Prolog.
Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"
"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"
"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"
Gawat, banyak orang merasa terancam.
Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Adrian datang ke rumah orang tua Diana
Biiip.....!
Biiip.....!
Diana berdiri di balkon ruang kerja sambil membaca sisa dokumen yang ia dapatkan dari sang sekretaris.
Saat mendengar suara klakson yang dibunyikan begitu keras, Diana pun menoleh ke arah gerbang dan mendapati sebuah mobil hitam terparkir di sana.
Beberapa saat kemudian, pintu mobil terbuka memperlihatkan Michella dan Gideon turun dari mobil diikuti oleh Putra Michella yang kali ini datang bersama Putra Gideon yang merupakan seorang lulusan fakultas bisnis dari luar negeri.
"Heh, kali ini dia datang dengan senjata yang meyakinkan ya,," ucap Diana sambil tersenyum menutup dokumen di tangannya lalu perempuan itu kembali masuk ke ruangannya.
Saat itu juga, sang sekretaris telah muncul di ambang pintu, "maafkan saya, tapi semua bendahara tidak mengangkat panggilan telepon dari saya," ucap sekretaris sambil tersenyum mengejek.
'Michella dan kakak pertamanya Sudah datang, kau tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Mulai hari ini akulah yang akan mengendalikan mu dan ibumu!' pikir sang sekretaris dalam hati.
Diana bisa membaca isi pikiran perempuan itu, Tetapi dia tidak berkata apapun dan hanya meletakkan dokumennya di atas meja lalu berjalan keluar ruang kerja.
Saat sedang menuruni anak tangga, Diana berkata, "Mereka tidak mengangkatnya ya, ternyata mereka bekerja sama untuk menggelapkan uang, tapi tidak masalah, lagi pula polisi bisa bekerja lembur malam ini."
'Heh, tidak akan ada polisi karena sebentar lagi kau tidak bisa berkutik apa-apa di hadapan semua orang!' pikir sang Sekretaris yang jelas tahu kalau Diana begitu takut pada Paman pertamanya karena perempuan itu pernah mengalami trauma di masa kecilnya gara-gara kelakuan Gideon.
"Nona benar, para polisi harus bekerja lembur malam ini," ucap sekretaris sambil terus mengikuti Diana hingga mereka tiba di ruang tamu dan mendapati Naomi telah menyambut para tamu di sana.
Kehadiran ibunya di ruang tamu membuat Diana tidak senang, dia tahu kalau ibunya sangat mudah dipengaruhi oleh saudara-saudara ayahnya karena ibunya adalah perempuan dengan hati yang lembut dan lemah.
"Akhirnya kau datang juga," Michella menatap Diana dengan raut wajah tidak senangnya.
"Sepertinya Bibi sangat merindukanku," kata Diana Seraya duduk di samping ibunya sedang menggenggam tangan ibunya dengan hangat.
Michella mendesah kesal melihat wajah Diana yang tampak tenang-tenang saja. Dia menatap Kakak pertamanya, menunggu pria itu berbicara.
"Aku dengar bisnis ayahmu akan kau lanjutkan sendiri?" Tanya Gideon pada Diana.
Saat itu, tubuh Diana tiba-tiba saja seperti mengalami reaksi yang begitu hebat hanya dengan mendengar Paman pertamanya berbicara padanya.
'Ada apa dengan Perempuan ini?' ucap Diana dalam hati yang merasa heran dengan reaksi tubuh diana yang sangat berlebihan.
"Itu benar, aku dan ibuku akan melanjutkan usaha ayahku, jadi kalian tidak perlu repot-repot untuk mencemaskan kami. Jika ada hambatan kedepannya, aku pasti akan menghubungi kalian semua untuk meminta bantuan," ucap Diana dengan santai seolah-olah sama sekali tidak mengerti apa maksud pertemuan mereka di pagi hari itu.
"Tapi kau masih terlalu muda untuk mengurus bisnis yang sudah terlalu besar. Akan kalau untuk sementara kau dibantu dan diajari oleh putra bibimu terlebih dahulu, juga sepupu pertama mu bisa memberikan masukan sesuai pengalamannya yang telah bersekolah di luar negeri," kata Gideon.
Michella mengangguk, "benar, kau perlu beradaptasi untuk mengelola bisnis yang sangat besar, jadi putraku bisa membantumu mengelola nya sementara. Ah,, selain itu bukankah kau harus kembali ke ibukota karena suamimu ada di sana? Sayang sekali kalau kau harus bolak-balik dari sana untuk mengelola bisnis, kau akan kelelahan," ucap Michella.
Diana tersenyum, 'kemarin menggunakan kekerasan untuk memaksa ku melepaskannya, dan sekarang mengubah strategi mereka menjadi keluarga yang terlihat perhatian tapi sebenarnya menyimpan sesuatu yang busuk di dalamnya,' ucap Diana dalam hati.
"Apa yang dikatakan paman dan Bibimu itu benar, sebaiknya biarkan bisnis ini dikelola oleh sepupumu dahulu. Nanti setelah kau bisa menjalankannya dengan lebih baik dan mandiri, kau bisa mengambil alih semua pekerjaan. Lagipula kau bisa terus memantau laporan bulanan nya," sang ibu di samping juga ikut berbicara membuat Diana terkejut.
'Orang-orang ini tahu jelas kalau ibuku sangat lemah terhadap kebaikan yang mereka perlihatkan. Tapi jangan pikir kalian bisa menipuku!' ucap Diana dalam hati sebelum tersenyum lebar, "ibu benar, kakak sepupu bisa mengelola bisnis ayah asalkan aku terus mendapat laporan mingguan nya. Hah,,,, beberapa waktu ini aku mendapati kalau laporannya sangat kacau, jadi aku yakin kakak sepupu bisa mengerjakannya dan memperbaiki semuanya. Selain itu, aku melihat jumlah uang yang hilang dari pelaporan mencapai beberapa ratus juta, lagipula tadi aku sudah berbicara dengan sekertaris ayah dan dia bilang bendahara sulit dihubungi. Jadi--"
"Kau Bilang beberapa ratus juta?" Tanya sang ibu yang duduk di samping putrinya. Dia sangat terkejut, bisa-bisanya keluarga mereka kehilangan uang sebanyak itu.
"Hm!" Diana menganggukkan kepalanya, "kalau tidak salah sejumlah yang hilang mencapai 400 juta, itu bahkan Baru beberapa toko saja, aku belum menghitung pabrik dan lain-lainnya. Entah ke mana uang itu selama ini koma selaku yakin pada bendahara pasti bisa mempertanggungjawabkan nya," ucap Diana sambil menghela nafas.
Michella menelan air liur nya yang terasa sepat, 'apa sudah sebanyak itu uang yang yang ku ambil? Tapi Itu tidak mungkin, pokoknya perempuan di hadapanku ini hanya membual saja, dia tidak mungkin bisa memeriksa laporan keuangan dengan benar! Lagipula kalau putraku berhasil mengelola bisnis itu, maka semua pemasukannya jasa menjadi milikku, jadi tidak ada yang perlu ku khawatirkan,' kata Michella dalam hati.
Gideon juga sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh keponakannya, 'kalau jumlahnya sebanyak itu, maka aku tidak bisa tinggal diam saja! Setidaknya aku harus mendapatkan beberapa bagian!' ucap Gideon dalam hati.
"Sebanyak itu uang yang tidak diketahui perginya? Sepertinya putraku perlu melakukan pemeriksaan, lagi pula dia lulusan universitas ternama, jadi dia pasti bisa menganalisanya dengan benar. Kau bisa memberinya banyak tanggung jawab," ucap Gideon.
"Apa?" Michella terkejut, "putrakulah yang akan mengelola semuanya, dia juga bisa menangani laporan yang bermasalah itu. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan--"
"Putramu hanya lulusan dalam negeri, tapi putraku lulusan luar negeri dengan pengalaman yang lebih banyak dari putramu, jadi aku pikir putra aku lebih bisa menangani masalah ini!" Tegas Gideon.
"Apa?! Kenapa aku jadi menyerobot begini? Bukankah sebelumnya kita sudah sepakat?!" Gerutu Michella yang merasa pria di hadapannya hendak me monopoly semua harta peninggalan saudara mereka.
"Emangnya pengalaman apa yang dimiliki putra mu? Sebelumnya aku pikir masalahnya tidak separah ini, tapi sekarang setelah mengetahui masalahnya sangat parah, aku pikir akan lebih baik kalau putrakulah yang mengelola nya!" Tegas Gideon.
Diana tersenyum melihat paman dan bibinya yang sedang bertengkar memperebutkan putra siapa yang akan mengelola bisnis memiliki ayahnya.
'Ck! Sudah kuduga mereka pasti akan berlomba-lomba asalkan aku mengatakan jumlah uang yang menghilang itu. Lagipula sebenarnya bukan hanya itu jumlah kekayaan milik ayahku, karena ayahku juga memiliki sebuah bisnis lain yang tidak diketahui oleh sekretaris nya namun dikelola oleh seorang sekertaris lain yang saat ini berada di luar kota. Kalau mereka masih mengetahui tentang bisnis itu, aku yakin mereka berdua bisa saling membunuh untuk memperebutkan nya,' kata Diana dalam hati sebelum berdiri menatap dua orang yang terus mengatakan keunggulan putra mereka dalam mengelola usaha.
"Hentikan!" Tegas Diana membuat Michella dan Gideon yang sedang cekcok akhirnya terdiam menatap diana.
"Melihat kalian terus membanggakan putra kalian seperti itu, aku rasa aku sudah memutuskan siapa yang akan membantu ku mengelola bisnis ayahku," ucap Diana.
"Heh,, tentu saja putraku!" Kata Gideon penuh percaya diri.
"Ck! Putra mu tidak tahu apa-apa, dia baru kembali dari luar negeri selama satu bulan ini dia belum mengetahui analisis pasar di dalam negeri terutama di kota ini!" Tegas Michella.
"Tidak perlu berdebat seperti itu, karena yang akan meneruskan dan mengelola usaha ayahku adalah suamiku sendiri," kata Diana sambil mengukir sebuah senyuman lebar membuat Gideon dan Michella terkejut.
"Sayang, kau bilang siapa?" Tanya sang ibu terkejut.
Diana menatap ibunya, "itu benar Bu, Aku sudah berbicara dengan suamiku, dan dia sudah bilang akan membantuku mengelola bisnisnya," ucap Diana.
"Itu tidak mungkin!" Tegas Michella yang jelas tahu bagaimana hubungan Diana dan suaminya, sama sekali tidak seperti pasangan suami istri namun lebih terlihat seperti orang asing.
Jadi tidak mungkin Adrian mau datang mengelola bisnis kecil yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bisnis keluarga pria itu.
"Jangan bicara omong kosong! Suamimu tidak akan mau menyempatkan waktu untuk mengurus bisnis keluarga ini jadi lebih baik Putraku lah yang membantumu!" Tegas Gideon.
"Siapa bilang aku tidak mau?" Tiba-tiba suara dari belakang membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang pria dalam setelan jas hitam dan tubuh yang tinggi serta wajah yang tampan muncul di sana.
"Sayang!" Diana Langsung berseru menghampiri suaminya.