Gadis Lumpuh Dan Mafia Dingin

Bara membawa tubuh Nika dengan menggendongnya, bahkan saat ini dirinya hanya bertelanjang dada saja, tubuh Nika saat ini yang di bungkus oleh selimut tebal, saat keduanya keluar dari ruang kerja Bara disana ada Matheo dan Caroline yang berdiri di depan kamar mereka.

"Bara aku malu" bisik Nika.

"Ck kau tak usah malu anggap saja mereka tidak ada" ucap Bara santai bahkan dirinya menganggap kedua orang itu tidak ada.

Bara membungkus tubuh Nika dengan selimut karena semua yang melekat pada Nika tadi habis di rusak dan dia sobek oleh Bara hingga Nika tidak bisa menggunakan pakaian yang di pakaiannya tadi, jadi Bara memilih menyelimuti tubuh istri nya saja karena dia fikir sebentar lagi juga mereka harus membersihkan diri mereka di kamar mandi. dan dia tak perduli dengan Matheo dan Caroline karena bagi Bara kedua orang ini pasti sudah mengerti kejadian apa yang Bara dan Nika alami lagi pula mereka suami istri resmi bukan kah hal yang wajar bila ini terjadi pada keduanya, begitu lah fikiran Bara.

Nara langsung membawa Nika ke kamar mandi dan meletakkan Nika di bath tub.

Saat membuka selimut yang membungkus tubuh Nika Bara melihat tubuh istri nya penuh tanda merah.

"Astaga apa aku segila ini tadi" gumamnya yang masih dapat di dengar Nika.

"Ya kau memang gila Bara lihat semua tanda ini hiks aku malu bila keluar kamar nantinya" rengek Nika.

"Sudah jangan khawatir nanti aku akan minta Caroline membelikan obat untuk kulit mu itu" Ucap Bara yang langsung masuk kedala.. bath tub yang sama.

"Kau mau apa lagi Bara sudah cukup badan ku sakit semua terutama yang itu" ucap Nika kesal.

"Aku hanya ingin mandi saja tidak akan lebih dari itu, sekalian aku juga memandikan kamu" jelas Bara.

Dan mereka pun akhirnya mandi tapi ucapan Bara tidak bisa di pegang karena saat sedang membasuh punggung Nika dengan sabun fikiran itu terlintas lagi hingga akhirnya Bara melakukan nya lagi meski Nika sudah berontak tapi karena kakinya tak bisa bergerak maka akhirnya dirinya pun pasrah melayani suaminya.

Hingga acara mandi itu berakhir, kini keduanya sudah berpakaian lengkap dan duduk di atas ranjang,dan tiba-tiba saja Nika merasakan perutnya sangat lapar.

"Bara aku lapar, tapi aku malu untuk keluar karena tanda ini" ucap Nika pelan.

"Hem... baiklah tunggu disini aku akan buatkan kamu makanan" Bara pun keluar dari kamar nya dan menuju dapur disana dia memasak untuk istrinya.

Kepala pelayan dan beberapa pelayan yang ada disana hanya bisa bengong melihat tuan mudanya akhir-akhir ini selalu memasak dan dia bilang itu untuk istri nya.

Mereka senang mendengar kalau tuan muda mereka bisa berubah karena istrinya, namun tak semua orang suka dengan perubahan Bara apa lagi saat tahu istrinya itu lumpuh mereka menganggap kalau Bara dan Nika itu sangat tidak pantas, hingga sebagian pelayan tidak menyukai Nika sebagai nona muda mereka.

Setelah Bara selesai memasak dia pun membawa makanan tersebut menuju kamar nya, saat berjalan menuju lift tiba-tiba tuan Tama yang beru saja pulang dari kantor karena tadi ada pertemuan dahulu hingga beliau pusat telat menegur anaknya.

"Mau kau bawa kemana makanan itu Bara? " tanya tuan Tama heran.

"Ke kamar pah, istri ku lapar dan aku akhirnya memasak untuknya" jelas Bara yang kemudian berjalan kembali menuju lift.

Tuan Tama keheranan tapi beberapa detik kemudian beliau tersenyum lebar.

"Katanya tidak cinta tapi begitu perhatian dasar anak nakal" gumam tuan Tama sambil berjalan menuju kamar nya.

"Papah tahu kau sangat mencintai Nika sejak kalian sekolah Bara, hanya saja kau gengsi untuk mengakuinya" gumam tuan Tama lagi.

"Bukan tanpa alat papah menjodohkan mu dengan Nika, itu semua karena papah tahu cinta mu hanya untuk nya, dan kebetulan waktu itu papahnya datang meminta bantuan hingga papah akhirnya meminta putri mereka untuk menikah dengan mu, dan kamu pun langsung menerimanya meski dengan gengsi, entah kenapa kau membesarkan gengsi mu dari pada cinta mu itu, tapi papah harap semaki seringnya kalian bersama maka semakin besar pula rasa cinta itu tumbuh hingga tak ada lagi fikiran mu untuk berpisah dari Nika "Tuan Tama bergumam sendiri di dalam kamar nya memikirkan tentang putra nya yang sangat aneh fikiran nya.

Bara membuka pintu kamar nya dan membawa nampan berisi piring dan gelas, Bara memasak capcay dan juga ayam tempura saus pada hitam.

" Makanlah semoga kamu suka"ucap Bara saat menaruh nampan di samping Nika.

"Kau tidak makan? " tanya Nika.

"Tidak aku lelah dan ingin beristirahat" jelas Bara.

"Ooo begitu berarti kita makan berdua saja, aku pun lelah dan ingin cepat beristirahat" ucap Nika sambil tersenyum.

Nika lalu memotong ayam tempura dan menyuapinya ke mulut Bara dan Bara pun melahap nya. kemudian Bara pun melakukan hal yang sama pada Nika dia menyuapi Nika dengan tangannya.

"Apa rasanya pas? " tanya Bara pada Nika saat istrinya itu memakan makanan yang dia buat.

"Ya kau memang pandai memasak Bara, kau tahu aku sangat suka pedas hingga kau buat sayuran ini sedikit pedas" jelas Nika.

"Ya karena setiap kau memesan di stand ku saat festival kau pasti meminta makanan yang pedas" ucap Bara dengan malas karena dia harus mengingat masa lalu.

 Bara ingat betul saat ada festival di sekolah Nika selalu memesan nasi goreng atau mie goreng dengan rasa yang pedas, meski mulut Nika mengatakan kalau masakan Bara itu rasanya biasa saja tapi Nika selalu kembali lagi ke stand Bara untuk memesan makanan yang di buat Bara.

"Padahal dulu kau bilang masakan ku rasanya biasa saja, tapi kenapa rasa yang biasa saja membuat mu selalu kembali membeli di stand kami? " tanya Bara.

"Kau tahu betul dulu aku seperti apa pada mu" ucap Nika malu-malu.

"Ya karena dulu kamu sangat menyukai Adam, dan aku selalu menjadi penghalang diri mu untuk bisa dekat dengannya, kau itu dulu sangat centil dan itu menyebalkan" Bara sedii kesal bila mengingat kelakuan istrinya di masa lalu.

"Hihi kau cemburu? " tanya Nika.

"Apa?! cemburu tak ada kata cemburu di kamis ku, sudah kau habiskan makanan mu aku mau tidur, aku lelah setelah menyebarkan benih di dalam sana" Bara ngambek.

"Kau marah? " tanya Nika polos.

"Ya dan diam lah atau aku makan lagi kau" ucapan Bara sambil menarik selimut karena diri nya sedang kesal dengan istri nya.

Nika tersenyum saja melihat kelakuan suaminya.

Ku harap setelah semua ini ada rasa cinta di hati mu untuk ku Bara, karena sebenarnya cinta ku hanya untuk mu, bahkan sahabat mu Adam pun tahu hati ini untuk siapa.

Bersambung.