NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Cinta Nadia

Reinkarnasi Cinta Nadia

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Si Mujur / Rebirth For Love
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.

Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.

Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan yang Tersusun Rapi

Bab 22

Mereka berdua akhirnya sampai di tempat yang aman dan menunggu Nadia menjemput mereka. Meskipun mereka berhasil menghancurkan pusat komando Lina, harga yang harus mereka bayar cukup mahal. Raka terluka dan Lina pasti akan menyadari bahwa mereka telah menyerang, yang berarti ancaman baru akan segera muncul.

Raka dan Bayu yang berusaha bertahan dalam kondisi yang semakin sulit. Apakah mereka bisa pulih dari pukulan ini dan melawan Lina kembali? Atau akankah Lina semakin memperkuat cengkeramannya di kota? Tantangan yang mereka hadapi semakin berat, dan langkah berikutnya bisa menjadi titik balik yang menentukan.

Setelah berhasil keluar dari gedung pusat komando Lina, Bayu dengan susah payah membantu Raka yang masih terhuyung-huyung akibat pukulan keras yang ia terima. Malam semakin larut, dan mereka akhirnya tiba di titik pertemuan di pinggir kota, di mana Nadia menunggu di dalam mobil dengan wajah cemas.

“Apa yang terjadi? Kenapa kamu terluka, Raka?” tanya Nadia begitu mereka masuk ke dalam mobil. Suaranya dipenuhi kekhawatiran.

“Kami terpaksa bertarung untuk keluar dari sana. Tapi setidaknya kami berhasil menghancurkan pusat komando Lina,” jawab Bayu sambil menatap Raka yang masih menahan sakit di kepalanya. “Tapi aku rasa kita telah menarik perhatian mereka. Kita harus lebih waspada sekarang.”

Nadia langsung memacu mobil mereka kembali ke apartemen, sementara di dalam mobil, Raka berusaha untuk tetap sadar. Kepalanya terasa berat, tapi ia tahu mereka tidak bisa berhenti sekarang. “Lina pasti akan bergerak cepat setelah ini. Kita harus segera menyusun rencana berikutnya,” ujarnya dengan suara yang lemah.

Sesampainya di apartemen, mereka segera membawa Raka ke sofa dan memberikan pertolongan pertama. Sementara Bayu merawat luka-lukanya, Nadia membuka laptopnya kembali dan memeriksa kondisi terbaru di sistem yang mereka pantau.

“Aku baru saja mendapatkan pesan dari salah satu informan kita di dalam Kumpulan Bayangan,” kata Nadia sambil terus menatap layar. “Lina tahu tentang serangan kita. Dia marah besar, dan sekarang dia mengirimkan lebih banyak pasukannya untuk mencari kita.”

Bayu berdiri, wajahnya tegang. “Kita harus pindah sekarang. Tempat ini tidak lagi aman. Lina akan menemukan kita dalam waktu singkat.”

Mereka semua sepakat untuk meninggalkan apartemen Nadia. Waktu terus berjalan, dan Lina tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Nadia dengan cepat mengemas barang-barang yang penting, sementara Bayu menyiapkan kendaraan lain yang akan mereka gunakan untuk melarikan diri.

Ketika semuanya sudah siap, mereka segera meninggalkan apartemen dan memacu kendaraan ke lokasi yang lebih aman. Mereka memilih untuk bersembunyi di sebuah rumah aman yang telah disiapkan jauh dari pusat kota, tempat yang hanya diketahui oleh mereka bertiga.

Selama perjalanan, suasana di dalam mobil penuh dengan ketegangan. Masing-masing dari mereka merenungkan langkah berikutnya, mencoba merencanakan bagaimana cara melawan Lina tanpa terjebak lagi dalam perangkapnya.

“Bagaimana keadaan Raka?” tanya Nadia dengan suara pelan, khawatir melihat kondisi Raka yang masih tampak lemah.

“Aku akan baik-baik saja,” jawab Raka, meskipun rasa sakit di kepalanya belum hilang. “Yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa menghentikan Lina sebelum dia melancarkan serangan berikutnya. Kita tidak bisa hanya bersembunyi dan menunggu.”

Bayu setuju. “Kita perlu mengambil tindakan yang lebih besar. Menghancurkan pusat komando adalah langkah yang baik, tapi itu hanya akan memperlambat mereka sementara. Kita harus menemukan cara untuk memotong sumber daya utama Lina.”

Nadia mengangguk. “Aku akan mencari lebih banyak informasi tentang jaringan keuangan Lina. Jika kita bisa membekukan aset-asetnya, kita mungkin bisa memaksa dia mundur.”

Setibanya di rumah aman, mereka segera menyusun rencana baru. Raka, meski masih dalam kondisi lemah, berusaha untuk tetap terlibat dalam diskusi. Mereka memetakan langkah-langkah berikutnya dengan cermat, mencoba untuk mengantisipasi setiap gerakan Lina.

Mereka yang bersiap untuk menghadapi ancaman yang semakin besar dari Lina. Meskipun berhasil memukul mundur sementara, mereka tahu bahwa pertempuran ini jauh dari selesai. Lina semakin bertekad untuk menghancurkan mereka, dan mereka harus siap menghadapi serangan yang lebih berbahaya.

Fajar menyingsing ketika mereka tiba di rumah aman, sebuah rumah terpencil yang tersembunyi di antara pepohonan di pinggiran kota. Tempat itu cukup sederhana, namun aman dari pandangan dan memiliki peralatan dasar yang mereka butuhkan untuk bertahan dan merencanakan serangan balasan.

Nadia segera memasang sistem keamanan dan memeriksa jalur komunikasi mereka, memastikan tidak ada yang bisa melacak keberadaan mereka. Sementara itu, Raka beristirahat di salah satu kamar, mencoba memulihkan diri dari luka-lukanya. Bayu, di sisi lain, sedang meninjau peta dan dokumen yang mereka bawa dari pusat komando Lina.

“Ini tidak mungkin hanya sekadar pusat komando biasa,” gumam Bayu, sambil mengamati peta dengan seksama. “Lina pasti memiliki rencana lain yang lebih besar dari ini.”

Nadia menghampirinya, membawa secangkir kopi. “Aku juga berpikir begitu. Lina terlalu cerdas untuk meletakkan semua telurnya dalam satu keranjang. Kita perlu mencari tahu apa rencana cadangannya.”

Bayu meneguk kopi yang diberikan Nadia, matanya masih terpaku pada peta. “Aku menemukan beberapa koordinat yang tampaknya tidak ada dalam database yang kita miliki. Mungkin itu adalah lokasi lain yang dia gunakan untuk operasi. Kita harus memeriksanya.”

Nadia mengangguk. “Aku akan mencoba melacaknya. Kita harus segera bertindak sebelum Lina bisa merespon serangan kita yang terakhir.”

Beberapa jam kemudian, setelah istirahat yang cukup, Raka kembali bergabung dengan mereka. Meskipun masih terlihat lemah, semangatnya untuk menyelesaikan misi ini tetap tidak surut.

“Ada temuan baru?” tanyanya sambil melihat ke arah Bayu dan Nadia yang duduk di depan peta dan layar laptop.

Bayu menjelaskan mengenai koordinat yang dia temukan. “Aku mencurigai ini adalah lokasi-lokasi lain yang mungkin terkait dengan jaringan Lina. Kita harus memeriksanya satu per satu, tapi kita harus berhati-hati. Lina pasti sudah memperkirakan kita akan melakukan ini.”

Nadia menambahkan, “Aku sudah melacak beberapa data dari jaringan keuangan Lina. Ada beberapa transaksi besar yang mencurigakan menuju lokasi-lokasi yang kita temukan di peta ini. Sepertinya Lina sedang mengerahkan semua sumber dayanya untuk sesuatu yang besar.”

Raka menatap peta tersebut. “Kalau begitu, kita tidak punya banyak waktu. Kita harus membagi tugas untuk memeriksa lokasi-lokasi ini. Bayu, kamu dan aku akan memeriksa dua lokasi pertama. Nadia, kamu tetap di sini dan terus pantau perkembangan. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, segera hubungi kami.”

Mereka segera mempersiapkan diri dan peralatan yang dibutuhkan. Meskipun mereka tahu bahwa risiko semakin besar, mereka juga menyadari bahwa tidak ada pilihan lain. Untuk menghentikan Lina, mereka harus mengambil langkah-langkah berani.

Bayu dan Raka segera berangkat menuju lokasi pertama, sebuah kompleks industri tua yang terletak di pinggiran kota. Bangunan itu tampak kosong dan terbengkalai, namun mereka tahu bahwa penampilan bisa menipu.

Mereka masuk dengan hati-hati, memastikan tidak meninggalkan jejak. Di dalam, mereka menemukan sebuah ruangan yang penuh dengan komputer dan alat komunikasi. Semua tanda menunjukkan bahwa tempat ini pernah digunakan sebagai pusat operasi Lina.

Bersambung....

1
Murni Dewita
👣
Sodikin Jin
Raka....mengapa saya sebal jika mendengar nama itu, .../Facepalm/
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Kenapa? Punya kenangan buruk dengan Raka?
total 1 replies
Sodikin Jin
hmmmm.... menarik. lanjutkan penyelidikannya...😎
XeeLien: Mu baca novel kultivasi, yuk mampir di novelku.
Sodikin Jin: ooooo....mengejutkan. ok kak, lanjutkan.
total 3 replies
Sodikin Jin
haish....perlu usaha yang sangat keras untuk mengungkap semua. dan jangan lupa, mencari dukungan untuk mengupas semua itu.
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih selalu mampir
total 1 replies
Sodikin Jin
keren....
Anugrah Annas
Apakah sudah bisa membuat audio novel lagi seperti dulu
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Maaf, Audio novel ditentukan pihak Mangatoon. Saya hanya mengisi suara saja.

Jika kamu ingin audio novel lanjut, beri saran saja pada Mangatoon, di media sosial atau email.
total 1 replies
Anugrah Annas
Apakah udah bisa membuat audio lagi kak
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tanyakan ke pihak Mangatoon.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!