NovelToon NovelToon
Vanadium

Vanadium

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Epik Petualangan / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin / Pulau Terpencil
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ahyaa

Ada begitu banyak pertanyaan dalam hidupku, dan pertanyaan terbesarnya adalah tentang cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode empat belas

Rumah dua lantai itu memiliki replika yang sama antara depan dengan belakangnya, sama dalam artian apapun yang ada di depan maka belakangnya juga akan begitu.

Sebuah pintu besar bergandengan menyambut gagah, terlihat seseorang sedang berdiri di sana. Seorang ibu ibu berusia sekitar lima puluh tahunan, khas wajah wajah keibuan.

Aku berjalan sambil menelan ludah, bagaimana kalau misalnya surat ku di tolak, harus ke mana lagi aku melangkah.

" Kau sepertinya membutuhkan tempat berteduh nak. Kemari lah pintu rumah ini selalu terbuka. " Ucap ibu ibu itu memanggil.

Aku yang sedang berjalan menatap lega, sebuah pembukaan yang baik, aku merogoh saku celana mengambil surat serta amplop berisi uang.

" Simpan saja penjelasan mu nanti nanti nak, juga uangmu. Rumah ini adalah milik bersama, siapa namamu nak?" tanya ibu itu lembut.

" Namaku Dium Bu." ucapku lalu menyebutkan dari mana aku berasal.

" Dium, kau telah melakukan perjalanan jauh, apakah kau mau makan dulu nak sebelum mandi?" tanya ibu itu.

Aku menggelengkan kepalaku, bagaimana mungkin aku bisa makan lagi sementara perutku sudah penuh.

" Baik, kalau begitu kau bisa langsung mandi dulu, sekarang sudah waktunya untuk makan malam bersama, aku harus memimpin anak anak untuk makan di belakang. kau tentu saja lelah setelah melakukan perjalanan jauh, kita bisa menunda sejenak percakapan ini, namaku ibu dere, anak anak setelah keluarga memanggilku demikian. Besok jam tujuh pagi setelah selesai sarapan pagi, kau bisa menemui ku di lantai atas sebelah kiri, pintu warna merah." ucap ibu dere menjelaskan.

Aku mengangguk, besok pagi aku akan menemuinya.

" Sebentar nak, biar aku panggilkan seseorang yang bisa membantu keperluan mu." ucap ibu dere sambil berteriak ke dalam memanggil nama seseorang.

Satu menit kemudian terdengar derap langkah di sepanjang lorong rumah, kemudian seseorang dengan tubuh tinggi, rambut keriting dan kulit sedikit gelap sudah berada di samping ibu dere sambil meletakkan tangan di pelipis memberikan hormat ala ala tentara.

Sejenak ibu dere ikut meletakkan tangan di pelipisnya, menjawab hormat.

" Kau selalu saja melakukan hal itu bet. Aku minta tolong kepadamu beta, ini ada teman baru kita yang akan bergabung menjadi keluarga, apakah kau bisa membantunya memberikan peralatan mandi serta menunjukkan tempat beristirahat nya?" tanya Bu dere

Anak yang di panggil Beta itu mengangguk

" Serahkan saja semuanya kepada Beta Bu komandan, pokoknya semuanya akan aman terkendali, ibu langsung menuju meja makan saja, anak anak sudah menunggu sejak tadi, ibu tau sendiri mereka kalau mau makan sudah seperti monster saja, apalagi si kembar." ucap Beta

ibu dere tertawa lalu mengangguk.

" Nah Dium, ibu tinggal dulu yah, keperluan mu akan di atur oleh Beta, dia anak yang baik meskipun terkadang sedikit jahil, selamat bergabung di keluarga ini nak, semoga kau betah." ucap Bu Beta sambil tersenyum.

Aku mengangguk, mengucapkan terimakasih banyak karena sudah di izinkan bergabung.

Aku menatap punggung Bu dere yang mulai menjauh, langkah kakinya yang cepat, wajah dengan rahang yang keras, serta rambut panjang yang di kepang dua.

" Salam kenal Kawan, nama saya Beta, kau bisa memanggilku demikian." ucap Beta memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya.

Aku mengangguk menerima uluran tangannya.

" Namaku Dium, kau bisa memanggilku Dium. " ucapku balas memperkenalkan diri.

Beta mengajakku ke lantai dua, kami menaiki anak tangga serta pegangan dari kayu jati. Beberapa foto terlihat menghiasi dinding dinding ruangan. Beberapa menit bersama Beta aku bisa mengetahui banyak hal, Beta merupakan seorang yatim piatu, dia berasal dari wilayah timur itulah mengapa logat atau cara bahasanya sedikit berbeda, ada kurang lebih lima puluh orang anak di rumah itu, dengan usia yang bervariatif, dan Dium serta Beta menjadi yang paling tua. Ada banyak ruangan serta lorong di rumah itu, lantai bawah merupakan tempat proses belajar mengajar, lantai atas merupakan kamar tidur bagi semua penghuni, kamar laki laki berada di sebelah kiri menghadap langsung ke lautan, sementara yang perempuan berada di sebelah kanan dan langsung menghadap jalanan. Ada kurang lebih sepuluh kamar mandi untuk laki laki dan itu terletak di tengah-tengah kamar mereka.

Sepertinya Beta merupakan tipekal orang yang suka bercerita, dia dengan riang menjelaskan banyak hal, lalu setelah sampai di kamar dan menunjukkan tempat beristirahat nya, Beta meminjamkan peralatan mandinya.

" Kau bisa segera mandi Dium, kalau kau merasa badan mu lelah kau bisa langsung tidur setelahnya, tapi jika kau lapar kau bisa turun ke bawah, di meja belakang itu adalah tempat kita makan bersama." ucap Beta menjelaskan.

Aku mengangguk mengucapkan terimakasih banyak.

" Eh, anu apakah tadi ibu dere sedang menunggui seseorang atau memang hanya sebuah kebetulan dia berada di sana?" tanyaku penasaran.

Beta terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Aku tidak tau juga bagaimana cara menjelaskannya Dium. Tapi aku merasa sepertinya ibu dere memiliki suatu ikatan, ia akan merasakan apabila ada anak yang membutuhkan tempat berteduh dan menuju kemari, percaya atau tidak percaya dia juga dulu melakukannya saat aku baru pertama kali datang, serta melakukan nya kepada orang orang setelahku. Dan kalau kau mau tau Dium, dia bahkan sudah memberi tahukan di meja makan tadi pagi kalau akan ada teman baru yang datang nanti malam. Aku rasa itu bukan sebuah sihir, tapi sebuah ikatan yang dengan tulus ia jaga." ucap Beta menjelaskan.

Aku menelan ludah, baru kali ini aku mendengarkan ada sebuah ikatan yang sangat hebat selain ikatan antara ibu dengan anak.

" Aku harus segera turun ke bawah Dium, hari ini adalah jatahku beserta teman temanku untuk menghidangkan makan malam, aku harus berada di sana untuk membalas tepuk tangan dari mereka." ucap Beta bercanda. Tapi memang benar, hari ini adalah tugas Beta dan timnya yang menyiapkan makan malam, di sini semua anak di latih untuk mandiri dan saling bekerja sama satu dengan yang lainnya.

Aku tertawa, mengucapkan terimakasih banyak kepada Beta, sepertinya aku memilih teman yang menarik di sini. Beta melambaikan tangannya ia bergegas turun ke bawah.

Aku menghela nafas pelan, terkadang hidup ini seperti lelucon. Semalam aku sendirian karena di tinggali ibu, tapi hari ini sepertinya aku memiliki ibu yang baru lengkap dengan teman teman baru. Baiklah, aku mengambil peralatan mandi yang di pinjam kan oleh Beta, badanku terasa sakit semua, sepertinya setelah selesai mandi aku akan langsung tidur, selamat datang Dium di rumah barumu, ini adalah rumah yang hebat, rumah di mana aku akan menghabiskan waktu untuk tiga tahun ke depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!