NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Janji mas Sigit sangat ku pegang. kalau kali ini janjinya tidak di tepati lagi. Aku tidak bisa memaafkannya.

Namun aku sedikit heran, sampai malam Didit dan istrinya belum pulang juga.

Aku merasa curiga. ini gejala yang tidak enak.

"Git, kenapa adikmu belum pulang sampai jam segini?" suara ibu mertua terdengar cemas.

"Mungkin acaranya belum selesai atau dia ketemu teman lamanya bisa saja, kan?" jawab mas Sigit tenang.

"Tapi ibu merasa khawatir..." ujar ibu lagi.

"Ayah juga merasa ada yang aneh. Seharusnya mereka sudah balik jam segini." keluh ayah mertua.

Mau tak mau mas Sigit ikut khawatir.

Dia mencoba menghubungi Didit.

"Tidak di angkat, Bu."

Perasaan ku semakin tidak enak.

Dan benar saja, setelah setengah jam menunggu. Mereka datang tapi dengan mobil orang lain.

Ibu mertua langsung menyongsongnya.

Dia semakin khawatir saat melihat Tara lecet sedikit di bagian dahinya.

"Apa yang terjadi? Kau tidak memberi kabar..!"

Mas Sigit dan yang lainnya ikut cemas melihat keadaan mereka yang babak belur.

"Maaf, Mas. Kami mengalami musibah. Saat perjalanan pulang, mobil menyerempet pembatas jalan." ucap Didit terbata sambil menunduk.

"Kau ini? Bagaimana caramu menyetir? Untung cuma babak belur. Gimana kalau kalian...? aku tidak bisa bayangkan." ucap ibu mertua sambil merangkul Tara.

"Mas Didit menyetir sambil main hp, Bu." ucap Rani terlihat kesal.

Mas Sigit juga terlihat marah, tapi dia tidak berkata apapun.

Sudah ku duga pasti ada yang tidak beres dengan keterlambatan mereka.

"Lalu mobilnya di mana?" tanya mas Sigit masih dengan wajah kesal.

"Di bengkel, Mas." jawab Didit tertunduk ketakutan.

Bisa di bayangkan bagaimana jengkelnya mas Sigit. Dia sangat apik dengan mobilnya itu. Dia selalu bilang kalau mobil itu salah satu buah dari hasil kerja kerasnya. tapi sekarang berada di bengkel itupun gara-gara adik kesayangannya.

"Jangan bahas soal mobil dulu. Lihat keadaan mereka. Bawa berobat, kek.." omel ibu mertua.

Dengan terpaksa mas Sigit membawa Didit dan Rani ke puskesmas terdekat.

Antara jengkel dan senang aku melihat keadaan mereka.

Aku merasa yang kuasa memberi mereka balasan atas ketidak adilan yang terjadi padaku. Tapi di satu sisi, batal sudah rencana yang sudah ku susun. Memang nasib..

Saat melihat Didit tidak bisa berjalan karena keseleo dan Rani tidak bisa bergerak karena tangannya hampir patah. Ada kepuasan tersendiri dalam batin ku.

Tapi naas, semua pekerjaan rumah termasuk mengurus mereka harus aku yang lakukan.

"Aduh.. Sakit.." keluh Rani saat mau ke kamar mandi tapi tidak bisa.

Ibu mertua sedang ke pasar membeli kebutuhan dapur. ayah sedang di kebun. Hanya aku yang ada di rumah.

"May, tolong aku sebentar." suara Rani memanggilku.

"Iya, mbak. Aku sedang menyusui Bulan...!" jawabku dengan sengaja. Padahal anak ku sedang tidur pulas.

Rasain kau sekarang, pikirku.

Tapi lama kelamaan hati nurani ku terketuk juga. aku membantunya ke kamar kecil.

"May, aku ingin minum. Ambilkan air putih..!" ucapnya sombong. Masih butuh bantuan saja lagaknya masih seperti bos besar.

Tapi ya sudahlah. Dia sedang tidak berdaya. Dengan setengah hati aku turuti kemauannya.

Tapi selesai itu, Rani bertingkah lagi.

"May, sekarang aku pingin makan buah. Tolong ambilkan dong..."

"Kau bisa mengambilnya dengan tangan kanan, mbak, aku juga harus mengurus yang lain." jawabku ketus.

Rani terlihat kesal.

"May, aku lapar." giliran Didit yang berteriak.

Aku semakin jengkel. Saat sehat saja mereka menginjak ku, tapi di saat sakit begini mereka butuh juga bantuanku.

"Tunggu ibu saja, aku tidak bisa mengurus kalian berdua sekaligus." jawabku kesal. tanpa ku sadari saat itu mas Sigit sudah berdiri di ambang pintu.

Dia mendengar dan melihat sepenggal kejadiannya.

"Mas, aku lapar sekali. May tidak mau membantuku." Didit mengadu.

"Aku juga, Mas. Aku cuma minta tolong dia mengambilkan buah saja, ceramahnya sudah panjang lebar." ketus Rani.

Aku mau membela diri, tapi percuma saja karena mas Sigit pasti lebih percaya mereka.

Dengan raut wajah tidak suka mas Sigit mengambilkan Didit makanan. Lalu membantu Rani mengambil buah.

Aku hanya terpaku melihatnya. Pasti mas Sigit salah paham lagi padaku.

Benar saja, dia bersikap acuh padaku. Saat ku tanya dia malah mengeluh tentang sikap ku.

"Aku tidak menyangka saja, ternyata begitu, perlakuanmu pada mereka." jawabnya kaku.

"Kau tidak melihat semuanya, hanya sepenggal dan kau langsung saja menyimpulkan." aku membela diri.

"Apalagi yang harus di buktikan. Aku melihat dan mendengar sendiri."

"Kau selalu melihat sesuatu dari satu sisi.. Coba kau posisikan dirimu di aku, Mas."

"Tidak ada gunanya membela diri, May.

dan aku tidak habis pikir. Didit itu adik ku. Kau sama sekali tidak menghargai aku sebagai suami mu."

Mas Sigit selalu menyudutkan ku dengan kalimat ' keluargaku'

"Lalu bagaimana dengan perbuatan mereka? Apakah keluargamu itu tidak ada cacatnya sama sekali?" mata mas Sigit menyala menatapku.

"Dari kecil aku di ajarkan bahwa keluarga adalah segalanya. sebuah keluarga baru bisa di jalin, tapi ayah ibu dan saudara tidak akan pernah bisa di ganti..!" ucapnya tegas.

Aku semakin mengerti posisiku dalam hidupnya saat ini.

Sakit rasanya.

"Sudah cukup ya, May..! Jangan paksa aku melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan." ucapnya mengancam ku.

Aku sudah tidak perduli apapun akibatnya. hampir saja aku menjawab, tapi tangisan Bulan menyadarkan ku. Kalau sesuatu terjadi di antara kami apa jadinya dengan Bulan? Dia masih terlalu kecil untuk menerima akibat dan memahami apa yang terjadi.

Dengan wajah kesal mas Sigit meninggalkan kamar.

Ibunya yang mendengar perdebatan itu menghampirinya.

"Ibu tidak menyangka, istri mu mampu berkata seperti itu. Yang kita tau dia anak yang baik, pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren pula.. Tapi lihat? Dia berani membantah mu. Sangat jelas bahwa dia tidak menyukai keluarga kita."

wanita itu sengaja membuat hati putranya semakin bimbang.

"Kau harus lebih tegas padanya. Kalau tidak, dia akan semakin melonjak." pesan wanita itu

"Tolong biarkan aku sendiri, Bu." Sigit meminta dengan sangat.

Aku merenungi nasibku saat ini. Suamiku terlalu membela keluarganya. Dia tidak bisa menerima cacat keluarganya sedikitpun?

Tapi aku harus bertahan demi Bulan. Karena sangat jelas bagiku. jika perceraian terjadi, dia tidak akan membiarkan aku bertemu Bulan.

Bulan adalah segalanya bagiku. tidak ada yang bisa memisahkannya dariku. Aku rela bertahan dan menghadapi penghinaan mereka hanya demi Bulan.

Sikap mas Sigit semakin menjadi saja.

Di tambah hasutan Rani dan ibu mertua membuatnya semakin jauh dariku.

Uang bulanan untuk bulan masih tetap dia berikan. Sedang untuk keperluanku sendiri, aku harus mencukupinya sendiri.

Ibu? aku tidak mau membebani orang tuaku itu. cukup aku yang menanggungnya.

Di tengah kebingunganku soal keuangan. Iseng-iseng aku coba berjualan online. Dan hasilnya lumayan. Dengan sistem dorship, aku tidak perlu repot menyiapkan barang yang ku jual. dari situlah aku bisa mendapatkan uang. Tak seorangpun tau tentang hal itu termasuk mas Sigit.

Suatu hari aku ada urusan di luar rumah. Aku perlu membeli sesuatu. karena Bulan masih tidur, aku menitipkannya pada mas Sigit.

"Jangan lama-lama, aku harus berangkat kerja." pesannya sebelum aku pergi.

 Setelah membeli keperluan Bulan. aku berniat membelikan sesuatu buat ibuku. Cincin. Yah.. Cincin. Ini adalah uang hasil jerih payahku sendiri. Aku ingin membahagiakan ibuku. Bergegas aku ke toko emas. Aku memilih dengan cepat. takut Bulan terbangun.

Tapi sial. Saat perjalanan pulang. ojek yang ku tumpangi mendadak mogok.

aku ingin menghubungi mas Sigit mengabarkan tentang kejadian itu. Lebih sialnya lagi ponselku lowbatt.

sempurna sudah apes ku hari ini.

Aku semakin cemas, Bulan pasti sudah bangun dan menangis karena tidak melihatku.

"Ayo, pak. Bisa lebih cepat sedikit?" ujarku pada kusir andong.

"Iya, neng. Ini juga sudah cepat."

Sampai di rumah, aku langsung berlari kedalam. Alhamdulillah Bulan tidak sedang menangis walaupun matanya masih sembab bekas menangis.

"Kau kemana saja? Anakmu menangis seperti kerasukan." omel Rani.

"Bukannya aku titip ke ayahnya?" tukas ku.

"Sigit sudah berangkat, dia banyak kerjaan." sambut ibu mertua.

"Dan terpaksa aku yang mengurusnya, karena mas Sigit menitipkannya padaku." ucap Rani kesal.

Bulan sudah kembali tertawa dalam pangkuanku. Syukurlah dia tidak kenapa-kenapa.

"Kau belum menjawab pertanyaan Rani? Dari mana kok lama sekali?"

"Dari pasar, Bu. Untuk membeli kebutuhan Bulan." jawabku tanpa menatap mereka.

"Apa itu?" Rani melihat dompet cincin di tanganku.

"Kau membeli cincin, May? Kau pasti mencuri uangnya mas Sigit. Kalau tidak, dari mana kau dapat uang untuk membeli emas."

Rani menyambar dompet itu dari tanganku.

"Lihat, Bu. Ini bukan cincin sembarangan. Harganya pasti mahal." mata Rani dan ibu mertua sangat kagum pada cincin itu.

"Aku bukan pencuri, apalagi di rumah suami ku." jawabku ketus sambil mengambil kembali cincin itu.

"Lalu dari mana uangnya? Atau, kau berhutang pada mpok Leha si rentenir itu, ya?" Rani masih belum menyerah memojokkan kan aku. Ibu mertua juga mulai curiga pada ku. Itu terlihat dari tatapannya.

1
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
Yuliana Tunru
hati adam sedang galau jg terluka sslingbterbyka biar selesai masalah x krn pria bkn peramal yg tau hati wanita
Lissaerlina
sampai kapan kamu menyadarinya May kalau dr. Agam menyukaimu.. lanjuttttt
Yuliana Tunru
msh sulit nebak jomblo atw gmn sih bikin may jd salah paham
Faulinsa
Duh May,kamunya nggak peka.Mungkin maksud dokter Agam istri masa depannya.Istri masa depan yang butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannya, mulai dari proses perceraian sampai nunggu masa iddah sampai nunggu waktu yang tepat untuk meminangmu. Istri masa depan yang benar-benar harus diperjuangkan.. cie.. kalau jodoh nggak bakal kemana kok dok.. lanjut pak dokter...
Faulinsa
Duh sudah jatuh tertimpa motor, coba kambingnya ikut nyungsep pasti bakal dikambing hitamkan, kasihan nasibmu mbing. Semoga nasib baik senantiasa di pihak May,semoga segera menjanda. janda yg sukses ya May
Yuliana Tunru
sigit msh z bodoh dan tunduk bgt sama rani pdhl.mau bangga apa pd rani.klga mu kyk jongos x z.blm nikah sdh seenak x ank x z tak mau diurusi
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Faulinsa
Bagus May, jangan kasih kendor.Thor kayak nya Rani perlu dikasih bumbu pedas deh biar sadar diri. Coba kalau kemarin pas anaknya Rani dioperasi butuh donor darah, misal tu bocah bukan keturunan keluarga Sigit. Pasti bu mertua sudah kebakaran rambut deh/Awkward//Awkward/
Yuliana Tunru
itu tuh mantu kesayanga mu dimibta uang b7ay operasi ank x malah byj alasan suruh pergi z toh blm jikah dgn sigit knp bisa tingfal sermh smoga digosipin orang biar malu tara jg sifat x kyk rani kebiasaan dituruti ..cova z dgn bilan di ksh mskan x ndk karma kalian tuh..
Yuliana Tunru
benar2 karma kontan apa klfa sigut benar2 nyesal dgn semua sikap x tp sigit msh jg bela2in tara tanpa tanya gmn bulan apa hati x tdk ada rasa sayang pd bulan toh rezki buat istri tp diberikan ke ipar jdvsujses dan tdk x sigit ttp jg may tak merasakan x..cerai z segera biar usai cerita
Yuliana Tunru
ya ampun sigit msh z gitu lagak sangat conta tp nol saat berprinsip jg tak bisa bela ank istri siap2 kehilangan ya toh kau pun sdh lama tak ada di hati may dan bulan
Lissaerlina
mau sampai kapan kesedihan may berakhir??perpisahan jalan terbaik??? lanjuttttt
Yuliana Tunru
perlihatkan lebam.di tubuh bulan dan kata2 dokter klo bulan demam krn tak diberi makan jg di siksa waktu x ksu tegas may untuk minta cerai dsn tak ada kata2 lg cukup sdh semua x
Lissaerlina
semoga Bulan baik-baik aja dan segera sehat, mending pisah aja may...dan menikah dengan dokter Agam.... lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Faulinsa
kok sejak kematiannya kak??
Yuliana Tunru
akhir x may mencari bulan sedikit z terlambat cm bisa tangisi jasat..thor typo tuh tulis kematian bulan pdhl msh hidup ayo lapor polisi lgsg aplg saat lihat bekas2 biru penganiayaan rani biar sigit dan klga x tak bisa lg byk tingkah pokok x may bisa cerai..thanks jg buat mu thorr ssh kasih cerita bagus yg bikin q gemes yiap bab x 👍👍👍💪💪💪
balqis: makaci support nya🙏
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga may punya firasat pd bulan dan datang ke emh sigit jgn sampai bulan kenapa2 jd tskut thor klo bulan meninggoy
Faulinsa
kyaknya klu Bulan sampai terlambat di bawa ke RS, & berakhir meninggal. bisa di visum.. bisa di kasuskan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!