NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Nara Menulis

Sumber gambar dokumen pribadi Mugiarni

.

Nara pun turut membuat tulisan. Alinah menyadari bila Nara punya bakat menulis pula.

“Ibu baca tulisan Nara, dong!” Nara pun mengirim via Chat WA ke ponsel Alinah.

Tak lama kemudian Alinah pun membaca tulisan Nara

Nara

Dari semua hal yang dilakukan di sekolah, ekstrakurikuler adalah hal yang paling menyenangkan ketika di sekolah.

Aku mengikuti ekstrakulikuler “english club” yang berada di sekolah ku. Banyak yang bilang bahwa ekskul yang aku ikuti ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang pintar dan ambisius untuk belajar, itu hanya omongan yang beredar saja sebenarnya, tapi kalau di perhatikan lagi memang benar, aku pun termasuk anak yang memiliki ambisi mengenai belajar walaupun tidak pintar.

Mata pelajaran yang aku ikuti di kelas ada 15 yang terdiri dari bahasa inggris, biologi, ppkn, sosiologi, sejarah, matematika, seni musik, kimia, ekonomi, fisika, bahasa indonesia, penjas, geografi, pendidikan agama, dan informatika, dan dari semua mata pelajaran itu yang paling aku suka adalah bahasa indonesia dan bahasa Inggris, itulah mengapa aku masuk english club di sekolah.

Bahasa indonesia adalah pelajaran yang paling memikat perhatianku di sekolah, itu karena hobi ku adalah membaca buku dan menulis cerita pendek. Ketika belajar aku selalu mendapat gambaran mengenai penjelasan guru dengan sangat mudah, hal itulah yang membuatku suka bahasa indonesia karena otakku tak merasa pusing ketika sedang belajar.

Aku sekarang berada di kelas 1 SMA dan berada di kurikulum merdeka, menurutku kurikulum merdeka ini lumayan membantu untuk ku. Karena 2 semester awal di SMA tidak ada pembagian jurusan jadi aku bisa lebih matang untuk memikirkan jurusan apa yang akan aku pilih.

Di kurikulum merdeka ini juga ada yang namanya P5 yaitu proyek penguatan profil pelajar pancasila. P5 ini metode pembelajaran nya adalah membuat proyek dalam jangka waktu yang ditentukan, di sekolahku di kelas 10 ini ada 3 proyek. Proyek pertama yang ku lakukan adalah mempresentasikan mengenai makanan sehat dan bergizi, lalu proyek yang kedua yaitu memparodikan pemilu, dan yang ketiga adalah rekayasa teknologi.

Aku sudah melakukan 2 proyek dan yang paling berkesan adalah proyek yang kedua, di proyek kedua ini aku menjadi peran calon wakil presiden. Menurutku itu sangat menyenangkan dan membuat pengetahuan baru yang selama ini tak pernak ku pedulikan. Aku mengumpulkan berkas, membantu tim sukses ku, menyiapkan program kerja unggulan, membuat visi misi, dan berkampanye ke semua kelas di angkatan ku. Semuanya memiliki momen nya sendiri, dan aku bisa mengasah kemampuan public speaking ku di depan umum, mengasah pengetahuan sosialku terkait isu yang beredar pula, dan semuanya benar-benar menyenangkan terutama saat debat dengan paslon yang lain.

Tak ku sangka debat itu akan menciptakan keinginan untuk mencoba hal yang serupa. Aku mengikuti organisasi osis di sekolah ku, dan tak lama setelah proyek kedua P5 ku selesai langsung ada informasi bahwa akan dilaksanakannya pemilihan ketua dan wakil osis yang baru. Kandidat osis sudah di tetapkan dan mereka bisa memilih wakil yang akan menemani mereka untuk maju bersama di pemilihan osis ini.

Aku di tawarkan untuk menjadi salah satu kandidat wakil ketua osis dan setelah berpikir manfaat apa yang aku dapatkan selama proses ini pun cukup membuatku tergiur dan aku pun setuju untuk menjadi calon wakil ketua osis.

Semua proses ku ikuti dan tentu saja yang paling menegangkan dan menyenangkan adalah ketika debat. Debat dan pemilihan dilakukan pada hari yang sama, dan aku kalah ketika pemilihan, namun itu bukan akhir dari segala keberanian yang aku punya untuk melakukan hal-hal baru, justru aku semakin berani untuk mencoba karena kegagalan yang ku terima tidak terasa pahit sama sekali dan sekarang aku menjabat sebagai ketua seksi bidang 2 yaitu peningkatan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Aku pernah mendengar kalimat “keberuntungan selalu mengikuti orang yang berani”, aku tak ingat pernah mendengar nya dari mana tapi kurasa itu benar adanya. Aku sekarang menjadi orang yang berani mencoba ketika berhadapan dengan situasi sosial contohnya dalam berorganisasi, aku selalu berani menampilkan diriku dengan maksimal di hadapan banyak orang sehingga mendapatkan posisi inti di semua organisasi di sekolah yang aku ikuti.

Setelah membaca tulisan Nara, Alinah rasanya tak percaya bila Nara mampu menulis dengan bahasa yang enak di baca.

“Nara bisa nulis,ya. Kembangkan bakatmu,Ra!” Alinah menasehati Nara.

Nara tersenyum manis. Dia ingin belajar menulis juga. Alinah begitu bangga.

***

Flashback

Alina Kembali terkenang dengan masa lalu.

Begitu Memikirkan Bu Vita dan anaknya .

Anak Bu Vita jika tidak dikabulkan keinginannya maka dirinya ngambek pada Alinah.

Kerapkali anak Bu Vira meminta sejumlah uang pada Alinah. Anak Bu Vita ini seorang gadis. Tak pantas bersikap demikian. Apalagi pada Alinah. Karakter S

Alinah itu seorang yang memiliki kepekaan jiwa yang tinggi. Dia peduli pada sesama. Dengan jiwa yang tertekan hati Alinah menjadi gundah.

Pusing tujuh keliling Alinah memikirkan hal itu.

Pada satu sisi Bu Vita kerapkali berpesan pada Alinah agar Alinah sesering mungkin untuk berkunjung ke tempat kediaman Bu Vita. Namun bersamaan dengan itu Alinah merasa tertekan dengan sikap anak gadisnya itu.

"Aku baru menyadari, ternyata kalau seseorang curhat kepada orang lain dengan maksud ingin mencurahkan beban yang menghimpit perasaannya yang terjadi malah membuat kita tambah sengsara", dan hal ini akan dijadikan pertimbangan untuk melangkah kaki ke depannya nanti.

***

Setelah beristirahat sejenak Alinah menghubungi teman mengajarnya lagi. Alinah menghubungi teman.

Helo terdengar suara yang khas Bu Nina.

"Nomer saya yang dipakai sekarang nomer yong ini ya Bu" jelasnya,

"Lah... emangnya lagi jadi buronen, nomer ko ganti-ganti terus", Bu Nina memang orangnya suka menggoda, kadang sulit membedakan mana kata kata yang serius dan kata-kata yang sifatnya hanya untuk lelucon.

"Bisa jadi begitu... tapi kali ini bukannya lagi jadi buronan, melainkan lagi main petak umpet, he he..."

Dan mereka berdua akhirnya tertawa, sesaat sebelum mengakhiri percakapannya.

Bu Nina dan Alinah dulu di awal perkenalannya, bisa dikatakan keduanya memiliki hubungan yang tidak harmonis.

Bu Nina yang usianya 15 tahun lebih muda dari Alinah kalau ngomong asal "celetak-celetuk", ini sangat berbeda dengan karakter Alinah.

Hidup adalah sebuah proses, Alinahh terus beradaptasi di dalam lingkungan kerjanya, betapapun

Alinah yang usianya lebih tua menempatkan dirinya di harus bisa tengah-tengah kehidupan masyarakat. Berperilaku sesuai asas keseimbangan di dalam hidup ini. Yang muda menghormati orang yang lebih tua, sebaliknya orang yang lebih tua menyayangi orang yang lebih muda. Apabila hal ini sudah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan tercipta hubungan yang harmonis. Negeri ini akan aman, tentram dan damai. Tanpa adanya pertikaian yang pada akhirnya akan terjadi pertumpahan darah. Jika warga masyarakat hidup berdampingan dengan rukun, maka negeri ini akan kokoh.

Semua hal di atas kita kembali kepada kesadaran dari diri kita masing-masing.

***

Di tengah-tengah hidup dalam perantauan. Sejatinya Alinah merasakan kerinduan yang teramat sangat pada kampung halamannya. Di kampung halaman di daerah Jawa Tengah yang terkenal dengan kuliner Soto Sokaraja dan tempe mendoan. Mengingat kuliner yang satu ini Alinah terkenang saat-saat dimana dirinya berjuang menuntut ilmu di bangku kuliahnya. Kuliah di Purwokerto. Anak kos. Satu minggu sekali Alinah pulang untuk menemui keluarga. Pulang ke rumah untuk mengambil jatah uang mingguan sebagai bekal di tempat kos.

Terkadang minggu sore Alinah berangkat ke tempat kos. Tapi karena ada sesuatu dan lain hal, Alinah terpaksa berangkat ke tempat kuliahnya. Kadang menaiki angkot. Saat itu Alinah terkenang dengan sosok yang baik di kampungnya. Mas Pri.

"Mau kuliah ya, ayo di bonceng sama saya!" Mas mengajak turut serta Alinah untuk Pri memboncengnya. Tempat Mas Pri bekerja searah dengan kampus tempat Alinah kuliah dulu

Menghargai keramahtamahan Mas Pri, Alinah membonceng sepeda motor Mas Pri.

"Ya Mas, saya juga sudah buru-buru takut ketinggalan kuliah jam pertama"

Mereka berdua bersama tanpa adanya perasaan apapun. Tanpa beban. Mengalir bagai air.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!