🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Pertama Masuk Kerja
Kantor Utama Emerald Corp...
Tampak Samuel berjalan memasuki kantornya saat dia masuk kerja untuk pertama kalinya setelah insiden buruk oleh gangster lorong kucing menyekapnya.
Hampir sebulan lamanya Samuel menjalani rawat pemulihan dirumah sakit hingga dia tidak berkesempatan untuk menengok kantornya.
Bersama Soraya, dia datang ke kantor untuk mengenalkan suasana tempat kerjanya pada istrinya itu, karena sejak mereka berdua menikah, sama sekali Soraya belum pernah datang untuk melihat kantornya.
Hari ini adalah waktu bagi Samuel untuk mengajak Soraya melihat-lihat tempat kerjanya.
Tap... Tap... Tap..., suara langkah kaki keduanya terdengar kompak saat memasuki ruangan kantor emerald corp.
"Silahkan masuk, sayang !" ucap Samuel ketika mendorong pintu ruangan kantornya.
"Terimakasih...", sahut Soraya sembari tersenyum manis.
"Maaf, tidak ada persiapan khusus untuk menyambutmu tapi semoga kamu merasa senang berada dikantor ini", kata Samuel lalu berjalan masuk.
"Woah..., ruangan kerjamu sungguh nyaman, aku suka sekali, seperti berada diruangan eklusif", ucap Soraya sembari memutar tubuhnya saat dia mengamati seisi ruangan kantor.
"Ya, aku senang jika kau suka", kata Samuel lalu duduk didepan meja kerjanya.
"Sangat menyenangkan tinggal disini", sahut Soraya.
"Mmm...", gumam Samuel dengan senyum tipisnya sembari memandangi Soraya dari tempat duduknya.
"Apa aku boleh menjengukmu setiap saat ?" tanya Soraya terlihat sangat antusias.
"Yah, silahkan ! Asal saja kamu membawakanku bekal makanan yang enak-enak untukku...", sahut Samuel.
"Woah ?! Benarkah ?!" ucap Soraya terkagum-kagum lalu berputar mengamati ruangan kantor Samuel.
"Benar, untuk apa aku mesti membohongimu", kata Samuel lalu tersenyum ceria.
"Pastikan kamu menepati janjimu karena aku pasti datang kemari, membawakanmu bekal makanan setiap hari", ucap Soraya sambil mengarahkan kedua tangannya lurus ke depan, tepat ke arah Samuel.
Soraya juga mengedipkan salah satu matanya kepada laki-laki tampan itu.
"Ya, ya, ya...", sahut Samuel tertawa kecil sambil mengangguk pelan.
Soraya sangat senang mendengar jawaban Samuel padanya lalu berjalan mendekati meja kerja Samuel.
"Apa yang kamu lakukan sekarang ?" tanya Soraya.
"Umm, sebenarnya tidak ada yang aku lakukan disini, hanya saja aku ingin melihat-lihat situasi kantor selama aku tinggalkan", sahut Samuel lalu mengedarkan pandangannya ke arah sekitar ruangan kantornya.
"Ya, baiklah, aku akan duduk disana sampai kau merasa puas disini", kata Soraya.
Soraya bermaksud duduk ke kursi yang tersedia didalam ruangan kantor Samuel.
Tiba-tiba pintu ruangan dibuka dengan keras.
Brak !
"Kak Samuel, apa kau sudah datang ?" suara perempuan terdengar dari arah pintu.
Tampak Sarah berjalan cepat menuju meja kerja milik Samuel.
"Oh, rupanya kakak tidak sendirian", kata Sarah sambil melirik tajam ke arah Soraya.
Soraya yang merasa dirinya diperhatikan, langsung tersadar lalu membalas tatapan Sarah kepadanya.
Terlihat sikap Sarah berubah kembali menjadi sangat dingin, seperti pertama kalinya mereka bertemu setelah kelahiran kembali di kehidupan kedua ini.
Soraya semakin tidak mengerti dengan sikap Sarah yang berubah tidak bersahabat lagi kepadanya.
Namun, Soraya berusaha menahan rasa penasarannya terhadap adik iparnya itu, tanpa bermaksud untuk menegurnya sama sekali.
"Siapa yang memberitahumu bahwa aku kesini ?" tanya Samuel dengan mimik wajah dingin saat menatap ke arah Sarah.
"Raymond...", sahut Sarah cepat.
"Apa kau hendak memeriksa pekerjaanku atau datang menjengukku setelah lama aku berbaring di rumah sakit ?" sambung Samuel yang masih bersikap dingin.
Kesan yang ditunjukkan oleh Samuel terhadap adik perempuannya itu sangat berbeda bahkan terkesan jika dia bersikap waspada.
"Kenapa kakak berkata demikian ?" tanya Sarah yang tidak mengerti dengan sikap Samuel padanya.
Sarah menatap serius ke arah Samuel.
"Kau tidak perlu merasa sungkan padaku, kurasa kamu sangat terkejut saat melihatku dapat bekerja kembali", kata Samuel.
"Aku datang kesini karena aku sangat senang, akhirnya kamu bisa bekerja lagi, kenapa harus bersikap apatis jika tidak ada permasalahan, kakakku ?!" sahut Sarah yang mencoba tersenyum.
Samuel membuang muka ke arah lain, sudut bibirnya menipis tajam.
"Keterkejutanmu bisa aku maklumi, kakak. Tapi terus terang aku sangat bahagia kakak dapat ke kantor ini", lanjut Sarah.
Samuel memperhatikan bingkai foto diatas meja kerjanya, terdapat gambar foto Sarah sedang tersenyum didalam bingkai itu.
Rupanya seseorang telah memindahkan barang-barang miliknya dari meja kerja ini.
Hal itu semakin membuat sikap Samuel bertambah sangat dingin setelah melihat barang-barang pribadinya dipindahkan tanpa sepengetahuannya.
"Apa kau yang memindahkan barang-barangku ?" tanya Samuel sembari menaikkan alisnya ke atas.
Sarah terlihat canggung lalu berusaha menutupi kegelisahannya meski hal itu tidak mungkin baginya untuk melakukannya.
"Kukira kakak akan berbaring lama dirumah sakit dan akan menjalani prosedur perawatan intensif yang memakan waktu panjang karena itulah aku mengambil alih tugasmu sementara", kata Sarah.
Sarah menggenggam erat-erat kedua tangannya saat dia berbicara pada Samuel.
"Tapi ternyata kakak berhasil melewati masa-masa sulit itu", ucapnya dengan sikap gugup.
"Apakah itu mengejutkanmu ?" tanya Samuel.
"Ayolah, kakak ! Kita tidak perlu lagi berperang dingin seperti ini !" kata Sarah dengan wajah sedih.
"Yah, terserah padamu", sahut Samuel lalu beranjak berdiri.
"Kau akan kemana ?" tanya Sarah.
"Ke ruangan lainnya karena tempat kerjaku telah dipindah tangankan, tidak mungkin aku menempati ruangan ini lagi", sahut Samuel.
Samuel berjalan mengitari meja kerjanya lalu tersenyum kecut.
"Kuharap peran barumu dapat memuaskan dirimu, adikku", kata Samuel.
"Tidak, kak ! Aku akan memindahkan barang-barangku ke ruangan asalku lagi !" sahut Sarah yang mencoba menghalangi jalan Samuel.
"Minggir kataku !" ucap Samuel tegas.
Sarah tertegun diam sembari berdiri terpaku dihadapan Samuel.
"Tapi kakak...", ucap Sarah terlihat menyesal.
"Minggir kubilang !" sahut Samuel yang terlihat sangat enggan menyentuh Sarah.
"Tidak kak ! Biar aku yang pindah sekarang !" ucap Sarah.
Tampak Sarah berjalan cepat-cepat ke arah meja kerja untuk membereskan barang-barang miliknya.
"Soraya !" panggil Samuel sembari menoleh ke arah Soraya yang duduk disalah satu kursi yang ada diruangan kantor ini.
"Ya, Samuel...", sahut Soraya langsung bangkit berdiri.
"Mari kita pergi dari sini !" ucap Samuel lalu melangkah ke arah pintu.
"Baik, Samuel", jawab Soraya seraya mengikuti langkah kaki Samuel yang berjalan keluar dari ruangan kantor.
Blam... ! Pintu ruangan kantor tertutup rapat setelah Samuel dan Soraya pergi dari sana.
Sarah terkejut kaget ketika Samuel pergi dari tempat kerjanya. Dan bermaksud mengejarnya. Namun, terlambat, karena Samuel telah memutuskan untuk pindah ruangan kerja, tidak ingin lagi menggunakan ruangan kerja lamanya.
Tampak Samuel berjalan cepat diikuti oleh Soraya yang mengiringi langkah kakinya.
Raut wajah Samuel benar-benar sangat dingin saat ini, menunjukkan suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja sekarang.
Melihat gelagat sikap Samuel, langsung menyadarkan Soraya jika Samuel sedang kesal.
Soraya memilih bersikap diam saat melihat perubahan sikap Samuel tapi dia mulai membaca sesuatu yang tidak baik dari hubungan antara Samuel dengan Sarah yang terlibat konflik internal.
Mungkin semua ini berhubungan dengan masalah pekerjaan ataukah diantara Samuel dan Sarah ada persaingan kerja.
Samuel terus berjalan cepat dengan langkah panjangnya.
Ekspresi wajahnya sangat keras serta tegang ketika dia melangkahkan kakinya sepanjang jalan di area kantor Emerald Corp.
Tanda-tanda kekesalan jelas tergambar dari wajah Samuel ketika melihat meja kerjanya telah dialihkan untuk tempat kerja Sarah.
Semua ini menunjukkan bahwa tampuk kepemimpinan kantor Emerald Corp sedang diperebutkan.
Mungkinkah jabatan pimpinan yang dipegang oleh Samuel akan pindah tangan kepada Sarah. Ataukah Samuel masih tetap berperan utama dalam roda kekuasaan yang dipegangnya selama kurun waktu satu darsawarsa dikantor Emerald Corp ini.