Hari itu Jeri tak sengaja melihat Ryuna yang sedang menari sendirian di lapangan basket. Ia yang memang dasarnya iseng malah memvideokan gadis itu. Padahal kenal dengan Ryuna saja tidak.
"Lo harus jadi babu gue sampai kita lulus SMA."
"Hah?!" Ryuna kaget.
"Pasti seru." Jeri tersenyum misterius membuat Ryuna menduga lelaki itu akan menyiapkan seribu rencana untuk membuatnya sengsara.
"Seru apanya?! Fix sih, lo yang nggak waras di sini!" gadis itu menatap Jeri dengan pandangan menghujat.
Sejak hari itu, Ryuna harus selalu berurusan dengan Jeri yang senang sekali bukan hanya mengganggu namun juga menjadikannya babu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon And_waeyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Singkat cerita ketika waktu istirahat, Ryuna juga tak pergi ke kelas Jeri.
Bahkan ketika jam pulang telah berbunyi nyaring, gadis itu berharap ia tak bertemu Jeri nanti. Ryuna buru-buru keluar dari kelas, gadis itu melangkah cepat di koridor, berbelok satu kali lalu mulai akan menuruni tangga. Namun, langkah Ryuna tiba-tiba terhenti hingga menyebabkan orang yang di belakangnya ikut berhenti.
"Ck, kenapa berhenti mendadak sih? Ngagetin aja," kata orang di belakang Ryuna.
Gadis itu menoleh, "Sorry, nggak sengaja." ia langsung menepi dan kembali menatap ke depan. Di belokan tangga sana ada Jeri. Sial! Lelaki itu sedang melihat ke arahnya.
Ryuna mundur lagi ke belakang dan bersembunyi di balik tembok. Kenapa jadi merepotkan seperti ini?
Lalu, Ryuna melihat dua orang perempuan yang merupakan anak kelasnya. Ia segera bergabung dan menyeruak di antara mereka.
"Hehe gue gabung kalian ya," katanya sambil menggandeng masing-masing lengan gadis kembar itu.
Namanya Lexa dan Alexa.
"Tumben Ryu, nggak bareng si Jimi?" tanya Lexa.
"Ah nggak, dia ada ceweknya--eh eh, sembunyiin gue dong."
Ryuna berusaha menyembunyikan tubuhnya di antara dua orang itu. Ia melongok ke arah belokan tangga tadi di mana Jeri berada, syukurnya lelaki itu sudah tak terlihat. Ryuna menghela napas lega, mungkin saja Jeri sudah melihatnya, namun jadi pergi ketika ia kabur.
"Kenapa sih Ryu?" tanya Alexa.
"Nggak, ayo cepat!"
Ryuna menggelengkan kepala. Ia membawa Lexa dan Alexa agar berjalan lebih cepat ketika mereka melewati anak-anak kelas Jeri yang berada di salah satu belokan tangga. Mereka masih harus melewati dua belokan.
Setelah berada di anak tangga yang paling bawah, Ryuna jadi lebih rileks.
"Thanks ya guys," ucap Ryuna sambil masih menggandeng masing-masing lengan kedua gadis itu.
"Lo aneh banget," ucap Lexa.
"Eehhhh!!!"
"Ketangkap."
Ada yang menarik tas Ryuna dari belakang ketika ketiga gadis itu melangkah. Tentu saja tanpa berbalik pun Ryuna tahu dia siapa dengan mendengar suaranya saja. Ia tak melepaskan tangan Lexa dan Alexa.
"Ck, apaan sih? Lepasin!" Ryuna memberontak kecil. Alexa dan Lexa ikut menoleh.
"Heh! Ternyata lo? Jangan-jangan Ryuna sembunyi dari lo ya? Lo jangan gangguin teman gue!" ucap Lexa sambil melepaskan tangan Ryuna dan bersiap pasang badan.
"Eh! Jangan Xa! Gue nggak papa," ucap Ryuna sebelum temannya yang memegang sabuk hitam taekwondo itu bertindak lebih lanjut.
"Ryu!" Jeri berbisik tajam.
"Ck, fine! Lepasin dulu tas gue."
"Jangan harap."
"Ryu? Lo yakin nggak mau gue banting aja cowok ini?" tanya Lexa.
"Iya, biar kak Lexa yang urus," kata Alexa.
"Nggak usah, kalian duluan aja, gue emang ada urusan sama dia soalnya, cuma males aja."
"Urusan apa?" Lexa menaikkan sebelah alisnya.
"Nggak penting sih, kalian boleh duluan, thanks ya," ucap Ryuna.
"Yaudah, kalau ada apa-apa hubungi gue. Biar gue patahin tulang orang yang gangguin lo," ucap Lexa sambil melirik sekilas ke arah Jeri.
Lalu, saudara kembar itu pergi meski sempat terlihat ragu.
"Lepasin gue Jer, gue nggak bakal kabur, sumpah," kata Ryuna.
Jeri melepaskan tas Ryuna, gadis itu berbalik dan menatap Jeri dengan tatapan kesal.
"Lo sadar kan apa yang lo lakuin hari ini?"
"Nggak, gue nggak sadar," jawab Ryuna.
"Lo ngacuhin perintah gue! Lo masih beruntung gue nggak nyebarin video itu."
"Kan gue udah bilang jangan nyuruh-nyuruh gue dulu hari ini."
"Kenapa?" tanya Jeri.
"Ya pokoknya jangan."
"Nggak jelas. Hari ini gue bebasin lo. Tapi besok-besok, jangan harap!"
Jeri menatap Ryuna tajam, kemudian melangkah melewati gadis itu. Sementara Ryuna menatap punggung Jeri yang mulai menjauh sambil mendumel kesal dalam hati.
episode nggak kepanjangan
tata bahasa rapi,konfliknya juga masuk akal.
terimakasih author,,semoga sehat selalu dan terus berkarya