NovelToon NovelToon
Strange Rebirth

Strange Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lemonia

Reyna dikirim ke masa lalu setelah berhasil menjebloskan suaminya kedalam penjara.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa aku kembali saat aku sudah terbebas dari baj*ngan itu?"

.

"<Bos! kamu membuat mereka lebih dekat! Lakukan sesuatu bos!>"

"Biarkan saja dulu. Sistem, dimana tokoh antagonis sekarang?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Sekolah (lagi)

Saat Reyna tiba di sekolah, Radit sudah menunggunya di depan gerbang.

Apa? Dia menggunakan alat Doraemon atau apa?

Laki-laki tersebut menghentikan motor Raka dan menangkap lengan Reyna, menuntunnya turun. Tidak ingin membuat macet di pintu masuk, dia menurut.

"Jelasin aku salah apa, Rey?!"

"Harus sekarang banget ya, dit?" Reyna tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, jadi dia mencari alasan. "Dengar Radit, kita sudah tidak cocok. Apa kamu tidak mau mengakui itu? Seperti kamu yang suka hujan dan aku lebih memilih musim panas."

"Dari awal kita memang memiliki selera yang berbeda, Rey. Tapi kamu tiba-tiba minta putus di hari ulang tahunku, apa aku tidak berhak untuk protes?"

"Putus, ya putus," Reyna bergumam seraya melihat kesekitar, hatinya tidak nyaman mengetahui banyak orang yang melihat ke arah mereka. "Cukup, aku tidak ingin menjadi tontonan."

Setelah mengatakan itu, dia pergi ke kelas meninggalkan Radit begitu saja. Sepanjang koridor, hampir semua siswa menggerombol, membentuk kelompok kecil dan Reyna tau, mereka membagikan gosip.

"Kalian mendengar beritanya? Reyna Adeline mencampakan Raditya!"

"Benarkah? Wah, sulit dipercaya."

"Aku ikut patah hati, mereka pasangan favoritku."

"Hei, Radit sudah single sekarang. Aku mengincarnya dari lama."

"Apakah doaku terkabul, mereka beneran putus atau hanya break sebentar?"

Hadeuh, Reyna tidak mengerti bagaimana bisa beritanya menyebar secepat ini.

Begitu Reyna masuk ke dalam kelas, semua siswa di kelas itu menatapnya. Bagus.

Reyna menghampiri Bulan yang sedang mengobrol dengan teman masa kecilnya. Tidak ingin mengusir, tapi itu bangkunya. Dia mendekat dengan senyuman.

"Bagaimana kabarmu, Bumi?" kata Reyna basa-basi, sambil menepuk bahu Bumi ringan.

"Hai, Rey. Aku baik. Wah, kamu semakin cantik setelah putus," jawab Bumi dengan senyum lebar.

Bulan menyipitkan mata. "Apa kamu buaya, ha?! Kembalilah ke kelasmu, jangan ganggu Reynaku," katanya sambil mencoba mendorong Bumi agar bangkit dari duduknya. Tubuhnya yang lebih besar membuat Bulan kesulitan.

Bumi tertawa kecil, menghindari dorongan Bulan. "Kamu cemburu? Aduh!" Dia berseru saat Bulan semakin keras mendorongnya.

"Keluar dari kelasku!" bentak Bulan, wajahnya memerah karena frustrasi.

"Aw, kamu tetap cantik ketika marah. Jangan cemburu, Mun," goda Bumi, membuat Bulan semakin marah.

"Enyahlah!" Bulan akhirnya berhasil mengusir Bumi, laki-laki itu tertawa ketika keluar dari kelas.

"Kalian semakin akur," ucap Reyna dengan nada sarkastis, bibirnya melengkung menjadi senyum tipis.

"Dilarang bicara sarkas!" balas Bulan cepat, menatap Reyna dengan mata tajam, tangannya terkepal di samping tubuhnya.

Bu Lisa masuk ke dalam kelas diikuti oleh seorang siswa baru di belakangnya. Siswa-siswa lain mulai berbisik, saling bertanya-tanya dengan teman terdekat mereka. Namun, bagi Reyna, siswa baru tersebut tidak asing. Dia sudah menduga, atau mungkin sedikit menunggu kedatangannya. Dia adalah—

"Selamat pagi semuanya, Aku Bintang, siswa baru di kelas ini. Semoga kedepannya kita bisa berteman baik."

—Bintang.

Bintang duduk di urutan kedua dari depan, di barisan ketiga, persis di depan papan tulis. Karena tempat duduk diatur oleh Bu Lisa, tidak ada yang memprotes hal itu.

Kegiatan belajar-mengajar berlangsung cukup kondusif. Reyna bisa mengingat kembali materi yang sudah terkubur lama, meskipun sekarang dia lebih memahaminya dibandingkan dulu. Jika diizinkan untuk sombong, Reyna bisa mengatakan bahwa dia mampu meraih peringkat pertama di kelasnya.

"Hei, siswa baru itu, kamu mengenalnya kan?" Bulan menyikut Reyna agak kasar, membuat Reyna tidak sengaja mencoret tulisannya. Dia melirik Bulan tajam, namun tampaknya tidak dihiraukan. Pemilik lesung pipi itu masih sibuk mencatat tulisan di papan tulis. Reyna memutar bola matanya, meredam rasa kesalnya.

"Maksudmu Bintang? Memangnya kenapa?"

"Kalian tampak saling menyapa dengan tatapan mata. Dan juga, melihatnya dari belakang, sepertinya dia tidak asing. Di mana aku melihatnya?" Bulan bertanya sambil memiringkan kepala, mencoba mengingat.

"Di kafe Bu Endah," jawab Reyna singkat.

"Oh iya! Benar, cowok itu! Kenapa aku bisa melupakan cowok tampan?" seru Bulan, menepuk dahinya dengan dramatis.

Reyna melirik Bulan lagi. Sepertinya dia melupakan sesuatu. Ah, dikehidupan sebelumnya Bintang menyukai Bulan, kan?

Bagaimana bisa Reyna melupakan cinta fenomenal itu? Cinta segitiga antara Bumi, Bulan, dan Bintang. Persaingan Bumi dan Bintang yang secara terang-terangan memperebutkan Bulan membuat ketiganya terkenal di sekolah, bahkan beberapa guru juga tahu akan itu.

Jadi, apakah ini awal kisah mereka? Dulu Reyna cukup tidak acuh terhadap kisah cinta orang lain, dia sibuk bermesraan dengan Radit. Kalau tidak salah, mungkin dia menjadi selalu orang terakhir yang tahu akan gosip yang sedang ramai di perbincangkan.

Tapi, pada akhirnya hati Bulan berlabuh di Bumi. Sebelum kelulusan, Bumi menyatakan cintanya dan langsung diterima. Maka dari itu, Bintang terbang ke Amerika untuk move on.

Yah, tidak sia-sia, dia berhasil menjadi pengacara yang sukses.

...****************...

Reyna berjalan memasuki kantin sekolah yang penuh dengan murid yang sibuk menikmati waktu istirahat mereka. Suara tawa, obrolan, dan denting piring bercampur menjadi satu. Meja-meja kayu yang tersebar memenuhi ruangan, dengan beberapa di antaranya dihiasi coretan-coretan kreatif dari para siswa.

Dia mengambil nampan dan mulai mengantri di barisan makanan. Aromanya menggoda hidungnya; wangi nasi goreng, soto, mie ayam, dan aneka lauk pauk yang disajikan hangat. Sambil menunggu giliran, Reyna memperhatikan sekelilingnya, mencari tempat duduk yang kosong.

Di sudut kantin, dia melihat Bulan dan Bumi yang sedang asyik bercanda sambil menikmati makanan mereka. Reyna melambai, dan Bulan membalas dengan senyuman lebar, mengisyaratkan agar Reyna bergabung dengan mereka. Setelah mendapatkan makanannya, dia berjalan ke arah meja mereka.

"Kamu tidak bersama siswa baru itu?"

"Berhentilah menyebutkan 'siswa baru itu', namanya Bintang. Dia teman sekelas kita. "

Bulan mendengus, "Terserah, Tapi yang perlu kamu tau, saat kami mengajaknya ke kantin bersama, dia bilang ingin menunggumu." ucapan Bulan diiyakan oleh Bumi.

"Aku tadi langsung ke sini setelah dari kamar mandi. Jadi dia masih di kelas? Apa sebaiknya aku menjemputnya?"

"Tidak usah, kita belikan saja roti saat kembali."

Reyna setuju, dia juga sudah merasa sangat lapar.

"Reyna," sapa Radit yang seenaknya duduk disebelah Reyna.

Reyna hanya melirik sekilas tanpa memberikan jawaban, kemudian kembali memusatkan perhatian pada makanan di depannya. Sementara Bulan dan Bumi hanya memperhatikan.

"Wah, nasi goreng? Sayangnya aku membeli soto."

"... " Reyna diam.

"Mau mencoba? Bukankah kamu sangat suka, mau kusuapi?"

"... " Reyna masih tidak mau menjawab.

"Baiklah jika kamu meminta putus. Apakah kita tidak bisa menjadi teman?"

Reyna sedikit terkesiap mendengarnya. Berteman? Reyna tidak pernah mikirkan itu. Apakah dia bisa berteman dengan Radit?

Tiba-tiba, suara Bintang terdengar dari belakang mereka, "Berhenti. Dia merasa tidak nyaman, bukankah seharusnya kamu pergi?"

Reyna menoleh dan melihat Bintang berdiri di sana, wajahnya tegas, matanya penuh perhatian.

1
aca
masih teka teki
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!