Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19 Mulai berubah
Kini keadaan Rizky sudah berangsur - angsur membaik. Seluruh rangkaian pemeriksaan sudah dia lakukan dan hasil nya baik tidak ada hal yang berbahaya di kepala nya.
Bahkan siang ini sudah di izinkan untuk pulang, namun tetap saja dia harus kontrol ke rumah sakit kembali.
Rizky sendiri sudah tidak menanyakan tentang ayah nya lagi, karena Azizah sudah menjelaskan kepada Rizky tentang keadaan ayah nya saat ini seperti apa. Dan Alhamdulillah nya bocah tampan itu bisa mengerti. Sungguh Azizah sangat bersyukur sekali karena mempunyai seorang anak yang selalu mengerti dengan keadaan nya.
"Ya Allah...tabungan ku tinggal segini," lirih Azizah menatap buku rekening tabungan nya.
Wanita itu terlihat bingung, karena sisa uang tabungan nya sangat minim sekali, paling hanya cukup untuk biaya hidup dia dan Rizky satu Minggu ke depan. Walaupun kemarin dia memilih fasilitas kelas tiga saat perawatan Rizky, namun tetap saja dia harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk biaya ini itu nya, seperti CT SCAN, cek ini itu, biaya Rontgen dan lainnya. Untung saja biaya kontrakan rumah nya sudah dia bayar. Jadi saat ini Azizah hanya memikirkan untuk biaya modal berdagang lagi dan biaya hidup sehari - hari nya nanti.
Di saat Azizah sedang berpikir keras bagaimana cara nya mengolah keuangan nya yang sudah menipis, tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Tok,
Tok,
Tok,
"Assalamualaikum mba Azizah..."
"Waalaikumsalam...." Azizah langsung berjalan ke arah pintu depan untuk melihat siapa yang datang malam - malam ke rumah nya. Kalau di dengar dari suara nya bisa di pastikan jika yang datang adalah seorang wanita.
"Oh....Bu RT, silahkan masuk Bu..." sapa Azizah dengan ramah.
"Terimakasih mba Azizah. Seperti nya di teras saja ngga papa mba, palah adem.."
Azizah mengangguk dan mempersilakan wanita paruh baya itu untuk duduk di kursi kayu yang berada di teras Azizah.
"Jadi gini mba Azizah, maksud kedatangan saya ke sini mau minta bantuan mba Azizah untuk membuat kue buat acara pengajian rutinan ibu - ibu komplek sini. Kira - kita mba Azizah bisa tidak ya? Tidak banyak kok mba hanya seratus biji Snack box saja selama tiga hari. Isi satu Snack box nya saya minta ada tiga kue, satu buah dan satu air mineral gelas. Gimana mba Zizah, bisa kan?"
"MasyaAllah....bisa Bu," jawab Azizah dengan effort yang luar biasa sekali. Bagaimana tidak di saat dia sedang bingung dengan kondisi keuangan nya, tiba - tiba ada tawaran yang bagi nya sangat luar biasa ini.
"Alhamdulillah kalau mba Azizah bisa, ini daftar menu kue dan buah nya ya mba untuk tiga hari ke depan. Acara nya ba'da dhuhur mba, sekitar jam satu jadi saya minta Snack box nya sebelum jam segitu sudah berada di masjid Al ikhlas di ujung jalan komplek ya mba. Untuk harga per box nya berapa ya mba?"
"Untuk harga yang isi nya sesuai request ibu, per box nya sepuluh ribu Bu.."
" Oke kalau gitu mba, saya setuju dengan harga nya. Dan oh ya, ini sebagai DP nya, sisa nya nanti saya kasih kalau sudah selesai acara nya," kata Bu RT sambil menyerahkan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal isinya.
"Terimakasih banyak Bu."
Setelah kepergian Bu RT Azizah tidak henti - henti nya mengucapkan rasa syukur.
Semenjak mendapat orderan dari Bu RT, pesanan Snack box Azizah mengalir deras, banyak ibu - ibu sekitar tempat tinggal nya yang memesan kue sama Azizah. The power of bibir emak - emak lebih tepat nya saat kumpul - kumpul ketika ada acara yang pasti akan kepo jika ada makanan yang enak. Karena bagi mereka kue buatan Azizah sangat enak dan higienis dengan harga yang sangat terjangkau pasti nya. Di tambah lagi Azizah selalu memberikan bonus kue yang lumayan banyak bagi yang memesan pada nya.
Sekarang Azizah juga tidak hanya menerima pesanan Snack box saja tapi dia juga menerima pesanan nasi kotak dengan beberapa menu pilihan yang sangat menarik pasti nya seperti ayam bakar, bebek bakar, ayam geprek, menu empat sehat lima sempurna atau menu sesuai request dari pembeli. Untuk masalah mochi dia masih tetap memproduksi bahkan mochi nya sudah masuk ke beberapa toko kue dan minimarket.
Azizah juga saat ini sudah mempunyai beberapa karyawan yang membantu nya. Dia memberdayakan beberapa mahasiswa yang sama - sama ngontrak di sekitar dia saat ini. Ya itung - itung membantu mereka untuk mendapatkan uang jajan lebih.
"Mir, untuk pesanan Bu Ida sudah siap kan, soal nya beliau baru saja menghubungi mba untuk memastikan jika pesanan dia di antar tepat waktu," tanya Azizah pada Mira salah satu mahasiswa yang menjadi karyawan nya.
"Alhamdulillah sudah mba, tinggal nunggu Galih dan Damar saja. Karena mereka berdua sejak tadi belum pulang mengantar pesanan di komplek sebelah. Mira sudah coba hubungi mereka tapi ngga ada balasan."
"Ehm ..ya sudah ngga papa, jangan hubungi mereka terus takut nya mereka sedang berada di jalan, nanti palah bahaya. Lagi pula masih ada waktu tiga puluh menit lagi kok."
"Iya mba.."
"Mas... ini bagaimana cerita nya kok bisa - bisa nya harta yang Azizah limpahkan ke kita tidak bisa kita terima !" protes Rania saat mendapati seluruh harta yang sudah Azizah berikan tidak bisa dia nikmati.
"Aku juga ngga tahu sayang, pak Bram hanya menyampaikan seperti itu tadi saat di telepon. Ini mas mau ke sana untuk mengkonfirmasi lagi tentang apa yang pak Bram ucapkan tadi."
"Ini bener - bener gila mas, pelet apa yang wanita itu pakai sehingga orang tua kamu lebih mempercayakan seluruh harta nya ke wanita itu dibandingkan pada mu mas yang anak kandung nya. Jangan - jangan kamu bukan anak kandung keluarga Abdillah lagi mas," ucap Rania sambil menyipitkan mata nya.
"Ngga usah ngaco kamu !"
"Bukti nya papa kamu lebih banyak ngasih ke Azizah dari pada kamu."
"Stop Rania, jangan ngomong omong kosong lagi, lama - lama aku bisa gila kalau dengerin semua omongan kamu. Lagi pula ini juga berawal dari kamu yang memberinya syarat pada Azizah untuk menukar seluruh harta yang dia punya demi aku bisa mendonorkan darah ku pada Rizky."
"Lho kok kamu palah nyalahin aku sih mas ! Jangan bilang kamu mengkhawatirkan anak itu ! "
"Emang salah kalau khawatir pada Rizky, bagaimana pun dia juga anak ku Rania, anak kandung ku, kamu harus ingat itu!"
Setelah mengatakan hal itu Raka langsung berlalu begitu saja dari hadapan Rania. Dia lebih memilih pergi dari pada harus meladeni omongan sang istri yang semakin hari semakin tidak bisa terkontrol.
Setiap hari pasti ada saja yang mereka ributkan, perkara Raka lupa menaruh handuk basah di kasur saja bisa menjadi pemicu keributan bagi mereka. Terkadang Raka merasa sangat lelah sekali menghadapi sikap Rania yang sungguh berbeda jauh dari Azizah. Saat bersama Azizah dulu jangan kan cuma menaruh handuk basah di kasur, saat Raka mengacak-acak seluruh isi lemari pakaian nya pun Azizah tidak pernah protes sama sekali. Dengan begitu sabar wanita itu membereskan semua nya.
"Mas Raka......!"
Setelah gak waris itu di baca kan
Kita tunggu sajah tanggal main nya