kalian. benar katanya pak Bima, liliy tidak disia-siakan.. tinggal tunggu lily sembuh, pasti sangat bahagia memiliki orang tua sempurna.
lanjut kak uchi
Sidieq Kamarga
Uuuuh lepas sudah ini air turun dari mataku 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ngatun Lestari
ikut seneng, akhirnya bisa kumpul ya dgn keluarga utuh
winnidew
Bima dan julia bahagia.. lalu bagaimana dgn ibumu julia? bahagia krn mendapatkan org kaya?
Esther Lestari
akhirnya tes dna membuktikan kalo Lily anak kandung pak Bima & Julia....selamat buat kalian berdua🥰🥰.

bgmn skrg perasaan ibu Julia melihat cucu kandung nya yg dulu dibuang dan skrg dalam keadaan sakit ?
Del Rosa
huaaa sedih sekali, semoga lily baik baik ajaa... aku kan pendukungnya lily, ga terima kalo lily kenapa napa!!!! awass ajaa ya thorr!!?!
Del Rosa
puk puk puk peluk jauh untuk pak Bima (sambil di sinisin julia)
Iges Satria
senangnya /Heart//Heart/
Debu Nakal
kok daku rada tak nyaman dg panggilan julia yg djadikan "jul"
imajinasi penokohannya jd brubah arah /Smirk//Applaud/
Yayuk Bunda Idza
Alhamdulillah.... untuk hasil Julia dan Lily kok gak dibacakan??
Brizy El-anshory
cuma dalem novel anak d buang neneknya trus d temukan bapak kandungnya sendiri y gk tw klo udah punya anak....
Ummee
huhu... ikut terharuuu
Sri Rahayu
Alhamdulillah....ternyata Lily benar2 anak Bima dan Julia, semoga Lily lekas sembuh 😘😘😘.... lanjut Thorr 🥰
Sugiharti Rusli
walo harus berdarah-darah dulu sama kondisi Lily selama ini, semoga dengan diketahui kalo dia putri kandung mereka, kelak kesehatan Lily semoga semakin pulih yah,,,
Retno Amin
Alhamdulillah..aku sampe sedih bacanya 🥲
ERNY TRY SANTY
Alhamdulillah akhirnya, Lily benar ank kandungnya pak Bima n Julia 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!