REVENGE

Ruangan itu diisi satu buah sofa panjang dan kulkas yang berada di pojok ruangan. Alex melihat jam tangannya, sudah jam sebelas malam.

Pertama bingung juga kenapa pengawal menyuruh ia duduk di tempat ini. Setelah melihat ke depan ia baru mengerti, sadar bahwa Silvano sengaja menghinanya dengan cara mempertontonkan dirinya dalam permainan 4sm4ra.

Ia mondar mandir di ruangan kaca itu dan membuka kulkas. Alex mengambil satu botol air mineral. Alex tidak mau terkecoh dengan mengambil minuman beralkohol. Kemudian ia duduk dan memandang ke depan.

Silvano terlihat menuntun Kitsune ke pinggir ranjang.

"Sayank duduklah." ucap Silvano dengan senyumannya yang khas. Laki-laki tinggi besar itu memandang Kitsune dengan hati berbunga-bunga.

Tanpa di suruh dua kali Kitsune duduk dan otaknya berpikir keras supaya bisa lolos dari Silvano. Kemudian Silvano membuka bajunya, ia memperlihatkan dadanya yang bidang dan kotak-kotak penuh dengan tatto.

Silvano lalu mendekat, ia terlihat masih menahan diri untuk menubruk Kitsune.

"Tuan Silvano, aku minta penjelasanmu, kenapa kau mengajak aku kesini?"

"Kenapa kau bertanya lagi, bukankah sudah aku bilang kalau kita akan kencan buta. Dan aku sudah membayarmu lunas."

"Kau membayar kepada siapa? Aku bukan p3l*cur yang minta bayaran. Aku hanya seorang penyanyi yang butuh digaji untuk hidupku dan bayi dalam kandunganku." ucap Kitsune pura-pura tidak tahu.

"Aku kira kau sudah tahu dari awal dan kau dapat bagian dari kerjamu."

"Kau boleh tanya ke pak Dicky, dia tidak ada memberitahu masalah ini. Apalagi soal bagi hasil. Seandainya aku tahu tidak mungkin aku mau, karena aku tidak ju4l diri. Aku bekerja halal."

"Inara, kau jangan bersilat lidah. Kau tidak mungkin sebodoh itu." suara Silvano mulai meninggi.

"Aku benar-benar tidak tahu!"

"Terus, apa tujuanmu mengikutiku kesini? dasar bodoh!"

"Aku ingin tahu siapa yang menjual anak pak David yang bernama Kitsune ke luar negeri?"

Silvano terdiam, hasratnya untuk m4king l0ve tertunda. Padahal ia ingin merasakan sens4si berhubungan dengan wanita yang sedang hamil. Sial! Harusnya ia membagi dua uang itu supaya wanita ini cepat menyerah. Bathinnya.

"Siapa dia Silvano?" ulang Kitsune lagi. Ia tidak peduli Silvano kesal.

"Alex, siapa lagi. Hanya dia yang mampu berbuat sadis kepada wanita. Aku yakin dia yang menjual organ tubuh pelayannya dan tawanannya."

"Itu pemikiranmu, dia mencintai Kitsune, mana tega dia menjualnya."

"Kami adalah kerak-kerak ner4ka, yang tidak punya hati dan cinta, yang ada hanya uang, s3x dan narkotika." sahut Silvano.

Kitsune terlihat kaget. Wajahnya seketika memerah menahan marah. Dari tempat Kitsune tidak akan terlihat Alex yang duduk dengan tampang marah kepada Silvano. Jadi Kitsune tidak tahu kalau Alex menonton tingkahnya.

"Tuan Silvano, apa yang kau katakan itu benar? Karena aku akan balas dendam."

"Pikir secara logika. Alex ingin menjual organ tubuh pelayannya dan Kitsune karena butuh uang untuk menikah dengan Delila. Disamping itu aku dengar saham Macan Samurai anjlok di pasar bursa."

"Tidak mungkin, Alex sama sekali tidak butuh uang. Kau asal cuap-cuap."

"Harusnya kau tanya dia, bukan aku. Karena diluar sana banyak gosip yang mengatakan kalau Alex dicurigai."

"Kalau Alex dicurigai pasti dia sudah ditangkap. Pasti ada orang lain. Kau tidak becus memberi berita."

"Mungkin Ary, tangan kanan Alex, tapi dia sudah bebas tidak terbukti bersalah. Aku sendiri tidak mengikuti berita itu. Yang aku tahu Delila tunangan Alex, terus Alex berselingkuh dengan Kitsune."

"Kau dapat berita dari mana?"

"Dari Delila, wanita itu mainanku. Setiap malam disini." ucap Silvano bangga. Ia kemudian mengeluarkan pakaian Delila.

"Lihat ini pakaiannya..."

"Kau sungguh beruntung bisa tidur dengan tunangan Alex. Jangan-jangan Delila yang punya ide menyingkirkan Kitsune."

"Tidak, dia juga sempat dicurigai, tapi tidak terbukti. Sedangkan Alex tidak tersentuh polisi, kemungkinan dia yang menjual tawanannya untuk balas dendam."

Alex merekam pembicaraan Silvano dan wanita itu, ia merasa aneh, kenapa wanita itu ingin tahu masalah hilangnya Kitsune. Ada hubungan apa dengan Kitsune. Pikir Alex.

Kembali matanya tertuju kepada sepasang makhluk yang berlainan jenis itu. Tiba-tiba Alek terpekik, ia melihat Silvano dengan kasar menarik wanita itu dan merobek pakaiannya.

"Astaga! Tubvhmu begitu mvlus tanpa cela, aku menyukainya." ucap Silvano memaksa Kitsune menerima ci*mannya.

"Tolong jaga sikapmu!!" tepis Kitsune saat tangan Silvano merambah gunung kemb4rnya.

"Tidak ada wanita yang berani menolak keinginanku. Kau telah aku bayar ratusan juta, berani menolak aku?"

Silvano langsung memeluk Kitsune dari belakang. Ia sendiri bingung mencari posisi enak, tumben berhadapan dengan wanita hamil.

"Silvano aku hamil, jangan menyakitiku." ucap Kitsune hampir menangis. Ia ingat saat di perkaos oleh Alex.

"Diam sayank, semua akan berjalan lancar asal kau menurut."

"Tolonglah...aku janji besok akan menurut saat ini aku sangat takut, terbayang saat aku diperkaos waktu dulu."

Silvano menjauh dari Kitsune, laki-laki itu membuka seluruh pakaiannya tanpa mau tau protes dari Kitsune. Tanpa sungkan ia memamerkan senjata rahasianya.

Kitsune hampir terpekik kaget, ia cepat memalingkan mukanya. Kali ini Silvano kembali mendekati Kitsune.

"Silvano jangan mendekat!!" teriak Kitsune seraya mengambil jaket Silvano di lantai untuk menutupi tubuhnya.

"DIAM!!" teriak Silvano marah. Ia cepat mengambil cambuk dari rotan dan,

Plaarrr!!

"Aduuhhh....."

Teriakan Kitsune membuat darah pria itu bergejolak. Ia tertawa senang dan sangat menikmati ketakutan Kitsune.

Dengan sekuat tenaga, Kitsune berusaha menghindar dan melindungi perutnya dari sabetan rotan itu. Akhirnya Kitsune tidak tahan, tangisnya berubah jadi amarah, ia langsung mengambil pistol yang berada di kantong jaket Silvano.

"Doorrr...Doorrr.."

Silvano terpental dan ambruk di lantai tanpa sempat bicara. Matanya melotot memandang Kitsune. Dengan tangan gemetar wanita itu mengambil sprei dan menutup tubuh Silvano.

Kitsune tidak mungkin memakai gaunnya karena sudah robek-robek. Ia mengambil kemeja Silvano dan memakainya, untung cukup. Kemudian ia memakai jaket dan memasukan pistolnya.

Tidak lupa Kitsune mengambil ponsel Silvano dan keluar dari kamar. Kemudian ia mengunci pintu dari luar mengantongi kuncinya.

"Mari kita pulang." ajak Alex.

Pria itu sudah menunggunya di depan pintu. Alex membantu Kitsune naik ke mobil Rubicon yang sudah dipersiapkan dari tadi.

Ketegangan sangat terasa, tidak ada yang berbicara, Kitsune melihat dari jendela mobil, m4yat bergelimpangan. Ia yakin Moa Tan yang menghabisi mereka.

Kitsune tidak peduli, seluruh tubuhnya gemetar, Alex memeluknya dan berusaha menenangkannya. Tapi Kitsune berontak dan menepis tangan Alex.

Tiba-tiba Kitsune mengambil pistol dan,

"Plaakkk!!"

Pistol terlempar jatuh. Tangan Alex cepat bergerak dan memukul tangan Kitsune yang memegang pistol.

"Kau mau membunuhku?" tanya Alex tanpa emosi.

Alex sudah tahu akan begini jadinya. Ia sadar saat ini. Gara-gara omongan Silvano yang menuduhnya menjual organ tubuh, wanita disampingnya ini percaya. Alex yakin wanita ini pasti akan balas dendam.

*****